8. tatapan sinis

3 3 1
                                    

Setelah kembali dari panti, Alwi mengistirahatkan tubuhnya yang sudah letih sedari tadi.

Namun baru saja ia terlelap dalam tidurnya tiba-tiba sang adik datang kekamarnya tanpa mengucapkan salam.

"Astagfirullah zhulaikha kalau masuk itu ketuk pintu dulu, gak sopan tau masuk kekamar orang tanpa ngetuk pintu terlebih dahulu"omel Alwi dengan nada pelan namun tegas.

"Hehehe maaf bang, oh ya menurut abang tentang kak zahra itu apa?"ucap Zulaikha.

"Kenapa kamu tiba-tiba tanya gitu?"ucap Alwi.

"Emm gak apa-apa cuman tanya aja, jadi gimana menurut abang tentang kak Zahra?"ucap Zulaikha.

"Kamu pikir saja sendiri"ucap Alwi.

"Ish abang mah gitu, kalau aku tanya tentang cewek aja abang selalu bilang pikir saja sendiri ngeselin banget"ucap Zulaikha yang dibalas deheman oleh Alwi membuat Zhulaikha semakin kesal terhadap abangnya.

Zulaikha keluar dari kamar abangnya yang masih memasang wajah kesalnya. Alwi yang melihat adiknya keluar dan masih memasang wajah kesalnya hanya bisa menggelengkan kepalanya, adiknya itu selalu datang kekamarnya hanya untuk mempertanyakan soal yang tidak penting.

Alwi kembali membaringkan tubuhnya dan tak lama kemudian ia terlelap.

***

Disekolah seperti biasa saat jam istirahat Alwi pergi ke musholah untuk melaksanakan sholat sunah dan kali ini ia tidak sendiri ia bersama sahabatnya Ciko, Alex, Ali.

Awalnya sahabatnya itu menolak namun karena paksaan dari Alwi ya mereka mau-mau saja.

Mereka mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat sunah. Selesai sholat mereka pergi kekantin untuk membeli makan.

Di kantin Alwi melihat seseorang yang tak asing baginya, siapa lagi kalau bukan Zahra. Alwi memperhatikan gerak-gerik Zahra, tanpa sadar ia tersenyum kala melihat Zahra yang sedang melahap makanannya.

Sahabatnya yang menyadari ia sedang tersenyum pun menegurnya.

"Woy Wi lo ngapain ndah senyum-senyum, jangan-jangan lo kesambet jin penunggu pohon bringin ya"ucap Ciko.

Alwi tidak menanggapi ucapan Ciko yang membuat Ciko kesal.

"CK, gue dikacangin kebiasaan lo Wi orang ngomong bukannya didengerin malah dikacangin"ucap Ciko.

Lagi-lagi Alwi tidak menanggapi ucapan Ciko, Alwi yang sedari tadi memandangi Zahra ia alihkan pandangannya ke penjual bakso.

"Hahahaha makan tuh kacang, udah tau sikap Alwi kek gitu masih aja lo tanyain yang gak penting"ucap Alex.

Ia memesan bakso 4 mangkok setelah ia membeli bakso ia membawa pesanannya ke meja yang disana sudah ada teman-temannya dengan dibantu oleh ibu penjual bakso.

"Nah gini dong Wi sekali-kali lo traktir kita ya gak kawan-kawan"ucap Ciko.

"Gak"ucap Alwi.

"Lah lo nyuruh kita bayar sendiri gitu"ucap Ciko.

"Ya"ucap Alwi.

"Tega bener lo Wi"ucap Ciko. Namun perkataannya di hiraukan oleh Alwi.

"Ck, kebiasaan lo Wi gue ngomong dikacangin mulu"ucap Ciko.

Alwi tidak memperdulikan perkataan Ciko, ia memakan makanannya dengan tenang.

Disela-sela makan Alwi melihat Zahra yang akan pergi karena Zahra selesai dengan makanannya.

Zahra yang menyadari seseorang melihatnya pun menoleh dan ia dapat melihat Alwi sedang memperhatikannya.

Zahra berjalan kearah Alwi bersama temannya dengan tatapan sinis, yang ditatapnya pun tidak kalah sinisnya.

'Ish kok jadi dia yang tak kalah sinisnya, yang natap siapa yang sinisin siapa' pikirnya

Zahra tidak perduli akan tatapan Alwi kepadanya, ia terus berjalan hingga ia sampai di kelasnya.
















Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.

Jangan lupa vote dan komen ya

Pelengkap DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang