XII

151 26 0
                                    

Sudah empat hari mereka berteman dengan tetangga sebrang yang sejujurnya noe tak menyukainya karna ia merasa pria itu tidak bisa dipercaya, tapi tidak dengan laras dan berlian yang bisa dekat dengan cepat

Noe tak bukan tanpa alasan tak menyukai pria itu, dia merasa kepolosan kedua teman nya telah dimanfaat kan oleh si ale itu terlebih laras dan berlian tak pernah berpikir panjang sebelum bertindak

Seperti pagi ini, orang dari bangunan sebrang yang baru ia kenal beberapa hari lalu kembali mengemis makanan dan beberapa botol air lantas laras dan berlian selalu mengiyakan begitu saja

Keduanya terlihat mengisi tas belanja yang terikat dikaki drone itu berang beberapa mie instan dan botol air, setelahnya menyalakan protofon hendak berucap bahwa drone siap untuk diterbangkan tapi noe lebih dulu menekan tombol power pada badan drone itu tanpa aba aba

"Jangan beri pria itu makanan lagi" noe berucap dengan tatapan lekat pada dua teman nya

"Ada apa kak noe?" Laras bertanya dengan kening mengernyit heran, dia kembali mengaktifkan drone dan hendak mengatakan jika drone siap diterbangkan

Tapi siapa sangka jika noe akan bergerak lebih cepat dengan menarik kantung belanja, sekaligus membuat drone yang sudah terbang setinggi dada itu terbanting pelan kelantai

Merebut protofon ditangan laras dan berucap "Bawa drone mu kembali, kami tidak akan memberimu makanan lagi"

"Kau ini apa-apaan sih no?" Berlian berseru, menatap tak suka pada noe yang memalingkan wajahnya

"Kubilang jangan beri orang itu makanan lagi, apa kalian tak paham hah?"

"Tapi makanan kita masih banyak kak, tak ada salahnya kita membantu om ale sedikit
Kasian dia" ujar laras dan diangguki berlian

"Kau ini kenapa sih no? Kita sudah sepakat untuk membantu kan?
Lalu kenapa kau bersikap aneh" berlian mencibir lantas mendekati drone yang tergeletak dilantai untuk melihat apakah ada kerusakan

"Om ale... kau bisa menerbangkan drone mu sekarang, ada makanan instan dan bebera---"

"Kubilang tidak Berlian, tidak!!
Kenapa kau masih tak paham hah?"

Laras tersentak begitu juga dengan berlian, sudah satu minggu lebih mereka tinggal bersama dan baru kali ini noe berteriak marah pada mereka
Jujur saja dia terlihat begitu menyeramkan

"Arggghhh..." noe mengusak kasar rambutnya, merutuki dirinya sendiri yang entah kenapa bisa semarah dan sekesal ini  hanya untuk tuduhan tanpa dasar miliknya

"Apa disana ada masalah?" suara dari protofon menyadarkan mereka bertiga dengan helaan napas kasar

"Tidak ada"

"Tapi kudengar sepertinya kalian sedang berdebat"

"Tidak ada masalah om Ale, bisa tolong bawa pulang drone mu?" Noe menyela, tatapan matanya tajam menatap bangunan apartement sebrang dengan sebal

Ale disana menelan saliva, lantas melakukan seperti apa yang diperintahkan, ia telah siap dengan remote control serta layar ponsel yang dia hubungkan sebagai kamera monitor
Tanpa membuang waktu jari-jarinya bergerak lincah membuat dronenya bergerak berputar didalam ruangan apartement ketiga gadis itu, mengamati dari monitor bagaimana bentuk ruangan disana.
Tiga hari adalah waktu yang lebih dari cukup untuk dirinya menghafal sudut-sudut ruangan itu

"Om ale??"

"Ah maaf, aku akan segera menerbangkan nya pulang" dengan senyum licik pria itu memainkan tuas remote, membuat dronenya bergerak acak menyambar benda-benda di ruangan hingga berjatuhan. Menimbulkan bunyi keras ketika beberapa hiasan dinding dan alat masak berbahan alumunium jatuh dari tempatnya

Ketiga gadis itu tentu panik karena suara yang ditimbulkan cukup untuk menarik perhatian para zombie itu untuk mendekat. Terbukti dari suara langkah terseok dan geraman-geraman yang terdengar semakin mendekat

"Selamat tinggal teman..."
Suara si tua ale itu masih terdengar sebelum dia menerbangkan dronenya pulang

Setelahnya pintu apartement itu digedor keras dari luar membuat ketiga orang itu kalang kabut berharap lemari yang mereka jadikan ganjalan pintu dapat menahan mereka untuk tidak masuk

"Arghh tua bangka sialan" noe berdesis dan segera berlari menuju lemari itu untuk menahan nya namun  banyaknya makhluk diluar sana membuat suara engsel pintu terlepas dari tempatnya, beberapa dari mereka telah menerobos masuk, bahkan laras bisa melihat tangan mereka  dibalik lemari itu

Berlian reflek mengambil tongkat kayu dan memukul tangan-tangan menjijikan itu agar lenyap
Namun bukan nya menyerah makhluk itu justru semakin brutal ingin menerobos masuk dengan raungan raungan menjijikkan

"Kalian cepat ke balkon dan kunci pintunya" noe memerintah keras karna dia bisa merasakan puluhan makhluk diluar sana akan merebohkan lemari besar itu tak lama lagi

"Kak noe cepat kemari" laras berseru mengulurkan tangan agar noe segera kemari karena lemari itu sebentar lagi akan roboh

Hap

Klek

Tangan berlian bergerak cepat mengunci pintu itu ketiganya bisa bernapas lega namun segera dihantam kenyataan saat bunyi bedebum kuat itu menggelegar menandakan zombie zombie itu berhasil masuk

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Melompat?" Celetukan laras tak di sahut, mereka menatap ke bawah sana
Mereka dilantai sembilan
melompat adalah cara mati paling mudah

"Itu lebih baik dari pada digigit dan menjadi makhluk menjijikkan seperti mereka" berlian menyahut cepat dan menaiki pembatas balkon diikuti noe juga laras

Ketiganya pasti akan melompat dan akan sampai dibawah sana dengan raga tanpa nyawa
Namun semua itu tak terjadi saat seutas tali tambang terjulur dihadapan mereka

"Ayo cepat naik!!"

"jangan bodoh!!"




INFECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang