HAMPIR KELEWATAN

6.5K 329 7
                                    

‼️‼️ WARNING ‼️‼️

YAK... OKE BAIK YANG BAGIAN INI AGAK LAIN, JADI MOHON BIJAK UNTUK MEMBACA.

Yang usianya masih belum legal mohon minggir dulu ya sayang ya, cukup tinggalin vote aja dan skip yang bagian ninu ninunya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

"Ih... Bunda jangan gitu dong! Niskala malu!"

"Ya gapapa kan... orang udah nikah juga!"

"Woy! Itu ngapain bisik-bisik di dapur?"

Adam yang hendak mengambil air minum menghentikan langkahnya saat mendengar suara Vani dan Niskala yang sepertinya tengah membicarakan sesuatu. Tapi bukan itu masalahnya. Hanya saja, kedua wanita itu saling berbisik. Seolah takut percakapan mereka akan terdengar oleh orang lain.

"Ih! Kepo banget!" gumam Niskala sambil memandang Adam dengan tatapan sengit yang dibuat-buat.

Hari ini Niskala memang libur, jadi setelah meminta ijin pada Dipta akhirnya sekarang ia sudah berada di rumah Vani. Sudah lama ia tak berkunjung kemari dan kebetulan sekarang ada kesempatan untuk datang.

"Tadi ke sini sendirian? Kok gak nelpon aja, biar aku jemput."

"Sendirian gimana? Orang Niskalanya dianterin sama Dipta, kok!"

Bukannya Niskala yang menjawab, justru Vani lah yang membuka suara, membuat wanita yang kini sibuk mengelap gelas terkekeh geli.

"Iya... tadi aku ke sini sama Dipta, sekalian berangkat meeting dia. Nanti juga bakalan nyusul. Kenapa? Kangen Dipta ya?" goda Niskala sambil menaik turunkan alisnya.

"Lebih ke kangen kamu daripada si songong itu!" gumam Adam sambil mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ya, itu memang benar. Ia merindukan Niskala, tapi Adam juga sadar akan posisinya.

"Halah! Gayanya gitu... giliran udah ketemu nanti pasti ada aja tuh yang bakalan diomongin!" cibir Niskala yang langsung diangguki oleh Vani.

"Terlalu jaim!" timpal Vani.

"Bunda... anak Bunda tuh sebenernya aku apa Niskala, sih?!" protes Adam sambil merengut kesal.

"Kalian berdua anak bunda kok..."

"Niskala dianggap anak mantu kan? Iya kan?" tanya Adam dengan semangat.

Lihatlah, bahkan meskipun Niskala sudah bersama Dipta, Adam seolah tak peduli dan tampak masih memperlihatkan perjuangannya mendapatkan hati sahabat mendiang adiknya itu.

"Enak aja! Yang nganggap Niskala menantu ya cuma orangtua Dipta lah! Bunda mah dari dulu udah anggap Niskala jadi anak kandung sendiri!"

Tanpa Vani dan Niskala sadari, ketika Adam mendengar jawaban itu ekspresinya langsung berubah menjadi sendu. Sepertinya sekarang perjuangannya benar-benar akan berakhir. Karena kelihatannya peran Adam dalam hidup wanita itu memang tak boleh lebih dari seorang kakak.

"Oh iya, kamar Mita udah dirombak sama Adam. Kalian nanti bisa istirahat disana daripada di kamar tamu soalnya masih bocor, takutnya nanti malem hujan."

AFTER 100 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang