"Kalian punya banyak makanan" Noe berucap melirik setumpuk makanan disudut dapur, cukup banyak untuk hidup dua minggu andai mereka tidak mendapat tiga anggota baru yaitu dirinya,laras,dan berlian
"Mendapat makanan sebanyak itu juga tak mudah tahu, ahh tapi sekarang itu akan kurang" keluh ichad
"Tenang saja aku akan membantu mu berburu" noe menepuk pelan pundak pemuda itu dan melenggang pergi menyusul yang lain
Dalam sekejap laras,berlian dan icut sudah akrab
Mereka mengobrol ringan menceritakan hal-hal tak penting
Hingga akhirnya ichad datang dan mengubah cerita menyenangkan mereka menjadi cerita menegangkan saat dirinya dan reza berburu keluar mencari makanan
Noe masih enggan menimbrung dan hanya diam menyimak, tapi beberapakali suara laras terdengar menyela menceritakan kejadian saat dirinya juga keluar mencari makanIchad berdecak kagum
"Kalian keluar? Maksudku kalian bertiga perempuan dan kalian berani keluar? Wah mengesankan, icut saja tak berani""Keadaan memaksa, lagipula Noe keras kepala tak ingin mati konyol karna kelaparan" berlian terkekeh pelan saat matanya bersitatap dengan noe yang menoleh karna namanya disebut
"Wah no, aku mulai ragu kau tomboy
Jangan-jangan kau memang laki-laki" ichad menyikut noe menggoda tapi noe tak menanggapi lebih memilih menatap keluar balkon
Disana terlihat awan yang mulai menggelap, tunggu! Noe mendekat kebalkon"Hei reza! Bangun!" Noe mengguncang tubuh reza yang tertidur dikarpet
"Apa?"
"Diluar mendung, dan udara mulai terasa dingin
Sepertinya hari ini akan turun hujan""Lalu?" Reza berdecak masih tak paham
"Apa kau punya ember? Kita harus menampung air itu sebanyak-banyaknya karna kita membutuhkan nya untuk hidup"
Mendengar itu reza langsung bangkit dan tanpa sadar menggenggam tangan noe untuk mengikutinya
"Ini gudang kecil, ambil dua ember itu dan didapur juga ada beberapa botol kosong, itu akan berguna"
Noe masih diam menatap tautan tangannya yang tak kunjung dilepas padahal reza sendiri yang menyuruhnya mengambil ember
Reza yang tak melihat pergerakan gadis tomboy itu menoleh dan berniat memerintah kembali tapi tatapan nya jatuh pada tangan nya sendiri
Reflek ia melepasnya dan membungkuk meminta maaf"Maaf, aku tak berniat--"
"Lupakan saja, kau lebih baik menyuruh anak-anak yang lain untuk membawa botol-botol kosong yang katamu ada didapur"
Keduanya melenggang pergi melakukan tugas masing-masing
Ember-ember dan botol-botol itu disusun menggantung dipembatas balkon
Dan sesuai harapan, hujan yang cukup deras turun tak lama setelahnya membuat ember dan botol itu mampu terisi penuh"Apa kalian tak pernah berpikir untuk mencoba melarikan diri? K-kita bisa pergi ke kota bar-- ah tidak kita harus ke perbatasan kota disana pasti ada prajurit dan regu penolong" celetukan lirih dari icut menarik perhatian mereka semua
Gadis itu ingin hidup"Perbatasan? Kita saja tak tahu apa yang akan terjadi saat kita keluar dari apartement ini, kita memang bisa keluar tapi aku tak yakin kita akan hidup sampai perbatasan ataupun kota sebrang" semua pandangan tertuju pada noe yang bersuara, mereka terdiam membenarkan
"Kita harus menunggu---"
"APA YANG HARUS KITA TUNGGU, REGU PENYELAMAT? Kau masih percaya janji manis pemerintah itu huh?! Mereka bohong, faktanya kita disini menunggu kematian saja"
Laras tidak marah ucapan nya dipotong tapi dia cukup kaget dengan intonasi tinggi yang dilayangkan teman barunya itu
"Lalu kau mau apa icut? Keluarlah jika kau ingin
dengan kau keluar kau mengurangi bebanku karna untuk mempertahankan nyawaku aku bisa melakukan apa saja termasuk membunuhmu""Reza apa yang kau katakan?" Ichad menatap sahabatnya itu nyalang
"Itu keinginan adikmu sendiri"

KAMU SEDANG MEMBACA
INFECTED
Короткий рассказC O M P L E T E D "Lepaskan aku kau pembunuh" laras terus berontak "Sialan... " laki-laki itu semakin memojokkan laras hingga ke dinding dan mengunci pergerakan nya dengan nada menahan geram ia berdesis dengan amat pelan "Kau berisik sekali" "Dia...