Danger

16 1 0
                                    

Aku berangkat ke kantor pagi ini dengan mengendarai mobil BMW X-5 terbaru yang di hadiahkan Sga untukku. Garis bawahi mengendarai. Yah, pertama kalinya Suga mengizinkanku mengendarai mobil sendiri setelah dia mengatakan bahwa dia akan belajar memercayaiku mulai sekarang, lagi pula, BTS harus syuting reality show dI luar kantor, membuat Suga tidak bisa mengantarku hari ini.

Bukankah seharusnya aku senang? Ya, aku yang dulu pasti akan senang, tapi saat Suga mengatakan dia akan belajar mempercayaiku mulai sekarang, bayangan akan dirinya yang meminta diriku untuk melahirkan anaknya terus terulang dalam ingatanku, alhasil, aku bukannya senang, malah sekarang aku tampak tidak fokus di kantor.

"Apa terjadi sesuatu?" tegur Adora, ketidakfokusanku hari ini sepertinya sudah sampai di tahap dimana aku menyebabkan kekhawatiran pada orang lain. "jika kau butuh teman untuk berbagi cerita aku ada disini" Adora lagi. Aku menatap matanya, dan aku bisa menangkap ketulusan dari sana, aku menatap sekeliling, kami sedang berada di studioku, dimana hanya ada Adora dan aku disini saat ini.

"Adora apa mungkin kau pernah mengalami hal seperti yang aku alami sekarang?" tanyaku, Adora menilingkan wajahnya, yah, aku paham, dia pasti tidak mengerti.

"Maksudku, apa kau pernah terlibat dalam sebuah hubungan dimana pacarmu memintamu untuk mengandung anaknya?" tanyaku. Mataku dan mata Adora sejenak saling bertemu, kemudian dia menjatuhkan kertas lirik ditangannya hanya demi menunjukkan wajah terkejutnya.

"Apa Suga oppa memintamu untuk mengandung anaknya?" tanya Adora masih terkesima. Aku mengangguk.

"Lalu bagaimana kau? Apa kau setuju?" tanyanya, aku bisa merasakan perubahan ekspresi pada dirinya berubah dari terkesima menjadi antusias.

"Entahlah, aku tidak tahu" aku tertunduk lesu dan mulai menghembuskan nafas Panjang.

"Ada apa oenni? Semua baik-baik saja?" Adora menghampiriku, memegang pundakku seolah menguatkan.

"Aku sangat mencintainya Adora, aku bahkan sudah membayangkan memiliki keluarga kecil yang Bahagia dengannya Ketika dia menyematkan cincin ini di jari manisku, tapi, di saat yang bersamaan aku sangat takut dengan berbagai masalah yang muncul akhir-akhir ini, ak, aku.." air mataku tak tertahan, dan untunglah ada Adora disana, setidaknya aku tak sendirian lagi seperti biasanya dalam hidupku selama ini.

"Tenang saja oenni, kau akan Bahagia pada akhirnya, percayalah padaku" ucapnya menenangkan sembari mengusap bahuku.

"Semoga" lirihku setelah air mataku reda.

"Bagaimana kalau kita ke café sekarang? Kupikir sudah waktunya makan siang?" tanyanya setelah keadaan kami berdua agak tenang. Aku mengangguk dan mengikutinya menuju café di lantai 2.

*

Café di perusahaan ini memang di letakkan di lantai 2 karena termasuk dalam salah satu area publik. Ya, karena agensi kami adalah salah satu agensi terbesar di negara ini dan merupakan salah satu agensi dengan jumlah fans terbesar, agensi ini menyajikan ruang publik untuk penggemar yang ingin datang berkunjung.

Aku dan Adora menghabiskan makanan kami kurang dari satu jam dan akan Kembali ke studioku Ketika seseorang menghentikan langkahku.

"Hai noona lama tak berjumpa" ucapnya.

"Ooh, apa kau Jayden? Trainee baru itu?" aku hanya teridam, karena yang menjawab adalah Adora. Aku dan Jayden hanya saling memandang.

"Nee...aku Jayden, wah, sebuah kehormatan bagiku, seorang produser ternama seperti Adora sunbaenim mengenaliku" Jayden sedikit membungkuk.

"Ya, tentu saja aku mengenalmu, junior baru yang kurang ajar sangat Langkah di Korea Selatan" aku menatap Adora, tak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan, dan dia menatapku sambil tersenyum. Kurasa Adora bisa merasakannya, meskipun dia tidak tahu masalah yang ada antara aku dan Jayden, tapi dia bisa tahu ada masalah antara kami berdua.

More than AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang