DIPTA NGIDAM

6.9K 296 0
                                    

AALLOOOO....

Selamat menikmati akhir bulan yang begitu syulidd...


----- HAPPY READING -----

Yang gak vote nanti bintitan... 😚😚

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

Jika ada yang lebih menyebalkan dari rekan kerja yang datang terlambat ketika akan ada sebuah operasi besar, Niskala mungkin baru menemukannya sekarang. Bahkan ia masih saja merengut kesal ketika melihat suaminya masih menikmati acara menghabiskan kue buatannya.

"Dih! Gak dibagi!" sungut Niskala sambil melirik Dipta yang sama sekali tak mempedulikannya.

Sebenarnya ia hanya menggoda Dipta agar pria itu mau membagi kue dengannya. Tapi justru Dipta malah menjauh dan tak memedulikannya sama sekali. Jangankan peduli, mengucapkan terima kasih saja tidak. Setidaknya Niskala perlu mendapat apresiasi yang sepadan setelah berkutat di dapur selama berjam-jam demu membuat kue red velvet yang sangat diinginkan suaminya.

Setelah mengatakan jika kue buatan istrinya memiliki rasa yang enak, pria itu langsung menculik hasil karya Niskala. Bahkan tak membiarkan wanita itu menyentuh dan mencicipinnya meski hanya satu suap.

Niskala tidak masalah dengan hal itu, ia senang jika Dipta memuji hasil masakannya yang tak seberapa. Tapi kekesalannya hampir meledak ketika mengetahui jika suaminya memilih menghabiskan kue berukuran sedang itu seorang diri. Padahal rencana awalnya ia ingin membagikan kue itu pada tetangga mereka. Benar-benar menyebalkan.

"Kalau kadar gula darah kamu naik jangan nyalahin aku!" ancam Niskala sambil berdiri dan melenggang ke dapur.

"Niskala..." panggil Dipta sedikit merengek.

"Apa lagi??"

"Ke panti yang masih dibangun yuk?!" ajaknya dengan penuh semangat. Mungkin jika Niskala melihat lebih dekat, ia akan menemukan binar-binar di kedua matanya.

"Kok mendadak banget? Mau ngapain??" pekik Niskala dengan heboh. Mereka sedang tidak ada urusan dengan orang-orang panti, lalu kenapa Dipta jadi mengajaknya ke sana?

"Udah ayo kesana!" ajak Dipta lagi. Bahkan kali ini terdengar sedikit memaksa.

"Emang ibu barusan telpon kamu ya?"

Dipta menggeleng pelan dengan raut wajah polos khasnya. Sementara Niskala menjawabnya dengan dengusan geli sambil berjalan mendekat ke arah pria itu.

"Ya udah, aku ganti baju dulu."

"Ck! Bentar doang... gak usah ganti baju. Kita bawa motor!"

Wanita itu hanya menatap suaminya dengan heran, tapi pada akhirnya ia menurut dan mengikuti Dipta berjalan keluar. Hari ini ia sudah berjanji akan menuruti semua kemauan pria itu, tapi setidaknya Dipta juga harus peka dan memberinya sebuah alasan yang jelas, bukan malah seperti ini.

"Emang mau ngapain sih?" gumam Niskala sambil menengadah, menatap Dipta yang sibuk memasangkan helm miliknya.

"Nanti juga tau."

AFTER 100 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang