22nd : Hopefulness

190 31 2
                                    

Berkali-kali Junghwan mengerjabkan matanya agar ia bisa fokus pada materi yang ditampilkan di depan kelas melalui proyektor. Pemuda itu juga berusaha keras mendengarkan semua penjelasan dari gurunya.

Namun sayang, fokus Junghwan terbagi, tidak hanya pada pelajaran yang harusnya ia ikuti dengan baik tapi pada ucapan penuh sesal dari Jihoon tadi pagi.

"Hyung, bagaimana?"

Jihoon yang saat itu masih menunduk menatap tangan dan beberapa alat yang ia gunakan mendongak untuk membalas tatapan penuh harap dari Junghwan dengan sorot mata penuh penyesalan.

"Maaf, Hwan. Hyung tidak bisa memulihkan rekaman cctv setahun lalu. Padahal hyung sudah mencoba dengan sungguh-sungguh. Tadi ini nyaris pulih, tapi entah kenapa proses nya tiba-tiba berhenti. Sepertinya, si pelaku bukan amatir, Hwan. Dia tau persis apa yang harus dia lakukan agar jejak kejahatannya tidak ketahuan"

Setelah berucap, Jihoon menyandarkan punggungnya dengan wajah lesu. Tangannya bergerak memijit pelipisnya sendiri. Sungguh, Jihoon menyesal karna tidak bisa membantu sekarang.

Kemampuannya di bidang hacker dan teknologi yang biasanya selalu berhasil menyelesaikan masalah orang lain, justru tidak berkutik untuk masalah temannya sendiri.

Junghwan yang tadinya masih diam, berusaha mencerna setiap kalimat Jihoon menghembuskan nafas pelan lalu ikut menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Tidak papa hyung. Aku mengerti, pasti sulit karna rekamannya sudah setahun yang lalu juga. Terimakasih karna sudah berusaha membantu"

Jihoon semakin menatap Junghwan tak enak.

"Hyung benar-benar minta maaf Hwan. Rasanya hyung tidak bisa berguna sedikitpun untuk teman hyung sendiri. Hah- sialan sekali pelakunya itu"

"Tidak papa. Aku sadar, semua ini memang nyaris kehilangan harapan hyung. Mungkin lebih baik aku berusaha membiasakan diri, dan jika tidak ada lagi yang bisa ku lakukan aku- akan melepaskan Junkyu"

Junghwan menorehkan senyum tipis dengan sorot mata yang jujur saja membuat Jihoon terkesiap.

"Junkyu pantas bahagia. Dia pantas mendapatkan orang lain yang jauh lebih baik dariku. Dia itu sangat berharga, dan dia pantas mendapat senyum nya lagi. Aku benar kan, hyung?"

"Jangan bicara begitu, Junghwan. Dia sudah sangat beruntung mendapatkan pemuda sepertimu sebagai kekasih. Junkyu akan selalu bahagia jika dia bersamamu, aku yakin itu. Masalah ini memang sangat berat, tapi percayalah harapan itu masih ada, Junghwan--

Ditepuknya bahu Junghwan memberi dorongan dan dukungan,

-- berjuanglah. Jangan cepat menyerah Hwan. Jika bukti rekaman cctv tidak bisa kita dapatkan, pasti ada hal lain yang bisa menjadi solusi masalah ini. Hyung akan membantu-- hyung janji akan membantumu menemukan si keparat sialan itu"

Sorot mata Jihoon berapi-api karna tekadnya sangat kuat. Dia ingin bisa membantu Junkyu, dan apapun akan ia lakukan.

"Hyung berjanji, akan membawa dia di depanmu dengan tangan hyung sendiri. Hyung akan menemukan dia"

Sebelah sudut bibir Junghwan tertarik selama sedetik sebelum pemuda itu menunduk.

"Tidak perlu, hyung. Aku yang akan melakukannya. Aku-akan menemukan dia. Aku tidak akan peduli siapapun dia nanti. Jika aku tau kebenarannya, aku akan membuat orang itu berlutut pada Junkyu dan mengakui semua dosa-dosanya"

"Hyung tidak perlu repot. Aku akan melakukan semua yang harusnya memang aku lakukan. Demi Junkyu, dan demi keluarganya, aku akan melakukan apapun"

Rückkehrunruhe | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang