Tidak ada yang tidak terluka karena kita semua sama-sama terluka mungkin hanya sumbernya yang berbeda.
-Semesta
......
Seorang anak perempuan tengah berdiri di depan pintu kamar sambil membawa satu nampan yang berisi makanan dan minuman.
tok tok tok
"Ma? ini Syna ma" ucap Syna dari balik pintu
"Syna? masuk sayang" ucap Beatrice
"Kenapa sayang?" ucap Beatrice
"Ma.." panggil Syna
Beatrice melihat kearah Syna lalu ia menghela nafas panjang dan menyuruh Syna pergi membawa nampan nya.
"Mama gak laper mending kamu keluar" usir Beatrice
"Tapi mama belum makan Syna khawatir ma" ucap Syna
"Mama gak mau makan kamu aja yang makan" ucap Beatrice
"Tapi ma...mama makan sedikit aja ya?" bujuk Syna
"SEKALINYA ENGGAK YA ENGGAK!!! KAMU DENGER GAK SIH??? KAMU BUDEK YA HAH???? PERGI DARI SINI!!!" teriak Beatrice
Pranggg
Beatrice menyingkirkan nampan yang ada ditangan Syna hingga terjatuh dilantai sampai membuat Syna terkejut.
"Ma...mama..." lirih Syna
"PERGI SIALAN!!!!! ARGHHHHH PERGII!!! KAMU GAK MAU PERGI HAH??!!" murka Beatrice
Karena melihat Syna yang tak kunjung pergi Beatrice menjadi tambah marah, ia mendekati Syna lalu mencekiknya. Syna yang mendapat serangan tiba-tiba tak mampu menghindarinya terlebih lehernya dicengkeram cukup kuat.
"Ma...uhukk...uhukk..mm..maa..sshhjk...sha..kit mmaa.." ucap Syna terbata-bata
"KAMUU!! UDAH BARANI NGELAWAN YA?? INI PASTI KARENA SEMESTA IYA KAN??!!? KAMU HARUS MATI!!! HARUSS!!!" Beatrice
"Mma...Sshy...sshyyn..naa..ggaakk...bishh..ssha naff..fashh.." ucap Syna
"DIAM!!! DASARR ANAK SIALAN!!! ARAGHH ENYAHH KAUU!!!" ucap Beatrice
duakhh
bughh
Beatrice memukul Syna dengan benda yang ada disekitarnya lalu mendorong Syna kearah pintu namun karena Syna kehilangan keseimbangannya ia terjatuh hingga kepalanya mengenai sudut meja kamar.
"RASAIN INII!!!INI AKIBAT KALO KAMU GAK MAU DENGERIN MAMA!!! DASAR ANAK GAK BERGUNA!!" maki Beatrice
Syna merasakan pusing akibat benturan tadi terlebih dirinya sudah tak bisa berbuat apapun. Tubuhnya terasa lemas dan kaku. Ia memegangi kepalanya namun ia merasa seperti ada sesuatu yang mengalir dan basah.
"Ddd..darrah?!" gumam Syna
Ia terkejut ketika melihat darah ditangannya, perlahan air matanya mengalir dan ia tersenyum penuh arti.
~~~~
"Kemana Syna?"
Semesta baru saja kembali dari minimarket di dekat daerah rumahnya namun setibanya dirumah ia mendapatkan rumahnya yang sunyi. Semesta memiliki sedikit rasa cemas dan gelisah, tiba-tiba perasaannya tidak enak.
"Syna?"
Semesta mencari Syna di ruang makan namun yang ia temui hanya mangkuk mangkuk bubur Syna yang ada dj cucian piring.
"Gak mungkin kan?!? Syna!!!"
Semesta langsung mencari Syna ke kamar Beatrice dan benar dugaannya ada Syna disana. Semesta terkejut ketika melihat Syna meringkuk tak berdaya dibawah lantai. Ia langsung menghampiri Syna dan melihat mama nya menatap sinis dirinya.
"Syna??"
"Abb...banggg" lirih Syna
Semesta langsung menggendong Syna dan membawanya ke kamar Syna. Sebelum pergi ia melihat Beatrice sebentar lalu pergi.
"Suruh dia untuk dengerin orang tua!! dan jangan kamu mempengaruhi Syna!!" ucap Beatrice sebelum semesta pergi
Sesampainya di kamar Syna ia langsung menaruh Syna dikasur dengan hati hati. Semesta melihat Syna dengan seksama dan hanya luka yang ia lihat. Ia berdiri dan mengambil kotak p3k lalu mengobatinya pelan-pelan.
"Maafin abang Syna abang gagal jadi kakak untuk kamu. Abang gagal jaga kamu bahkan melindungi kamu aja abang gak bisa"
Semesta merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk Syna ia merasa bersalah dan menyalahkan dirinya atas semuanya yang terjadi pada Syna, ia merasa seharusnya dirinya yang berada di posisi Syna sekarang.
"Maafin abang Syna...maaf... seharusnya abang yang ada di posisi kamu.. seharusnya abang gak nyuruh kamu ke kamar mama...ini pasti gak akan terjadi...maafin abang Syna.."
Semesta menangis melihat kondisi sang adik dan menyalakan dirinya. Ia selalu menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi. Syna yang masih sadar mendengar perkataan Semesta ia tak terima mendengarnya.
"Abang adalah abang yang terbaik seharusnya abang gak perlu menyalahkan diri sendiri kaya gini Syna jadi sedih bang..abang tau? Syna beruntung karena punya abang disisi Syna karena abang selalu ada untuk Syna" batin Syna
Mereka berdua menangis dalam diam bersama-sama tanpa ada suara. Mereka terbiasa menangis tanpa mengeluarkan suara, terbiasa terluka membuat mereka tak bisa mengerti lagi tentang apa itu bahagia yang mereka rasa hanya hampa yang menerpa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
"Maafin Syna ya bang? Syna selalu nyusahin abang, Syna selalu buat abang khawatir maafin Syna ya bang? seterusnya kita bakalan terus sama-sama kan bang? Syna gak bisa tanpa abang. Makasih ya bang Syna bangga punya abang, Syna harap Syna bisa selalu jadi adek nya abang dan abang jadi kakaknya Syna. Syna kuat karena abang kuat" -Syna
"Syna gak boleh sakit abang gak suka, Syna gak boleh kenapa-kenapa abang bakalan sedih. Abang cuman mau Syna bahagia janji ya? kamu harus terus bahagia? abang gak mau liat Syna sedih kalo Syna sedih abang harap semua kesedihan kamu bisa berpindah ke abang biar abang aja yang terluka kamu gak boleh. Abang bakalan lebih hancur kalo abang liat kamu sedih. janji ya sama abang? bahagia terus meskipun bukan sama abang, walaupun gak ada abang lagi di sisi kamu Syna harus janji sama abang ini permintaan abang Syna" -Semesta
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramesta (RAHASIA SEMESTA) |REVISI
Teen FictionSemesta selalu punya rahasia begitupula dengan Semesta Andrian Radnanta. Tentang semesta nya yang hilang. Semesta yang tak sempurna tapi mengharapkan kesempurnaan karena keharusan. Tuhan tau tapi semesta memang tidak pernah adil bukan Semesta namun...