5th : Déjà vu

357 46 7
                                    

Junghwan memarkirkan motornya di depan toko vinyl yang ditujunya dan Junkyu. Baru menurunkan standar motor, Junkyu sudah melompat dari atas motor membuat motor hitam itu agak oleng yang untungnya bisa dikendalikan oleh Junghwan agar tak jatuh. Pemuda manis itu bahkan langsung melangkah menuju pintu masuk toko dengan helm masih terpasang di kepalanya.

"Kim Junkyu! Helm" teriak Junghwan saat Junkyu hampir mendorong pintu masuk toko.

"Aish! Lupa!"

Junkyu berbalik lalu melepas helm nya dengan cepat. Menyodorkan benda itu pada Junghwan lalu kembali berlari menuju pintu masuk dengan bibir merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya lupa melepas helm dan mempermalukan dirinya sendiri di depan Junghwan, lagi.

"Malu sekali huaa! Ah tapi sudahlah, vinyl nya lebih penting!" batin Junkyu yang saat mendorong pintu kaca di depannya.

Junghwan hanya bisa menggeleng kecil melihat tingkah lucu pemuda manis yang lebih tua setahun darinya itu, "Dia tidak pernah berubah"

Setelahnya pemuda berparas tampan itu ikut melepas helm nya. Turun dari motor dan melangkah santai menuju pintu, mendorongnya pelan lalu masuk berniat melihat-lihat daripada menunggu di luar sendirian.

Netra cokelatnya mengedar ke seluruh sudut toko yang penuh ornamen klasik, dan dipenuhi rak-rak berisi piringan hitam berbagai genre musik dari tahun ke tahun. Tidak banyak orang disana membuatnya bisa menemukan Junkyu dengan mudah.

Pemuda manis itu berdiri di sudut ruangan di deretan lorong rak-rak piringan hitam tahun 1980 dan 1990-an. Tampak agak mencolok karna dua warna yang sangat kontras membalut tubuhnya, yaitu jaket hitam kebesaran miliknya dan celana bahan putih yang merupakan seragam sekolah.

Junghwan hanya mengikuti kata hatinya untuk menggerakkan tungkai mendekati pemuda manis yang merupakan teman sekamarnya itu. Apalagi disaat ia menyadari Junkyu kesulitan meraih vinyl di rak paling atas. Terbukti pemuda manis itu yang sekarang melompat-lompat kecil dan berusaha memanjangkan tangannya sampai ke rak atas, membuatnya semakin mempercepat langkah.

"Aish-- tinggi sekali sih! Padahal aku sudah tinggi, tapi tanganku tetap tidak sampai ke rak atas itu. Kenapa juga vinyl yang aku mau letaknya di atas sendiri?!" gerutu Junkyu tanpa menyadari Junghwan sudah berdiri tepat di belakangnya.

Saat sebuah tangan terulur melewatinya dan meraih vinyl yang sejak tadi berusaha ia raih barulah Junkyu tersentak kaget sampai refleks berbalik badan begitu saja lalu mendongak.

"Aww-shh-sakit" ringisnya saat kepala nya menubruk dagu seseorang yang kini berdiri tepat di depannya.

Junkyu juga bisa mendengar ringisan samar dari seseorang yang dagu nya terantuk kepalanya. Pemuda manis itu ikut meringis ngilu karna rahang seseorang yang ia tabrak dengan kepalanya pasti sangat sakit, lebih sakit dari kepalanya.

Mendongakkan kepala cepat, Junkyu langsung membelalak saat seseorang di depannya ternyata Junghwan, yang sekarang memejamkan mata sembari mengelus dagunya sendiri.

"S-So J-Junghwan! A-aduh maaf" ujar Junkyu cepat dengan tangan yang ikut mengelus dagu Junghwan tanpa ia rencanakan. Hanya gerakan refleks karna ia merasa bersalah.

Tindakan tiba-tiba itu membuat pemuda yang dagunya dielus Junkyu dengan lembut kini membeku dengan netra yang menatap intens wajah tampan, manis, dan cantik di depannya yang kini dihiasi ekspresi bersalah dan khawatir.

"Kamu tidak papa? Hey So Junghwan?"

Junkyu menyernyit bingung karna Junghwan justru tampak melamun.

"Hey? Junghwan? Apa itu sangat sakit sampai kamu diam begini? Maafkan aku- sungguh aku tidak sengaja. Aku-- aku hanya terkejut karna kamu tiba-tiba ada di belakangku dan meraih vinyl itu---

Rückkehrunruhe | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang