14th : Throwback

228 36 0
                                    

Kedua mata Junkyu yang tadinya masih tertutup rapat perlahan mulai menunjukkan gerakan, sampai akhirnya kedua mata itu terbuka menampilkan sepasang iris berwarna gelap yang sangat indah.

"Shh- kepalaku shh sakit" ringisnya sembari memegang kepala bagian belakangnya yang terasa berdenyut.

"Kyu? Junkyu-- kamu sudah bangun?"

Suara husky yang terdengar serak itu membuat Junkyu menoleh. Ia bisa melihat Junghwan menatapnya tak berkedip dengan sorot mata penuh kekhawatiran dan ketakutan, meski menyimpan sorot lega juga disana.

"Sakit-- shh kepalaku sakit Ju"

Tangan Junghwan langsung bergerak menuju kepala belakang Junkyu, dan mulai memijit pelan satu sisi yang tadi sempat ditunjuk Junkyu dengan penuh kehati-hatian seolah gerakan yang ia beri penekanan sedikit saja bisa membuat Junkyu bertambah kesakitan.

Junkyu memejamkan matanya dan membiarkan tangan Junghwan terus bergerak memberi pijatan di kepala belakangnya. Jujur saja sentuhan pemuda itu mampu membuat dirinya merasa lebih baik. Gerakan lembut pemuda itu perlahan-lahan membuat kepalanya yang terasa nyeri dan berdenyut kini mulai tak ia rasakan lagi.

"Ju, sudah. Ini sudah lebih baik, aku tidak merasa sakit lagi" ujar Junkyu yang sekarang memperhatikan posisi Junghwan.

Pemuda itu masih duduk bersimpuh di samping ranjang, dan Junkyu tau Junghwan pasti sudah di posisi itu sejak semalam.

"Kenapa kamu duduk seperti itu Ju? Lantainya dingin, kamu-- pasti pegal juga. Duduk di atas, Junghwan"

Junghwan belum mau menjawab karna ia sekarang sedang berusaha menahan Junkyu yang terlihat ingin duduk.

"Tidak, jangan duduk Kyu. Kamu berbaring saja"

Junkyu menggeleng lemah dan tetap memaksakan dirinya untuk duduk meski setelahnya kepalanya kembali terasa pusing.

"Aku tidak bisa berbaring jika kamu menahan pegal dan tidak tidur juga semalaman. Junghwan- aku memang belum sepenuhnya mengerti, aku ingin marah padamu karna kamu tidak pernah bicara jika kita saling mengenal di masa lalu. Tapi aku tidak bisa melihatmu begini"

"Duduklah di atas Ju, duduk disamping ku atau setidaknya berdirilah- aku mohon" lirih Junkyu.

Junghwan langsung menurut, ia berdiri di depan Junkyu yang kini duduk dengan kaki menjuntai di ranjangnya. Tangan kanan pemuda itu juga kembali bergerak memijit kepala dan pelipis Junkyu bergantian.

"Aku sudah lebih baik, tidak perlu memijat kepalaku lagi, Junghwan"

Junkyu langsung memindahkan tangan besar Junghwan dari kepala nya, beralih menggenggam tangan itu dengan pandangan tak lepas dari kedua netra coklat Junghwan yang ia rasa makin redup.

"Junghwan, kenapa kamu memilih menyimpan semuanya sendiri? Kamu kenapa hanya diam? Kenapa kamu tidak bilang saja jika aku dan kamu dulu pernah dekat atau beberapa kali pernah bersama? Apa alasanmu Ju"

Junghwan mengigit bibir bawahnya lagi dengan keras, membuat luka yang hampir mengering disana kembali mengeluarkan darah.

Junkyu yang sadar langsung menarik tangannya dan memandang Junghwan nyalang.

"Kenapa kamu mengigit bibir mu lagi?! Kamu itu bodoh atau apa So Junghwan?!! Aku hanya bertanya dan kenapa kamu harus menyakiti dirimu sendiri begini?!!"

Junghwan menunduk, ia tak bisa membalas ucapan Junkyu sampai pemuda manis itu makin merasa kesal dan mulai memukuli bahu kanannya.

"Bodoh!! Kamu pikir membuat bibir mu berdarah bisa menjawab semua petanyaanku?!! Bodoh!! Bodoh!!"

Rückkehrunruhe | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang