Malam telah tiba di kota, dan Axel dan Liam memutuskan untuk mengambil waktu sejenak untuk diri mereka sendiri setelah semua ketegangan yang mereka hadapi. Mereka duduk di balkon apartemen Axel, dikelilingi oleh lampu-lampu kota yang berkelap-kelip dan angin malam yang lembut.
“Jadi, apa rencanamu untuk akhir pekan ini?” Liam bertanya sambil mengaduk minumannya, wajahnya bersinar dengan antusiasme.
Axel memandang ke luar, berpikir sejenak. “Aku pikir kita bisa pergi ke pantai. Tahu kan, tempat yang kamu sebutkan sebelumnya. Aku ingin merasakan pasir di antara jari kaki dan mendengar suara ombak.”
Liam tersenyum lebar, senang dengan gagasan itu. “Itu terdengar sempurna. Kita bisa membawa piknik, menikmati hari tanpa khawatir tentang apapun.”
“Bagus. Aku akan menyiapkan semuanya,” Axel menjawab, merasa bersemangat. “Tapi kamu harus berjanji untuk tidak membawa pekerjaanmu bersamamu.”
“Deal,” Liam berkata, tertawa. “Tapi kita harus memanfaatkan momen ini. Kita sudah melalui banyak hal, dan aku merasa kita perlu waktu untuk saling memahami satu sama lain lebih baik.”
“Setuju. Selama ini, kita lebih banyak berbicara tentang masalah dan masa lalu daripada saling mengenal,” Axel setuju, matanya menatap dalam ke mata Liam.
Malam semakin larut, dan suasana semakin intim. Tanpa disadari, kedekatan mereka meningkat. Axel merasakan ketegangan manis saat Liam bergerak lebih dekat. “Axel,” Liam mulai, suaranya lembut. “Aku ingin kamu tahu betapa berartinya kamu bagiku. Setelah semua yang kita lalui, aku merasa kita semakin kuat.”
Axel tersenyum, merasakan hangatnya perasaan itu mengalir di dalam hatinya. “Kamu juga berarti banyak bagiku, Liam. Aku tahu kita tidak sempurna, tetapi bersama-sama, aku merasa kita bisa menghadapi segalanya.”
Liam menggenggam tangan Axel, merasakan koneksi yang dalam. “Kadang-kadang, aku merasa aku tidak layak mendapatkanmu. Masa laluku, semua keputusan buruk yang pernah aku buat, membuatku merasa tidak cukup baik.”
“Jangan pernah merasa seperti itu. Kamu adalah orang yang kuat, dan kamu telah mengubah hidupku dengan cara yang tidak bisa aku jelaskan,” Axel menjawab dengan penuh keyakinan. “Cintaku padamu lebih besar daripada semua kesalahan yang telah kita buat.”
Liam menatap Axel dengan tatapan penuh cinta. “Apa kamu benar-benar merasakan hal itu? Bahkan setelah semua kekacauan yang kita alami?”
Axel mendekat, menyentuh pipi Liam dengan lembut. “Lebih dari apa pun, Liam. Kamu adalah rumahku. Setiap kali aku bersamamu, aku merasa aman dan dicintai.”
Liam terpesona oleh pernyataan itu. Mereka berdua terdiam sejenak, merasakan kedekatan yang menyentuh hati. Akhirnya, Liam menyandarkan kepalanya pada bahu Axel, menutup mata sejenak, menikmati kehangatan yang menyelimuti mereka.
“Aku ingin membuat momen ini abadi,” Liam berbisik, suaranya penuh harapan. “Aku ingin kita memiliki masa depan bersama, jauh dari semua kekacauan yang mengelilingi kita.”
Axel merasa hati dan pikirannya seirama. “Aku juga ingin itu. Mari kita buat rencana bersama, membangun masa depan yang kita impikan.”
Liam tersenyum, membuka matanya dan menatap Axel dengan penuh keyakinan. “Mari kita mulai dari sini. Kita bisa menjelajahi hidup ini bersama-sama.”
Dengan penuh semangat, Axel mengangguk. Saat itu, ia merasakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih. “Liam, apakah kamu siap untuk mengubah hidup kita selamanya?”
Liam mengangkat alisnya, penasaran. “Apa maksudmu?”
Axel menarik napas dalam-dalam, dan dengan keberanian, ia mencium bibir Liam dengan lembut. Momen itu terasa seperti keajaiban, saat semuanya terasa terhubung—perasaan, kenangan, dan harapan masa depan.
Liam membalas ciuman itu, merasakan aliran emosi yang mendalam. Mereka berdua terjebak dalam kehangatan itu, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang.
Ketika mereka akhirnya berpisah, napas keduanya terasa berat. “Itu… sangat sempurna,” Liam berkata, wajahnya berseri-seri.
“Dan ini baru permulaan,” Axel menjawab, mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Liam erat-erat. “Kita akan melalui semua ini bersama.”
Malam itu, di balkon yang sederhana, Axel dan Liam merasakan cinta mereka semakin kuat. Mereka telah menemukan satu sama lain di tengah kekacauan, dan kini siap untuk menghadapi masa depan—bersama.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] Kiss Me, Bastard!! [End✓ | New Version]
Dla nastolatkówAxel Rodman tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam tragis ketika tanpa sengaja dia menabrak seseorang di tengah jalan. Setelah kecelakaan itu, ancaman mulai menghantui hidupnya. Teror demi teror datang dari organisasi mafia mist...