"... gejala orang yang terinfeksi adalah wajah menua, berubah brutal, mata mengitam pekat hingga kanibalisme"
"... sampai saat ini belum diketahui cara penyembuhan nya, tapi virus ini menyebar lewat gigitan orang yang sudah terinfeksi"
"Pemerintah menghimbau agar warga tetap dirumah, pemerintah juga sudah mengerahkan pasukan militernya untuk mengevakuasi dan memberi pertolongan..."
Laras terdiam menatap berita itu, kekacauan yang terjadi sudah tersebar luas dan dia malah terjebak diapartement seseorang yang baru saja ia kenal
"Noe sekarang apa?" Terdengar nada pasrah disuaranya, matanya menatap ragu pada noe yang kini sibuk dengan laptopnya
"Kau tidak mendengarkan berita tadi ras? Kita harus tetap disini menunggu bantuan"
"Apa disini benar-benar aman?
Bahkan dari balkon ini aku bisa melihat mereka yang menunggu mangsa"Yang laras dapatkan hanya gelengan pelan, faktanya noe sendiri tak yakin sampai kapan tempat ini akan aman. Apartement ini padat oleh manusia jika ada satu orang terinfeksi, noe tak yakin mereka bisa bertahan
Namun noe akan tetap disini menunggu bantuan pemerintah
Ini adalah jalan terbaik dari pada pergi keluar sana, siapa yang menjamin diluar kota sana aman dari virus menjijikkan ini?"Sudahlah ras, ayo tidur"
--- -
--- -08.00
Keadaan diluar sana rasanya semakin kacau dan mencekam, dari atas balkon ini laras dan noe mengamati makhluk-makhluk menjijikan itu mengejar manusia yang tersisa
Orang orang berlarian menyelamatkan diri mereka sendiri, mobil-mobil dilajukan kencang melindas beberapa zombi ituBenar-benar kacau dan terasa semakin mencekam walaupun langit terlihat cerah diatas sana
Tapi melihat kebawah, rasa mual mengaduk perut mereka berduaLaras yang sudah tak tahan akhirnya memilih masuk kembali kedalam
"Keadaan macamapa ini?" Lirihnya memejamkan mata kala suara teriakan diluar sana masih sanggup terdengar
Dihadapan nya kini ada pemilik apartement yang beberapa menit lalu juga memutuskan masuk kedalam dan menyalakan televisi
Tujuan nya satu, yaitu untuk melihat berita terbaru atau pengumuman penting dari pemerintah tentang kekacauan diluar sana"Kapan kita bisa keluar, atau setidaknya kapan bantuan yang dijanjikan pemerintah itu datang?" Lirih laras mengaduk mie instan bagian nya
"Tidak tau"
Laras berdengus kesal, melihat gadis dihadapan nya yang seperti tak memiliki selera homor sedikitpun
Yah walaupun dia sesekali tersenyum kecil padanya tapi laras tetap merasa aneh karna noe tak pernah sekalipun mengajaknya bercerita apalagi bercanda"Tak bisakah kau membuat lelucon untuk mencairkan sedikit suasana mencekam ini no?" Laras mencibir pelan dan melanjutkan memakan mie instan jatahnya
Mereka berdua memutuskan untuk berhemat dengan membagi dua satu mie instan itu, setidaknya mereka akan menghabiskan 3 mie instan sehari dengan begitu makanan lain nya bisa menjadi sambungan agar bisa bertahan lebih dari seminggu
BRAK
BRAK
BRAK
"BUKA PINTUNYA!"
"KUMOHON SIAPAPUN BUKA PINTUNYA"
"TOLONG AKU, KUMOHON!!"
Pintu itu digedor keras dari luar sana, noe saling pandang dengan laras
Mereka berdiri menatap awas, noe meraih tongkat baseballnya dan laras bergegas mencari pisau daging didapurMereka berjalan pelan kepintu, noe memberi kode pada laras untuk sedikit menjauh dari pintu. Laras hanya mengangguk menuruti dengan tangan menggenggam erat pisau daging itu
"BUKA TOLONG"
"KUMOHON TOLONG AKU"
Gedoran itu terdengar semakin keras
Noe melirik layar intercom yang menunjukkan seorang gadis berdiri disana, menelan ludahnya dan melirik sejenak pada laras yang mengangguk
Noe memberanikan diri meraih ganggang pintu ituKunci diputar, pintu terbuka
Setelahnya noe dan laras dibuat ciut oleh apa yang ada didepan pintu
Vote
CommentFOLLOW ME!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
INFECTED
Cerita PendekC O M P L E T E D "Lepaskan aku kau pembunuh" laras terus berontak "Sialan... " laki-laki itu semakin memojokkan laras hingga ke dinding dan mengunci pergerakan nya dengan nada menahan geram ia berdesis dengan amat pelan "Kau berisik sekali" "Dia...