Noe terus melangkah mundur tanpa suara
Mencari tempat sembunyi yang aman agar makhluk menjijikkan itu tak bisa menemukan nya, tapi sial memang.
Karena panik noe menyenggol tumpukan buku menimbulkan bunyi yang cukup keras untuk mengundang makhluk itu menemukan dirinyaSial sial sial
Ia berusaha terus berlari mundur tapi yang ia dapat hanya jalan buntu
"Mati aku"
Matanya terpejam merapalkan kata maaf pada ayah, ibunya juga orang-orang yang mungkin pernah dia sakiti
Dia semakin mendekat
Siap tak siap noe akan tetap bertemu dengan malaikat maut sekarang ataupun nantiLama noe menunggu dengan segala rasa takutnya, diam berdiri seolah dia telah siap menjadi santapan makhluk-makhluk itu. Namun rasa sakit seperti kulit terkoyak atau gigitan sama sekali tak terasa
Atau ternyata dia sudah tiada sejak tadi?Geraman geraman didekatnya kini tak terdengar lagi, dengan perlahan noe membuka matanya memastikan apakah dia sudah dialam lain tapi yang ada dihadapan nya kini mencengangkan, tubuh makhluk-makhluk itu kini telah terkapar dilantai dengan darah yang hampir mengenai sepatunya jika saja dia tidak cepat menyingkir
Matanya beralih mendongak melihat laras dan berlian yang masih mematung berdiri dengan pisau berlumur darah
"Kau selamat kau selamat
kak berlian dia selamat " laras mengucapkan nya dengan syok dan rasa legaNoe yang semula masih terdiam terkekeh kecil melihat kepolosan laras, dia mengusap kasar wajahnya menghilangkan raut takut yang tadi sempat tergambar jelas
"Terima kasih" berlian mengangguk mengiyakan dan laras masih diam ditempatnya
"Ayo kita harus cepat no"
Berlian mengulurkan tangannya membantu noe berdiriLaras berjongkok mengambil pemukul baseball milik noe dan menyerahkan kembali padanya
"I-ni mi-likmu kak"
"Kau hebat ras"
"Aku masih SMA kak, dan aku sepertinya sudah pantas disebut kriminal sekarang" laras tertawa sumbang setelahnya
"Kau bukan kriminal, karna mereka bukan manusia KOMNAS HAM tak akan bisa menyalahkanmu" noe menyahuti, dan diangguki laras pelan karna pernyataan noe memang tak salah
Tentu disini mereka harus membunuh kalau tak ingin terbunuh
Ketiganya kembali berlari ke apartement noe, masuk kedalamnya dan segera mengunci pintu itu dengan rapat
Mereka masih selamat
Gelap menyapanya saat memasuki apartement
ini memang malam hari, tapi bukan kah berlian sudah menyalakan lampunya sebelum pergi tadi.
Mereka bertiga berpencar mencoba menghidupkan alat elektronik disekitar mereka, tapi nihil"No aku rasa semua listriknya mati" berlian berseru setelah beberapa kali mencoba menghidupkan televisi
"Apa mungkin makhluk itu yang merusaknya?
"Mereka bodoh ras, gak mungkin" decak noe pelan
"Kayaknya kita terpaksa hidup tanpa listrik "
"Untung aja senter ini pake baterai bukan isi daya"
-------
-------Mereka tak mengira kalau padamnya listrik itu akan berkelanjutan hingga pagi hari
Padamnya listrik berarti tak akan ada berita di televisi
Itulah mengapa pagi ini ketiga gadis itu sibuk berkutat dengan radio tua dan berusaha mencari saluran terdekat"No ini kayaknya gabisa"
berlian menghembuskan napas lelah melihat radio itu hanya mengeluarkan bunyi dengungan
sepertinya kabel-kabel didalamnya sudah rusak dimakan usia"Hanya berdengung dari tadi" balasnya
"Sini biar kucoba" noe mendekat duduk disamping berlian dan mencoba mencari sinyal dengan radio itu, raut wajahnya nampak begitu serius dengan memindahkan stasiun satu ke stasiun penyiar radio lain tapi hasilnya sama saja tak membuahkan hasil yang diinginkan
"Sepertinya kita memang akan habis disini" cicit laras pelan dari balkon dengan bola mata yang sibuk menatap gedung gedung disekitar apartement nya
tak sengaja netranya melihat sebuah benda terbang drone?, matanya kian fokus menatap benda itu ingin tau siapa pemiliknya. Hingga akhirnya benda itu terlihat terbang rendah kesalah satu balkon apartementLaras terus mengawasi hingga seorang lelaki muncul dari dalam sana untuk mengambil drone itu dan membawanya masuk lalu menutup pintu seta tirainya dengan rapat
Diam-diam anak itu tersenyum kecil
Ada orang lain selain mereka, laras menarik kata-katanya
Mereka masih punya harapan untuk selamat20:20
Malamnya laras kembali ke balkon dengan laser milik berlian digenggaman nya
Matanya menyipit menatap kamar sebrang memastikan sasaran nya tidak salah. Setelah yakin hitungan nya benar diarahkan nya laser itu ke pintu kaca disana, dia juga sengaja memainkan lasernya zig-zag agar pemilik drone tadi siang terusik"Ras lagi ngapain pake laser ku itu?" Pertanyaan berlian ditanggapi laras dengan tunjukan menggunakan dagu, seketika gadis itu mengikuti arah yang ditunjuk laras
Mencoba menyipitkan mata melihat lebih jelas sinar laser yang bergerak acak dipintu kaca balkon sebrangTak lama setelahnya tirai balkon tersibak, samar-samar berlian bisa melihat lelaki yang melambai
"Aneh" cibirnya pelan
Tapi laras menanggapinya dengan semangat
"Kak berlian liat kan?"
"Ada orang disana, kita gak sendiri"
"K-kita masih punya harapan"
Kata terakhir yang diucapkan gadis lebih muda dibawahnya itu membuat nya ikut menarik sudut bibirnya penuh kelegaan
Note
Hay!!!
~Bagus gak sih?
~Gaje banget ya? Maaf
~Komen pliss aku kepo pendapat kalian tentang cerita ini

KAMU SEDANG MEMBACA
INFECTED
ContoC O M P L E T E D "Lepaskan aku kau pembunuh" laras terus berontak "Sialan... " laki-laki itu semakin memojokkan laras hingga ke dinding dan mengunci pergerakan nya dengan nada menahan geram ia berdesis dengan amat pelan "Kau berisik sekali" "Dia...