Junkyu tersenyum manis pada Jung ahjuma yang baru saja meletakkan sepiring kue cokelat dan dua gelas teh di atas meja.
"Silahkan dimakan, Tuan muda Junkyu. Saya sengaja membawakan kue dan teh kesukaan tuan muda Junkyu"
"Terimakasih banyak ahjuma. Tapi, jangan memanggilku tuan muda. Ahjuma bisa memanggilku Junkyu saja"
Senyuman teduh muncul di wajah keriput Jung ahjuma. Wanita tua yang sudah mengabdi pada keluarga Kim sejak berpuluh-puluh tahun lalu itu kembali tersentuh dengan sikap yang dimiliki oleh sang putra sulung keluarga Kim.
Sifat pemuda manis yang ia rawat sejak kecil itu tak berubah sama sekali. Masih tetap menjadi sosok yang rendah hati dan gemar menebarkan senyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu, jika nak Junkyu dan tuan muda Junghwan memerlukan sesuatu tolong panggil saya"
Junghwan mengangguk dan Junkyu kembali tersenyum, "Nee"
Sepeninggal Jung ahjuma, Junkyu meraih gelas teh nya dan menghirup aroma khas dari minuman hangat itu yang terasa melegakan tenggorokan.
"Ju, ki-kita du-dulu itu dekat sebagai pa-pasangan kekasih ya? Karna itu ahjussi penjaga dan ahjuma tadi memanggilmu tuan muda So?" tanya Junkyu pelan dan agak gugup setelah ia meminum tehnya seteguk.
Junghwan hanya mengangguk lalu ikut mencicipi kue cokelat yang sebenarnya diperuntukkan untuk Junkyu.
"Andaikan aku sudah ingat semuanya, aku pasti bisa lebih paham kenapa kamu terlihat sangat dekat dan tidak asing lagi dengan rumah ini. Kamu juga sepertinya dekat dengan semua yang menghuni rumah ini. Aaakh! Aku jadi penasaran dengan semuanya Ju" gerutu Junkyu.
"Tidak semua yang terjadi dulu itu baik dan menyenangkan Kyu" lirih Junghwan tanpa menatap Junkyu sama sekali.
"He? Apa maksudnya?"
Junghwan menggeleng cepat, "Bukan apa-apa. Nanti kamu akan tau sendiri Kyu"
Bibir Junkyu mengerucut. Pemuda manis itu kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah dan menelisik semua interior rumahnya yang masih terasa asing itu.
"Junghwan--"
Junghwan menoleh dengan ekspresi tenang meski pikirannya sudah cemas dan menduga-duga apa yang akan Junkyu tanyakan kali ini.
"Ini rumahku kan. Rumah orangtua ku. Aku juga punya satu adik kan Ju. Tapi, kenapa disini sepi sekali. Dimana mereka? Dimana mama dan papa Kim? Dimana Doyoung?"
Junghwan memejamkan matanya karna dugaannya tak meleset. Junkyu memang menanyakan hal yang sejak tadi ia pikirkan.
"Kamu mau menemui mereka?"
Junkyu mengangguk pasti, binar di kedua matanya menunjukkan rasa penasaran dan rasa rindu yang besar.
"Bagaimana jika kita mulai dari adik mu? Kamu ingin bertemu dengan Kim Doyoung kan?"
"Iya Ju. Di ingatanku dia terlihat sangat lucu dengan pipi chubby nya. Aku jadi penasaran bagaimana dia yang sekarang"
Junkyu terlihat sangat bersemangat, berbanding terbalik dengan Junghwan yang rasanya masih ingin menyimpan semua hal di rumah ini dari Junkyu. Ia hanya tidak siap melihat air mata Junkyu lagi. Andai pemuda manis itu tau bagaimana keadaan rumah dan tiga orang yang ia rindukan.
"Ayo, genggam tanganku" ucap Junghwan sembari berdiri.
Junkyu menurut dan meraih tangan kanan Junghwan yang terulur, ia menyunggingkan senyum lebar dan seketika merasakan genggaman di tangannya makin menguat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rückkehrunruhe | Hwankyu
Hayran KurguRückkehrunruhe - Sebuah perasaan rindu teramat atau perasaan seperti kembali 'ke rumah' setelah perjalanan panjang. ------------- Ini hanya kisah Kim Junkyu, seorang pemuda manis bersifat cerewet, heboh, berisik, juga...