"Salahin aja Semesta jangan Syna karena Semesta udah terbiasa dengan itu.
-Semesta
17:30
Semesta tengah melihat langit mulai berubah menjadi warna jingga karena hari mulai larut pandangannya lurus ke depan, ia menatap langit dengn raut wajah sedikit sendu.
"Abang?" panggil Syna lalu Semesta mendekat ke arah Syna
"Iya? kamu kenapa? ada yang sakit?"
Semeta sangat khawatir dengan Syna, ia berharap adik nya tidak mendapatkan luka fisik yang serius.
"Pusing bang, Syna pusing" ucap Syna
"Kita ke dokter aja yuk? abang gak mau kamu kenapa kenapa"
"Gak mau, Syna gak papa maaf buat abang khawatir" ucap Syna
"Kamu adek nya abang wajar kalo abang khawatir"
"Bangg" lirih Syna
"Syna?? kamu mimisan??"
Semesta panik saat melihat darah mengalir dari hidung Syna. Ia tambah panik ketika Syna tiba-tiba pingsan begitu saja, karena terlanjur panik Semesta tak memperdulikan apapun ia hanya mengkhawatirkan Syna dan langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Syna langsung di tangani oleh dokter.
"Syna...kamu pasti baik-baik aja kan??"
"Abang mau ngasih tau papa tapi rasanya gak mungkin...Syna bertahan untuk abang ya?? abang gak punya siapa-siapa lagi selain kamu...Syna.."
Semesta terus saja mondar-mandir sambil menunggu dokter selesai memeriksa Syna tak lama kemudian dokter menghampiri Semesta setelah selesai melakukan pemeriksaan pada Syna.
"Apa anda keluarga dari Pas__" ucapan dokter dipotong oleh Semesta
"Iya saya abang nya, adek say gapapa kan dok? dia baik baik aja kan?? gak ada yang serius?? iya kan?"
Semesta terus saja melontarkan banyak pertanyaan pada dokter hingga membuat dokter bingung harus menjawab pertanyaan yang mana.
"Tolong tanyakan satu satu" ucap dokter
"Ah? iyaa maaf dok saya khawatir sama adek saya"
"Iya saya mengerti jadi biar saya jelaskan seperti apa kondisi pasien. Ada kemungkinan pasien mengalami stress berat dan kelelahan karena sesuatu jadi sebisa mungkin jangan membuat pasien menjadi stress dan batasi segala aktivitasnya agar pasien tidak mengalami kelelahan. Untuk saat ini biarkan pasien istirahat sebentar" jelas dokter
"Syukurlah kalo adek saya baik-baik aja, terimakasih dok"
"Ahh saya lupa, adik anda sepertinya habis terbentur sesuatu di bagian kepala untung saja bukan kepala bagian belakang dan lukanya mungkin akan membekas walaupun tidak terlihat karena tertutup rambut. Apa kalian baik-baik saja? tidak terjadi sesuatu yang serius kan sebelumnya?" ucap dokter
"Gak ada kok dok, sekali lagi terimakasih"
"Iya sama-sama" ucap dokter
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramesta (RAHASIA SEMESTA) |REVISI
Teen FictionSemesta selalu punya rahasia begitupula dengan Semesta Andrian Radnanta. Tentang semesta nya yang hilang. Semesta yang tak sempurna tapi mengharapkan kesempurnaan karena keharusan. Tuhan tau tapi semesta memang tidak pernah adil bukan Semesta namun...