HOLA!!
HAPPY READING
Jangan Lupa kasih vote & komen, jangan jadi silent readers!!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*****
"Niskala, udah belum?" teriak Dipta dari luar kamar sambil memasang jam tangan miliknya.
"DIKIT LAGI!!!"
Teriakan Niskala tak kalah menggelegar, membuat Dipta berjengit kaget kemudian menggeleng pelan. Tapi beberapa detik kemudian senyumnya mengembang ketika mengingat kejadian kemarin malam.
Bahkan hanya dengan mengingat sebentar saja, kedua pipinya seketika merona. Lio pasti akan menjadikan Dipta sebagai bulan-bulanan jika saja pria itu melihat ekspresi konyolnya pagi ini.
Niskala merapatkan tubuhnya pada Dipta, mencari kehangatan dan berusaha menghalau udara dingin yang berhembus.
Entah Dipta harus bersyukur karena udara dingin berhasil membuat Niskala memeluknya, atau harus merasa marah karena udara dingin membuat istrinya menggigil sedemikian rupa.
Sebelum tidur juga, Dipta berhasil mencuri ciuman dari wanita itu. Meski Niskala sempat mengomelinya, tapi ia benar-benar menikmati kejadian itu. Hanya ciuman singkat, tapi Dipta berhasil membuat wajah Niskala memerah dengan sempurna. Membuatnya tak berhenti menggoda wanita itu hingga akhirnya mereka jatuh terlelap dengan posisi saling berpelukan.
Sepele memang, tapi kejadian kecil itu membuat mereka semakin dekat dan bahkan tak merasa canggung lagi setelahnya. Niskala juga kembali mengomel padanya saat tadi hampir saja mereka bangun kesiangan karena Dipta tak mau melepas pelukan eratnya.
"Ngelamun mulu!"
Dipta mengerjap ketika mendengar suara Niskala dan wajah wanita itu terpampang tepat di hadapannya. Bahkan pria itu sempat membatin sejak kapan istrinya berada di sini dan kenapa ia tidak mendengar Niskala membuka pintu.
"Ngelamunin ap--"
Cup...
"Dipta!" Niskala menekankan suaranya, menatap sang suami dengan ekspresi bercampur aduk antara malu dan kesal.
"Lipstik aku rusak nanti!!!" protesnya sambil memukul bahu tegap pria itu.
Bukannya merasa bersalah, Dipta justru menikmati pemandangan di depannya. Niskala terlihat sangat cantik dengan kebaya berwarna hijau botol, sangat serasi dengan kemeja batik berwarna senada yang dikenakan pria itu.
"Tinggal bawa aja lipstiknya, dibenerin di mobil kan bisa. Udah yuk! Keburu macet nanti."
Niskala menggerutu ketika pria itu berjalan mendahuluinya. Tapi wanita itu cukup bersyukur karena Dipta tak akan bisa melihat kedua pipinya yang sekarang merona. Bahkan rasa hangat mulai menjalar sampai ke kedua telinganya.
"Kamu tau tempatnya kan?" tanya Dipta sambil menekan tombol lift.
"Tau kok, acaranya digelar di panti. Tiara bilang dia pengen ngerayain momen bahagianya sama anak-anak panti juga. Makanya dia gak mau nikah di gedung." jawab Niskala sambil memainkan payet yang menempel di kebayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 100 [REVISI]
RomansaNiskala tak bisa menolak permintaan sahabatnya, begitu juga dengan Dipta yang terpaksa menikahi Niskala karena permintaan terakhir kekasihnya. Mereka sepakat akan menyudahi pernikahan ini setelah seratus hari kepergian Mita. Tapi seiring berjalannya...