KMB | 30 : Diujung Kisah

4.2K 250 13
                                    

Axel dan Liam duduk berhadapan di meja kafe kecil, layar laptop menampilkan berbagai dokumen tentang rencana Blackout. Sinar lampu lembut berpendar, menciptakan suasana yang aneh di tengah ketegangan yang menyelimuti mereka.

“Jadi, ini semua tentang penguasaan wilayah,” Liam berkata, matanya tajam saat membaca dokumen-dokumen tersebut. “Mereka berencana menguasai beberapa kawasan di kota ini untuk mengendalikan peredaran narkoba dan senjata.”

“Ini lebih besar dari yang kita kira,” Axel menjawab, merasa gelisah. “Jika mereka berhasil, banyak orang akan menderita.”

Liam mengangguk, lalu beralih menatap Axel. “Kita harus menghentikannya sebelum terlambat.”

Tepat saat itu, suara langkah kaki mendekat dari pintu kafe. Keduanya berpandangan dengan cepat, menyadari bahwa mereka mungkin telah dibuntuti. “Siapa itu?” Axel berbisik, suara gemetar.

“Tidak tahu,” jawab Liam, bersiap siaga. “Kita harus waspada.”

Pintu kafe terbuka, dan sosok bertubuh tinggi dengan penampilan mencolok masuk. Pria itu mengenakan jas hitam dan topi lebar, dengan tatapan yang mengancam. “Liam, Axel,” suaranya dalam dan tenang. “Saya sudah mencari kalian.”

“Kau?” Liam menjawab, tidak menunjukkan rasa takut. “Apa yang kau inginkan?”

“Nama saya Kai Victoria. Saya di sini untuk menawarkan kalian kesepakatan,” pria itu menjawab, senyumnya menunjukkan sisi manipulatifnya. “Tapi sebelum itu, aku harus melihat seberapa serius kalian.”

Axel meneguk ludahnya, merasa jantungnya berdebar. “Apa maksudmu Kai?”

Kai melangkah lebih dekat, mengarahkan telunjuknya ke arah Liam. “Kau menghalangi jalan kami. Aku bisa membantumu, atau aku bisa menghancurkanmu,” katanya, nada suaranya penuh ancaman.

Liam tidak gentar. “Kami tidak akan membiarkanmu melakukan apa pun yang buruk di kota ini. Kami akan menghentikan Blackout!”

Kai tertawa kecil, seolah menganggap remeh pernyataan Liam. “Kau tahu, kau bisa saja bergabung dengan kami. Kami bisa menawarkan perlindungan dan kekuasaan.”

“Tidak ada cara!” Axel menyela. “Kami bukan bagian dari permainanmu!”

“Tapi permainan ini sudah melibatkan kalian. Pilihan ada di tanganmu. Bergabunglah, atau jadilah musuhku,” Kai menjawab, nada suaranya berubah tajam.

Liam menatap Axel, merasakan ketegangan di udara. “Kita tidak bisa mempercayai dia, Axel. Dia hanya ingin memanfaatkan kita.”

Kai mengangkat bahu, tampak santai. “Kau boleh menolak, tapi ingat, hidupmu kini dalam bahaya. Iron Fist tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.”

Liam berusaha menenangkan dirinya. “Kami sudah menghadapi banyak ancaman. Kami tidak takut padamu atau Iron Fist!”

“Baiklah,” Kai menjawab dengan senyum sinis. “Aku hanya ingin memberikan kesempatan. Jika kalian berubah pikiran, aku akan berada di tempat yang sama.”

Setelah itu, Kai berbalik dan meninggalkan kafe, meninggalkan suasana yang mencekam. Axel dan Liam saling memandang, merasa cemas tentang apa yang baru saja terjadi.

“Ini semakin rumit,” Axel berkata, meremas pipa besi yang masih ada di tangannya. “Kita harus memikirkan rencana yang lebih baik.”

“Ya, kita tidak bisa membiarkan Iron Fist menguasai kota ini,” Liam setuju. “Tapi kita juga harus berhati-hati dengan Kai. Dia tahu terlalu banyak.”

Axel mengangguk, menyadari bahwa mereka berada di tengah permainan yang sangat berbahaya. “Kita butuh lebih banyak informasi. Kita harus cari tahu siapa yang bisa kita percayai.”

[𝐁𝐋] Kiss Me, Bastard!! [End✓ | New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang