BAB 24

121 9 0
                                    

"Halo Kek" Ucap Dika setelah kakek menjawab panggilannya

"Halo Ka? Ada apa, tumben kamu nelfon kakek" Ucap Kakek

"Iya kek. Sebenarnya, pemasukan perusahaan kita menurun kek, beberapa investor juga banyak yang batalin kontrak kek. Apa yang harus kulakukan sekarang kek?" Ucap Dika frustasi

"Kakek minta maaf Dika, karena mulai hari ini, kakek tidak akan ikut campur lagi dalam masalah perusahaan kita. Sudah saatnya kamu menjadi dewasa dan mandiri Dika, mulailah dari dirimu sendiri. Kakek tahu ini akan sangat sulit bagimu, tapi kakek juga tidak ingin kamu terlalu bergantung pada kakek. Apalagi, kakek ini sudah tua, usia kakek didunia ini juga semakin sedikit, jadi selagi masih ada kesempatan, kakek mau lihat kamu mandiri. Kakek tahu semua ini akan terjadi, dimana kita akan berada dititik terakhir kita, tapi dari situ juga kita akan belajar mandiri, dan berdiri diatas kaki kita sendiri. Kakek gak mau, kalau kamu nantinya sama seperti ayahmu itu, karena kakek selalu memanjakannya sejak kecil, membuat dia menjadi sombong, sulit baginya untuk mandiri. Karena itu, kamulah satu satunya harapan kakek saat ini Andika. Ini mungkin belum seberapa, karena masih ada pukulan berat yang menunggu kamu dimasa depan. Jadi kamu harus mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang, dan kakek juga memiliki sesuatu yang mungkin akan sangat membantu kamu dimasa depan. Jangan mudah percaya pada orang lain, yang bisa kamu percayai, hanya diri kamu sendiri! sekalipun mempercayai orang lain, ambilah hal yang mungkin bersifat positif, jangan yang negatif, agar kamu tidak mudah membenci seseorang!! Itulah kunci kesuksesan seorang pengusaha" Ucap kakek panjang lebar menasehati cucunya

'Apakah memang sudah saatnya aku berdiri sendiri?' Batin Dika beranalog "Makasih kek, kakek sudah memberikan yang terbaik untuk Dika, tapi, apa kakek yakin, aku sudah layak untuk semua ini? Kakek tahu dengan persis lingkungan aku hidup, diusiaku yang sekarang ini, aku belum sedewasa orang orang yang pernah kakek temui, karena sejak awal, aku bisa menduduki posisi ini, hanya karena ini sesuatu yang kakek bangun, dan aku hanya menjalankannya" Ucap Dika yang merasa kurang mampu

"Sejujurnya kakek juga tidak yakin. Tapi, setelah Key tinggal disini selama setahun, banyak hal yang kakek pelajari. Mungkin usia kakek lebih tua darinya, tapi dari segi keingintahuan dan praktek yang dilakukan Key selama di London membuat kakek paham bahwa pengalaman itu tidak akan ada, ketika kita tidak mencarinya" Ucap kakek panjang lebar

"Bagamana caranya kek? Selama ini yang kulakukan hanya duduk dan menandatangani berkas berkas, tidak ada yang bisa kujadikan pengalaman" Ucap Dika

"Sebenarnya, dari pekerjaanmu saat ini, akan banyak pengalaman yang bisa kau dapatkan. Sayangnya, kakek yang tidak memberimu peluang. Karena itu, dari sinilah pengalamanmu dimulai. Jika kamu merasa kesulitan, ceritakan pada kakek, agar kakek bisa memberikan solusi yang tepat untukmu, jangan sampai pikiranmu terbebani, itu tidak bagus untuk kesehatan mental dan fisikmu" Ucap kakek

"Bicara soal pengalaman kek, aku berniat membangun sebuah hotel, dan menjadikannya sebagai sesuatu yang memang kubangun dengan jerih payahku sendiri" Ucap Dika yang dalam sekejab mendapatkan gambaran

"Bagus, bagus! Kakek setuju. Kamu memang cucu kebanggaan kakek" Ucap Kakek bangga

"Oyah kek, selama Key tinggal di London, dia ngapain aja kek? Soalnya pas Dika telfon, selalu gak aktif kek" Ucap Dika dibumbui sedikit kebohongan

"Hm, setiap hari senin sampai jumat, dia tinggal dirumahnya sendiri. Pagi hari dia bersekolah, usai sekolah berkerja paruh waktu disebuah kafe, usai berkerja, kadang langsung pulang, kadang dia akan singgah dirumah teman temannya. Untuk weekend, dia tinggal bersama kakek, dan kami menghabis waktu bersama, kadang juga teman temannya akan bergabung. Sepertinya hanya itu" Ucap kakek menceritakan kegiatan Keyra saat tinggal di London

Antagonist QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang