Stay With Me

17 1 0
                                    

Berita soal kehamilanku menyebar dengan cepat, jika ini di Indonesia, mungkin aku hanya akan menerima hujatan, cacian, makian, tapi disini, aku justru menerima banyak ucapan selamat. Aku juga tidak tahu dari mana mereka mendengar soal ini, belum lagi berita soal pernikahan yang menyebar dengan cepat, membuatku bertanya-tanya, siapa yang sudah melamarku? Belum ada seorang pun? Lalu darimana gossip itu tersebar?

"Kupikir kau tidak akan mampir ke kantor lagi" itu Taehyung yang bertanya, aku kini sedang berada di ruang Latihan BTS, hanya Bersama Taehyung. Kudengar dari staff akhir-akhir ini Taehyung lebih sering menghabiskan waktunya di ruang Latihan, atau di gym, dia seperti sengaja ingin Lelah, alias melelahkan diri, tipikal Taehyung sekali saat sedang kepikiran sesuatu.

"Tidak, kenapa aku harus tidak ke kantor sementara banyak hal yang harus aku selesaikan disini?" aku menerima minuman yang di sodorkan Taehyung padaku, dia lalu ikut duduk di sampingku, bersandar di dinding, kami sama-sama terdiam. Entah memikirkan apa, memikirkan hal perihal hidup masing-masing kah atau mungkin memikirkan hal yang sama?

"Anna..."

"Taehyung..."

Kami bahkan bersamaan saat akan berbicara, situasinya menjadi canggung.

"Maaf aku tidak sering berada di sampingmu akhir-akhir ini" Taehyung menundukkan kepalanya, dia tampak menyesal.

"Kupikir, kau seharusnya Bahagia dengan orang lain Taehyung, aku tidak pantas mendapatkan cintamu, kau terlalu berarti hanya untuk seorang wanita seperti aku" aku menyeruput teh yang di berikan Taehyung tadi. Rasanya hatiku sangat sakit mengucapkan itu. Saat memikirkan Taehyung bahagia bersama wanita lain, sebenarnya aku tidak rela. Di hatiku seperti ada yang mengiris. Aku tidak bisa membayangkan ada wanita lain di sisi Taehyung selain diriku. Di perhatikan olehnya. Di sayang olehnya, di perlakukan seperti ratu seperti Taehyung memperlakukan aku selama ini. Aku tidak rela rasanya, itulah sebabnya mungkin kenapa saat ini ada air mata yang tergenang di pelupuk mataku, berusaha ku tahan agar tak jatuh.

Aku bisa melihat Taehyung tersenyum simpul tapi dia masih menunduk. Rambut yang sengaja dia panjangkan itu berhasil melakukan fungsinya dengan baik, menutupi ekspresi wajah Taehyung saat pria itu sedang tidak ingin menunjukkan apa yang dia rasakan melalui wajahnya.

"Aku tidak bisa berbuat apapun jika kau sudah Bahagia, aku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaanmu" ucapnya datar. Kenapa Taehyung? Kenapa kau terdengar sudah sangat menyerah.

"Apa menurutmu aku Bahagia?" tidak ada jawaban dari Taehyung, tapi kini dia menyandarkan punggungnya ke dinding, lebih lurus lagi, seolah seperti peregangan.

Taehyung tidak sempat menjawab pertanyaanku, karena setelahnya, Suga dan member lain sudah berdatangan, karena jadwal rilis album baru mereka sudah di tetapkan, maka mereka akan memulai lagi, Latihan Bersama.

"Tunggu aku, kita pulang Bersama" bisik Suga di telingaku Ketika aku akan meninggalkan ruang Latihan, kemudian dia mengecup pipiku, membuat member yang lain bersorak, kecuali Jimin dan Taehyung.

*

Jujur saja, sejak mengetahui aku hamil, Suga memang menjadi berkali-kali lipat lebih perhatian, lebih posesif, dan lebih sering bersamaku. Aku Bahagia. Tentu saja, tapi di samping itu, aku punya keraguanku juga. Aku ragu, apakah anak yang ada di dalam rahimku ini adalah anak Suga atau bukan? Maksudku, ini bisa saja adalah anak Jimin, atau mungkin juga anak Taehyung? Kupikir keduanya pun berpikir sama seperti aku, anak ini bisa jadi, anak mereka berdua, dan jika Taehyung mengungkapkan ke frustasiannya akan hal ini dengan menjadi insecure, lebih menutup diri, depresi dan seperti menjadi lebih tertutup akan hal lain, selain aku, Jimin justru lebih menunjukkan kepeduliannya, sangat berbanding terbalik pada saat pengungkapan perasaan mereka, dimana Taehyung yang blak-blakan, dan Jimin yang lebih memendam.

More than AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang