YUHUUU...
Selamat hari Selasa & selamat beraktifitas!!
Seperti biasa AFTER 100 update chapter baru hari ini
HAPPY READING (jangan lupa vote / comment / share)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*****
Hari ini adalah akhir pekan dengan suasana cerah yang sangat cocok untuk keluar rumah. Menikmati indahnya kota, menghirup udara segar bersama keluarga, teman maupun pasangan.
Tapi justru sekarang Dipta, Leo, Galang dan Jaya sedang duduk berhadap-hadapan dengan suasana canggung yang sangat terlihat.
Ralat, hanya ada tiga orang pria yang sedang berada dalam mode diam dan berpikir. Sedangkan Galang sejak tadi hanya memperhatikan ketiganya, tapi sedikit banyak lelaki itu bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.
Tentang Niskala dan ada satu nama lagi yang sejak tadi mereka sebut-sebut. Arlida.
Galang tak pernah mengenal nama itu, tapi dilihat dari percakapan tiga pria di dekatnya, rupanya wanita ini adalah salah satu rekan bisnis mereka.
"Apa pak Dipta memiliki bukti jika karyawan saya melakukan sesuatu yang merugikan?" tanya Jaya setelah beberapa saat terdiam.
Dipta mengangguk mantap, bahkan tak ada raut wajah ramah yang biasa ditunjukkan pada rekan kerjanya. Hanya tatapan dingin dengan postur tubuh tegap yang seolah siap menuju medan pertempuran.
Sementara itu Jaya selaku atasan Arlida sejak tadi terlihat tenang. Bahkan pria itu benar-benar mendengarkan cerita Dipta dengan seksama sambil sesekali mengangguk.
"Ya. Bahkan bisa dibilang sangat mengganggu dan mencampuri privasi saya. Dan saya harap Bapak bersedia mengganti Arlida yang sekarang menjadi kepala design dari perwakilan perusahaan Anda."
"Tunggu. Ini... ada apa sih? Arlida gak ada masalah apa-apa, dia juga profesional. Lo jangan..."
"Profesional dengan tiba-tiba nelpon gue tengah malem?" potong Dipta dengan suara dan tatapan tajam yang menghunus ke arah atasan sekaligus sahabatnya.
Bahkan kini Dipta seolah tak peduli dengan kesopanan. Ia sudah tidak tahan untuk memendamnya sendiri. Bayangan istrinya yang semalam berusaha menahan tangis masih jelas dalam ingatannya dan tentu saja Dipta tak bisa memaafkan seseorang yang telah membuat Niskalanya seperti itu.
Lalu tadi pagi pun Niskala juga lebih banyak diam dan berbicara seperlunya saja. Keceriaan istrinya tergantikan dengan raut wajah berpikir yang terlihat sangat jelas.
"Bang, mungkin dia pengen nanya tentang kerjaan..." kini Galang ikut menimpali sambil menepuk bahu Dipta dengan pelan.
Seolah menulikan pendengarannya, tangan Dipta bergerak mengambil ponsel miliknya, membuka sebuah aplikasi dan meletakkan benda pipih itu di atas meja.
"Dengerin!"
Keempat pria itu seketika tenang, tak ada yang berani bersuara ketika rekaman mulai berputar. Suaranya memang sengaja dikeraskan oleh Dipta, bahkan beberapa pengunjung berhasil menoleh ke arah mereka karena terkejut ketika tak sengaja mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 100 [REVISI]
RomanceNiskala tak bisa menolak permintaan sahabatnya, begitu juga dengan Dipta yang terpaksa menikahi Niskala karena permintaan terakhir kekasihnya. Mereka sepakat akan menyudahi pernikahan ini setelah seratus hari kepergian Mita. Tapi seiring berjalannya...