15. menjenguk Calon istri

3 1 0
                                    

Alwi sepulang sekolah, ia pergi ke panti untuk memastikan kondisi Zahra apa dia baik-baik saja sebab tadi di sekolah ia tidak melihat Zahra disekolah, ia fikir Zahra pasti tidak masuk sekolah karena sakit akibat hujan-hujanan.

Sesampai di rumah panti ia di sambut oleh para penghuni rumah panti siapa lagi jika bukan teman-teman panti Zahra.

"Eh Alwi, cari Zahra ya"ucap Fani dan diangguki oleh Alwi.

"Zahranya lagi tidur didalam kamar, mau saya panggilkan"ucap Fani.

"Tidak perlu, saya hanya ingin mengetahui keadaannya apa dia baik-baik saja"ucap Alwi.

"Oh, iya dia baik-baik saja ya memang sih tadi badannya panas banget tapi udah dikompres kok jadi sekarang panasnya udah turun"ucap Fani.

Alwi menghela nafasnya lega. 'Alhamdulillah jika dia baik-baik saja' batinnya.

"Kalau begitu saya pamit pulang"ucap Alwi.

"Loh baru datang langsung pulang, masuk dulu"ucap Fani.

"Tidak perlu saya kesini hanya ingin tau kabar Zahra saja, jadi saya langsung pulang"ucap Alwi.

Alwi pergi dari rumah panti setelah ia mengucapkan salam, tapi saat ia akan menaiki motornya Zahra memanggilnya.

Alwi menoleh kearah dimana Zahra berdiri saat ini.

"Kenapa pergi, apa kamu tidak punya rasa kasihan sama calon istri mu"ucap Zahra.

'Apa dia bilang, aku tidak punya rasa kasihan sama dia. Cih buat apa aku kesini jika dianya berfikiran aku tidak kasihan sama dia' batin Alwi.

"Tadi kamu bilang apa, aku tidak punya rasa kasihan lalu kenapa aku datang kesini sepulang sekolah"ucap Alwi mencoba untuk bersabar.

"Ok, kamu punya rasa kasihan tapi kenapa kamu tidak menemui ku dan ingin pergi gitu aja"ucap Zahra.

"Aku bisa menemui mu kapan aja jika aku dan kamu sudah ada ikatan pernikahan faham Zahratul Mufidah"ucap Alwi membuat pipi Zahra memerah badahal perkataan Alwi kepadanya hanya biasa saja tapi kenapa pipinya jadi merah.

Alwi melihat itu pun tersenyum jahil. "Khem kayaknya cuacanya panas ya, sampai-sampai wanita di hadapan ku pipinya memerah seperti kepiting rebus"

Zahra mendengar perkataan Alwi seketika menutup pipinya dengan kedua tangannya.

"Jangan mengejek, aku sedang marah dengan mu ya"ucap Zahra.

"Oh iya Zahratul Mufidah, sepertinya kamu sudah tidak marah dengan ku tapi kamu sedang salting ngaku aja deh"ucap Alwi.

"Wafi Alfarizi Sya, lebih baik kamu pergi udah mau adzan magrib assalamualaikum"ucap Zahra.

"Ngusir nih ceritanya, tadi pas aku mau pergi bilangnya gak punya rasa kasihan terus gak mau menemui mu"ucap Alwi.

"Ya, ya itu karena hari sudah sangat sore jadi kamu pergi. Aku masuk dulu"ucap Zahra dan langsung masuk kedalam rumah panti.

Alwi tersenyum kala mendengar ucapan Zahra kepadanya dan hal itu membuat ia yakin untuk menjadi Zahra sebagai istrinya.

"Alwi kenapa masih disini dan itu kenapa kamu senyum-senyum sendiri kayak orang gila"ucap Zahra diakhir kalimat i menertawakan kata-katanya.

Alwi mendengar kata orang gila tak terima. "Zahra kamu mengatai ku orang gila"

"Tidak, aku hanya bilang kenapa kamu senyum-senyum sendiri kayak orang gila"ucap Zahra.

"Nah itu kamu bilang kayak orang gila, jadi kamu mengatai ku orang gila"ucap Alwi.

"Gak Wafi Alfarizi Sya, aku tidak mengatai mu hanya mengatakan yang sebenarnya"ucap Zahra.

"Apa mengatakan yang sebenarnya, jadi aku benar-benar kayak orang gila dong"ucap Alwi dan itu membuat Zahra tertawa puas.

"Hahaha kamu mengakui bahwa kamu orang gila hahaha"ucap Zahra membuat Alwi menatapnya kesal.

"Jangan tertawa"ucap Alwi.

"Kenapa kata-kata mu tadi sangat lucu hahaha"ucap Zahra.

"Aku bilang jangan tertawa Ra, nanti aku tambah suka dan cinta sama kamu"ucap Alwi.

Zahra mendengar perkataan Alwi seketika menghentikan tawanya dan menatap Alwi dengan intens.

"Jangan menatap ku seperti itu, ingat kamu belum sah menjadi istri ku"ucap Alwi.

Zahra mendengar perkataan Alwi segera memalingkan wajahnya kearah lain.

"Khem, Alwi besok kita mencari ayah ku lagi"ucap Zahra.

"Gak, besok ada ujian jadi kita tunda cari ayah kamu. Kalau ujiannya selesai kita cari lagi ok"ucap Alwi.

"Gak mau, besok kita cari ayah aku lagi. Kalau kamu gak mau biar aku sendiri yang mencari ayah ku"ucap Zahra.

Alwi mendengar ucapan Zahra hanya bisa menghela nafas, sudah ia duga Zahra akan menolaknya seperti biasa. Sungguh sifat Zahra yang belum ia ketahui kini ia tau bahwa Zahra keras kepala.

"Baiklah jika itu mau mu, tapi jangan sampai ujian kamu terganggung oleh ini ya"ucap Alwi.

Zahra tersenyum dan berterima kasih kepada Alwi yang mau menuruti keinginannya. Ia akan berusaha untuk mencari ayahnya sampai ketemu.

"Yaudah aku pulang dulu ya Ra, ingat belajar yang benar nanti saat ujian kamu bisa mengerjakan ujian mu dengan muda dan jangan sampai sakit lagi ya" ucap Alwi.

Zahra hanya tersenyum menanggapi ucapan Alwi, Alwi pun pergi dari rumah panti menuju kerumahnya.









Makasih yang sudah baca, maaf bila ada kesalahan dalam katanya.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Pelengkap DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang