Within

32 2 0
                                    

Pagi ini aku dibangunkan dengan alaram yang menyala seperti tanpa henti. Setelah bersiap-siap dan sarapan aku bersama Suga berangkat ke kantor seperti biasanya, yang berbeda hanyalah pakaian kami. Jika biasanya aku ke kantor dengan memakai sesuatu yang membuatku nyaman seperti mini hot pants yang hanya menutupi bokongku, sweeter kebesaran, dan bot, kali ini aku memakai pakaian yang lebih sopan, Mini Skirt dengan kemeja sifon berwarna putih dan juga jas. Begitu juga dengan Suga, jika biasanya pria dingin itu ke kantor hanya memakai kaos kebesaran, dan jeans, kali ini dia menggunakan kemeja, dan celana bahan, aku sempat menawarkan sebuah jas, tetapi dia tolak karena menurutnya jas hanya di butuhkan di saat-saat yang sangat sakral atau saat tampil, dan aku tidak bisa memaksanya, itu terserah dia.

"Kau terlihat cantik hari ini" Suga fokus dengan jalannya jadi aku masih bisa berharap dia tak melihat semburat merah yang muncul di pipiku setelah dia mengatakan hal itu. Hemm...Suga ini, kenapa suka sekali membuatku blushing? "pastikan kau tetap seperti ini sampai akhir meeting karena aku ingin makan siangku secantik ini" katanya lagi. Aku mengigit bibir bawahku, karena aku sangat mengerti makan siang seperti apa yang dia maksud, dan itu membuatku sangat bergairah hanya dengan memikirkannya saja.

"Damn Anna!" aku ikut terkejut karena Suga tiba-tiba menghentikan mobilnya, aku menatapnya bingung. "jangan mengigit bibir bawahmu karena itu tugasku," lalu dia melumat bibirku, sangat bergairah seperti Suga yang biasanya.

Aku bisa merasakan tangan Suga menarik punggungku agar merapat padanya sementara tangan satunya mulai sibuk membuka kancing kemejaku, dan mengeluarkan kedua gundukanku secara bersamaan tanpa melepas braku, lalu bibirnya berpindah, mengisap dadaku dengan sangat ambisius.

"Ahhh...Suga..." ucapku membusungkan dadaku, seolah meminta lebih.

"Suga..."ucapku lagi ketika kedua tangannya mencoba melebarkan kakiku dan mulai meremas paha bagian dalamku.

"Kit-kita tidak bisa sekarang Suga" Aku terbatah, menahan desahan. "Nan, nanti bajunya jadi kusut, dan kita bisa terlambat" dengan bersusah payah, akhirnya aku berhasil mengatakan hal itu, meskipun pada akhirnya aku menyesali kata-kataku sendiri karena setelahnya Suga seperti tersadar dan langsung menghentikan kegiatannya di tengah jalan, saat aku sudah akan mengalami pelepasan.

"Kau benar" ada raut kecewa di wajahnya, tapi dia tetap kembali melajukan mobilnya, meskipun aku bisa merasakan sesuatu seperti membesar di balik celananya. Aku menatap sesuatu itu untuk waktu yang cukup lama hingga tanpa kusadari tanganku secara spontan memegangnya dengan agak kuat.

"Ouch...Yyaahhh...apa yang kau lakukan?!" dia setengah berteriak dan setengah mendesah. Aku bisa merasakan gairah yang berusaha dia tahan.

"Untung saja ini di lampu merah, bagaimana jika..." Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang aku pikirkan, nyaris setiap hari bahkan setiap saat bercinta dengan Suga, dan kadang-kadang dengan Taehyung juga sih, dan sepertinya hal itu membuatku menjadi gila sex? Karena saat itu juga, tanpa diminta, aku langsung membuka resleting celana Suga lalu mengeluarkan miliknya yang sudah menegak. Suga membulatkan mata, dengan panik dia menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada seorang pun yang menyadari apapun yang sedang aku lakukan, karena aku baru saja menungging di kursi penumpang hanya demi memasukkan milik Suga yang berurat ke dalam mulutku lalu mengisapnya dengan sangat kuat.

"Damn Good Anna!" Ucap Suga menepikan mobil di tempat yang agak sepi dan melebarkan kedua kakinya agar memberikan akses bagiku untuk melakukan apa yang sedang aku lakukan.

"Yeah...make it deep, smart girl" ucap Suga mengerang ketika aku mempercepat pergerakan di dalam mulutku.

"Uhhh...It's Good...yesss..." ucapnya kemudian menarik rambutku ke belakang untuk semakin memperdalam emutanku pada miliknya ketika aku merasakan miliknya makin membesar dan pada akhirnya dia mencapai pelepasannya.

More than AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang