GANJEN

5.2K 294 27
                                    

Seperti biasa, hari Jumat waktunya update chapter baruuu...

SELAMAT MEMBACA

Jangan lupa tinggalkan jejak...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

"Pak Dipta..."

Sebuah suara membuat pasangan suami istri yang hendak berjalan ke arah kasir itu kompak menoleh ke belakang. Tepat beberapa meter dari tempat mereka berdiri, seorang wanita yang terlihat cantik tengah memandang ke arah Dipta.

"Eh? Dia kan..."

"Yang di rumah sakit?" tanya Dipta sambil menunduk menatap istrinya yang menoleh sambil mengangguk pelan sebagai jawaban. Niskala menurunkan telunjuknya, kemudian kembali menatap wanita itu.

"Iya, Bu Arlida?" Dipta kembali menatap ke arah wanita bertubuh ramping yang kini berjalan ke arah mereka.

Arlida berjalan dengan sangat santai, tatapan matanya tak lepas dari arah Dipta. Bahkan seolah mengabaikan Niskala yang jelas-jelas sedang berdiri di samping pria tampan itu.

"Pak Dipta ngapain di sini? Kok mobilnya dibawa sama Brian?" tanyanya setelah berhenti tepat di depan Dipta.

Mungkin wanita itu merasakan hawa kurang mengenakkan dari samping Dipta. Hingga ia menoleh dan mendapati Niskala yang tengah menatapnya dalam diam.

"Eh, ini dokter yang tadi ketemu sama saya di rumah sakit kan?"

Niskala mengerjap mendengar pertanyaan bernada antusias dari seseorang di depannya. Dokter cantik itu mengangguk sambil tersenyum kecil sebagai respon.

"Iya, kamu rekan kerjanya Dipta ya?"

Sebenarnya nada bicara Niskala masih terbilang ramah. Lagi pula, untuk apa merasa tak nyaman dengan wanita yang kini berdiri di hadapannya? Gelagat mereka juga terlihat biasa saja, tidak ada yang perlu dicurigai.

"Iya, saya rekan kerjanya Pak Dipta. Dokter siapanya ya?" tanya Arlida sambil sedikit memicing dan dari sini lah perasaan tak nyaman tiba-tiba merasuki Niskala.

"Saya--"

"Oh iya, kalau di luar jam kerja bisa gak jangan panggil saya pakai embe-embel gitu? Panggil Arlida aja, ya Pak Dipta. Saya masih muda lohh..."

Niskala melotot kesal karena kalimatnya baru saja dipotong oleh wanita di depannya. Sangat-sangat tidak sopan, pikirnya.

"Aa... iya, Arlida." jawab Dipta dengan pelan, sedikit bingung dengan situasi yang melandanya.

Bagaimana tidak, ia tak begitu mengenal Arlida. Memanggilnya hanya dengan nama membuatnya kurang nyaman.

"Kalau gitu... saya boleh manggil Pak Dipta dengan sebutan Mas aja? Kan gini nih... Pak Dipta masih muda banget kelihatannya..." Arlida mengatakannya seolah tanpa beban, membuat Niskala membuang muka dan mengernyit tak suka.

"Boleh aja, gak usah pakai embel-embel juga." sahut Dipta sambil melirik ke arah istrinya yang terlihat kaku.

"Ini jadi ke kasir gak, Dip?" tanya Niskala sambil menatap ke arah suaminya. Mengabaikan seseorang yang masih berdiri di depan mereka.

AFTER 100 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang