Laras benar-benar menjaga langkahnya, berusaha agar tak membuat bunyi sekecil apapun yang bisa memancing zombi-zombi itu keluar
Matanya berpendar takut dengan tangan yang menggenggam ujung jaketnya, laras pernah bahkan tak jarang keluar malam saat malam hari namun kondisi dan rasanya sangat 'berbeda'
Dia rasanya hampir gila saat pertama kali melihat makhluk yang biasanya berlarian di game nya kini berlarian dijalan raya"Berlian dimana kamarmu?" Noe berbisik pelan pada berlian yang berada dipaling belakang dan laras yang berada ditengah
"Tiga pintu dari sini, nomor 0331"
Percakapan mereka terdengar tak menarik bagi laras, dia lebih fokus pada lantai yang setiap langkah kian mendebarkan
Mereka tiba dikamar berlian yang didominasi dengan warna hijau, sangat indah tapi itu semua kini terlihat menjijikkan karna banyaknya ceceran darah
Noe menutup pintu pelan dan bergegas masuk mengambil semua stok makanan disana"Berlian bawa kotak mie instan ini di tasmu, aku akan mengambil sisa didapur dan kulkas"
"Bagaimana denganku no?"
Noe menatap laras dan menyodorkan botol botol kosong padanya
"Isi botol ini dengan air""Mentah?"
"Kau ingin mati kehausan hah!
Kumohon lakukan semuanya cepat tanpa banyak bertanya karna kita dalam situasi tak tepat"Semuanya kembali senyap dan fokus pada tugas masing-masing "cepat" berlian berseru agar semuanya lebih cepat tapi karna panik noe menjatuhkan senternya membuat bunyi cukup keras yang mengundang bunyi lain mendekat
Sial mereka datang
Semua melupakan rencana untuk senyap, mereka mulai berlari keluar kamar itu dengan dengan membawa makanan seadanya
Dibelakang sana kumpulan zombi itu berlari mendekat mereka dengan geraman yang membuat zombi laiin berbondong-bondong datang mendekat
"Cepat! Cepat!"
Laras dan dua lainnya masih terus berlari sampai noe menarik mereka berdua membawanya berbelok ke salah satu ruangan terbuka
Bersembunyi dibelakang sofa berharap kawanan zombie itu tak ada satupun yang akan berhasil menemukan mereka
Dengan memeluk tas berisi makanannya berlian menahan napas, berusaha tenang ditengah rasa takut yang menyerang. Terlebih ketika beberapa dari kawanan zombie itu terdengar menggeram mendekati merekaJangan kemari.... jangan kemari...... jangan kemari.......
Suara kaki yang terseok-seok itu kian mendekat geraman dan napas tergesa-gesa itu terdengar menyeramkan ditelinga mereka. Noe, berlian dan laras hanya bisa berharap dengan gelapnya ruangan bisa menyamarkan mereka
Wajah makhluk itu mendekatinya, semakin dekat.... mengendus bau dan menatap dengan seringaian yang masih bisa noe lihat dalam kegelapan
Dia menelan salivanya susah payah, dia tak pernah merasa setakut ini sebelumnyaSial... aku tertangkap
Ia menatap berlian dan laras dengan lekat mengerahkan jarinya memberi kode agar keduanya lari, laras membulatkan matanya melihat kode itu dia tak percaya noe bisa menyururuh mereka lari tanpa mengajaknya
Berlian masih diam, dan dengan geram noe melotot memaksa mereka segera pergiBerlian bimbang tapi dia akhirnya mengangguk mengiyakan dan menrik laras menjauh meninggalkan noe yang berhadapan dengan makhluk menjijik kan itu
Setidaknya hanya aku yang akan mati
-------
-------"Kak noe..." laras melirih dan berlian masih bisa mendengarnya
"Ayo ras, kita harus cepat" berlian berbisik meninggalkan gelenyar aneh yang terasa didadanya dengan gerakan cepat dia menarik tangan yang lebih muda agar melangkah lebih cepat
"T-tapi kita gak bisa ninggalin kak noe gitu aja kak berlian.... "
Laras benar, tapi jika mereka memaksa kesana belum tentu mereka bisa menyelamatkan diri mereka sendiri
"Ras kita bisa mati"
"Aku gak peduli kak, karna jika aku bisa napas sekarang itu karna kak noe dan kalau aku mati sekalipun setidaknya aku udah berusaha nyelametin kak noe"
"Jika kita kabur sekarang dan nanti aku bisa hidup normal lagi
belum tentu aku bisa janji gak akan mati bunuh diri karna rasa bersalah"
Laras berdesis tajam menyentak tangan berlian darinya"Brengsek"
Berlian menarik pisau ditas nya dan berlari menyusul laras yang sudah menjauh menyusul noe

KAMU SEDANG MEMBACA
INFECTED
ContoC O M P L E T E D "Lepaskan aku kau pembunuh" laras terus berontak "Sialan... " laki-laki itu semakin memojokkan laras hingga ke dinding dan mengunci pergerakan nya dengan nada menahan geram ia berdesis dengan amat pelan "Kau berisik sekali" "Dia...