Update lagi...
Selamat membaca & jangan jadi silent readers ya ges ya, karena nulis itu gak gampang. Jadi kasih vote & komen biar aku gak mager nulis ❤
Sayang kalian... ❤❤❤❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*****
Niskala memperhatikan ponsel yang ada di tangannya, bahkan ia hampir melupakan keberadaan Dipta. Perubahan ekspresi Niskala dari datar menuju tegang, lalu beralih ke mimik wajah yang lain, hingga berakhir dengan kernyitan dalam yang tercetak jelas di dahinya tak luput dari perhatian pria itu.
"Gak mungkin..." gumam Niskala sambil meletakkan benda pipih itu dengan keras di atas meja, menimbulkan suara yang mampu membuat Dipta berjengit kaget.
"Kenapa?"
Hari ini mereka sepakat untuk bersantai di hotel karena cuaca sedang buruk. Sudah sejak tadi pagi hujan lebat mengguyur kota Denpasar, membuat pasangan itu mengurungkan niat mereka untuk berangkat ke Ubud, mengunjungi Monkey Forest yang menjadi salah satu rekomendasi tempat liburan mereka.
Niskala menggeleng singkat, sambil menghela napas kasar.
"Bukan apa-apa..."
"Kenapa?" desak Dipta sekali lagi. Sudah sangat jelas jika dirinya melihat Niskala terlihat begitu membenci sesuatu dan entah mengapa Dipta merasa harus tahu, karena itu mengganggunya.
"Bukan apa-apa. Cuma kabar pernikahan."
Dipta merasa geli, baik pada Niskala atau pun pada dirinya sendiri. Ia heran, bagaimana bisa sebuah kabar pernikahan seseorang membuat istrinya jadi kesal.
"Siapa yang nikah? Mantan kamu ya? Kok kesel gitu mukanya..." tanya Dipta dengan nada sedikit menggoda.
"Bukan masalah itu... terus nih ya, bukan mantan aku yang nikah!" dengus Niskala sambil melirik sinis ke arah suaminya.
Niskala berhenti bicara, merasa sedikit aneh ketika harus menceritakan tentang ini. Meskipun dua hari lalu dirinya membahas masalah tentang hubungannya dengan Dipta dan berakhir canggung. Rasanya Niskala tak akan mengulangi lagi, karena ini berhubungan dengan masa lalunya dan ia merasa aneh jika Dipta tak mengetahuinya.
"Temenku ada yang mau nikah dua hari lagi, tapi aku gak bisa kesana."
Akhirnya Niskala kembali bersuara. Kali ini wajahnya berubah sedikit sendu.
"Kenapa?"
"Ish... kenapa kenapa mulu dari tadi?! Kan sekarang kita ada di Bali, sedangkan dia di Jakarta nikahnya! Gimana, sih?"
Dokter muda itu menggerutu, sementara Dipta hanya bergumam tak jelas sambil menatap ke arah lain. Lalu, setelah sedikit tenang, Niskala mulai melanjutkan.
"Nikahnya sih gak mewah, cuma ngadain pesta kecil-kecilan di panti."
"Panti?"
"Iya panti, tempat aku... tinggal. Dulu..."
Niskala mengernyit, memejamkan mata sambil berhitung dalam hati. Ia bahkan tak tahu kenapa respon tubuhnya justru seperti ini. Seolah takut jika Dipta tak suka ketika mendengar penuturannya, tentang dirinya yang dulu tumbuh besar di sebuah panti asuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 100 [REVISI]
RomanceNiskala tak bisa menolak permintaan sahabatnya, begitu juga dengan Dipta yang terpaksa menikahi Niskala karena permintaan terakhir kekasihnya. Mereka sepakat akan menyudahi pernikahan ini setelah seratus hari kepergian Mita. Tapi seiring berjalannya...