10th : Who?

304 42 23
                                    

Pintu kamar asrama yang sekarang hanya diisi oleh seorang pemuda yang terbaring di ranjangnya itu terbuka dengan tidak santai.

Suara gebrakan pintu kayu dari luar, cukup ampuh membuat pemuda yang tadinya hampir tertidur itu jadi terbangun dengan kedua mata terbuka lebar dan spontan terduduk meski harus menahan nyeri di kaki dan tangan kanannya.

"Dasar pembohong!!!!!" teriakan itu terdengar begitu Junkyu masuk ke dalam kamar asramanya.

Pemuda manis itu menatap tajam pemuda yang sekarang duduk menatap dirinya dengan tangan kanan terkepal.

Junkyu hampir saja melayangkan kepalan tangannya itu pada si pemuda, Junghwan, andai ia tidak melihat gips yang terpasang di kaki dan tangan kanan si pemuda So.

Junkyu menarik tangannya lagi dengan wajah kesal, "Dasar So Junghwan pembohong!!! Aish!! Pembohong! Pembohong!!"

Junkyu memang tak jadi memukul Junghwan, tapi ia melampiaskan kekesalannya dengan menggerakkan tangan bagai memukul angin.

"Sial! Harusnya aku memang tidak percaya padamu!! Pembohong!! So Junghwan pabbo!! Kenapa kamu bohong padaku??!!"

"What? Aku membohongimu apa Kyu?"

Junkyu menggeram. Ingin sekali ia memukul wajah sok polos pemuda tampan itu. Tapi semua emosinya harus ditahan karna keadaan si pemuda yang tidak memungkinkan.

"Pertama! Kamu bohong jika kamu akan sampai di asrama dengan selamat!! Kedua!! Kamu bohong jika kamu tidak mengalami luka parah karna kecelakaan itu! Tapi apa?!! Patah tulang kaki, tangan terkilir, kepala diperban, apa menurut otak pintar mu itu tidak parah tuan So?!"

Telunjuk Junkyu mengarah pada wajah Junghwan.

"Dan ketiga!!! Kamu berbohong jika Hajeongwoo sudah pulang ke asrama dan mereka yang menjagamu!! Kamu bahkan minta aku tidak pulang karna alasan itu!! Tapi ini apa Junghwan?! Mereka tidak ada disini! Kamu disini sendirian! Dan tidak ada yang bisa mengurusmu! Apa kamu itu begitu keras kepala dan menganggap kamu bisa melakukan semuanya sendiri?!"

Kedua netra Junkyu berkaca-kaca entah karna emosi dan sejak tadi ia berteriak atau karna hal lain.

"Setidaknya jangan larang aku pulang ke asrama jika kamu memang sendiri Ju! Aku bisa merawatmu! Aku tidak sebodoh itu sampai aku bisa abai jika kamu sedang tidak baik-baik saja!!! Andai aku tidak nekat pulang, apa kamu akan menghubungiku dan berkata jika kamu berbohong? Apa kamu akan memintaku merawat kamu?! Tidak kan?! Kamu ini benar benar bebal Tuan So Junghwan!! Hiks"

Air mata Junkyu tumpah membuat Junghwan yang menjadi sasaran kemarahan pemuda manis itu panik dan hampir berdiri andai Junkyu tidak berteriak menghentikannya.

"Kyu---"

"Berhenti disana!!! Hiks hiks!!"

Ekspresi Junghwan kalut, pemuda itu ingin sekali menenangkan Junkyu yang malah menangis tapi kakinya masih terasa ngilu jika harus berdiri dengan cepat.

"Junkyu, kemari" ucap Junghwan sembari memberi kode agar Junkyu mendekat dan masuk ke pelukannya dengan tangan kirinya yang bebas.

Junkyu mengerti dan pemuda manis itu langsung menghambur ke pelukan Junghwan. Menangis disana dengan suara teredam dada bidang sang teman sekamar.

"Kenapa kamu itu bebal sekali Ju? Kenapa harus berbohong? Kenapa kamu tidak mau aku segera pulang?"

Junghwan menghentikan gerakan tangan kirinya yang sejak tadi mengelus punggung sempit Junkyu.

"Maaf. Aku hanya tidak mau membuat kamu repot Kyu. Kamu juga baru bisa pulang ke rumah setelah sekian lama kan? Aku tidak mau mengganggu waktumu disana"

Rückkehrunruhe | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang