AKU, KAMU DAN PENYU

6.1K 336 5
                                    

HI!! I'M BACK...

Happy Reading

Jangan lupa kasih vote & komen

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

Pemandangan laut yang indah dan suara deru mesin kapal yang berlayar pelan menyusuri peraian Tanjung Benoa tidak membuat Dipta mengalihkan perhatiannya. Kedua mata pria itu masih tetap setia menatap wanita yang duduk di depannya.

Niskala bahkan masih serius memandangi ikan-ikan kecil yang berenang dari kaca transparan di bawah mereka. Tak menyadari jika kini ada seseorang tengah menatapnya dengan intens.

"Kamu suka?" pertanyaan itu datang dari pria yang kini menegakkan punggungnya.

"Hmm... ikan-ikannya cantik banget!" Niskala mengangguk dengan antusias, kepalanya mendongak dengan senyum manis yang terlihat sangat cerah.

Secerah mentari pagi ini dan secerah gaun pantai berwarna kuning yang melekat sempurna di tubuh rampingnya.

"Setelah ini kita sampai di pulau penyu," ujar seorang tour guide. Sedangkan anak-anak yang duduk di sekitarnya tampak sangat antusias, bahkan memekik kegirangan.

"Nanti aku mau culik anak penyu, ah..."

"Eh... mana boleh gitu?!"

"Boleh aja dong! Iya kan, Pak?"

Niskala terkikik geli ketika mendengar perdebatan yang terjadi di sebelahnya. Pagi ini perjalanannya menuju ke pulau penyu sungguh menyenangkan. Karena salah satu kelompok taman kanak-kanak dari Surabaya ternyata juga satu kapal dengannya.

"Adek suka penyu ya?" tanya Niskala sambil tersenyum ke arah bocah perempuan berkuncir dua yang duduk di pangkuan ibunya.

"Suka banget... penyu itu lucu, apalagi kalau masih bayi..."

"Kalau udah gede?"

"Lucu juga... tapi berat..." ujarnya polos sambil tersenyum lebar, menunjukkan deretan gigi susunya yang terlihat rapi.

"Terus, kalau penyunya mau dibawa pulang mau ditaruh di mana nanti? Emang di rumah kamu ada pantai?" pancing Niskala lagi. Rasanya mengasyikkan juga berbicara dengan anak seusia ini.

Gadis kecil itu menggeleng, membuat rambut bergelombangnya bergerak lucu.

"Gak ada... tapi kan bisa ditaruh di dalam bak..."

"Mana bisa gitu sih, Tiara... kamu ini ada-ada aja," sahut sang ibu yang kini sambil tertawa geli menatap interaksi antara putrinya dan Niskala.

"Tuh, bener kata mamanya... penyu hidupnya di air asin, di laut. Bukan di dalam bak." Niskala menjelaskan sambil tersenyum geli, masih tak menyadari sepasang mata yang kini kembali memperhatikannya dengan lekat.

"Kalau air asin... di rumah kita ada garam kan, Ma?"

Baik Niskala maupun ibu dari anak bernama Tiara itu sontak tertawa ketika mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibirnya.

"Air laut sama air garam itu beda, sayang..." ujar Niskala sambil menoel hidung mungilnya.

"Sama-sama asin tapi..."

AFTER 100 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang