Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reyhan termenung di atas sofa yang berada didalam kamar kostnya dengan satu meja kecil didepannya. Dengan beberapa cemilan dan susu coklat tergeletak diatas meja
Namun sang empu hanya bisa melihat dengan tatapan kosong, seperti tidak ada kehidupan, seakan-akan hidupnya akan berakhir. Tidak bukan itu
Reyhan masih teringat kejadian kemarin yang membuatnya sangat tidak ingin memperlihatkan dirinya di depan wanita itu, dia merasa sangat malu, bahkan jika bisa, dia akan pergi dari kota yang dia tinggali dengan pindah ke kota lain
Namun angan hanyalah angan. Reyhan tidak memiliki banyak uang untuk itu, bisa membayar untuk tempat tinggalnya saja dia sudah bersyukur. Karena uang hasil jual rumah orang tuanya masih dia simpan saat suatu keperluan yang memang dibutuhkan
Terdengar ketukan pintu dari luar, namun Reyhan tidak beranjak dari duduknya karena terlalu larut dalam lamunannya, sehingga nada dering dari ponselnya terdengar. Tertulis 'Haidar' yang berada dilayar ponselnya, segera ia angkat
"Halo?"
"Halo Rey! Buka woy! Ini kita dari tadi ketok pintu kamar lu ga di buka-buka"
"Lu didepan?"
"Iya!! Makanya cepet buka"
Tanpa menjawab, Reyhan beranjak dari duduknya lalu membuka pintu menunjukan tiga temannya yang tengah membawa dua kantong kresek di tangan kanan
"Mau ngapain bawa makanan segitu banyak nya?"
"Kita mau main aja sih. Karena disini ga ada tv, jadi gue bawa laptop nih buat kita nonton" ucap David yang tengah membawa tote bag yang didalamnya terdapat laptop
"Ayo masuk"
Mereka semua masuk ke dalam dengan pintu yang dibuka. Jika ditutup mereka akan merasakan panas, karena disana tidak ada AC, hanya ada satu kipas angin kecil
David segera memposisikan laptopnya agar nyaman untuk mereka tonton nanti, sedangkan yang lainnya sibuk membuka dan memakan makanan yang mereka bawa sendiri dengan rakus
"Woy! Nantilah makannya, belum mulai udah abis aja nanti makanannya" ucap David dengan mendelikkan matanya ke arah Haidar yang terus memakannya tanpa henti
Haidar yang terkena omelan menjawab dengan alasan ingin mencicipinya agar menjamin rasanya enak atau tidak, namun balasan yang dia dapat hanya timpukan bantal yang tepat mengenai kepala dan hidungnya, masih beruntung snack yang dia pegang tidak terjatuh
Terlalu kesal dengan tindakan David, Haidar beralih pergi ke arah sofa kecil yang dimana sudah terisi Reyhan dan Jovan. Sofa itu hanya bisa diisi dua orang, namun dengan kurang ajarnya Haidar duduk diantara mereka
"Dar minggir anjir badan lu kek bagong!!" Teriakan Reyhan tepat ditelinga sang empu, membuat telinganya langsung berdenging. Sedangkan Jovan dan David hanya bisa menutup telingan mereka dari suara cempreng Reyhan