Hari ini aku libur, atau lebih tepatnya meliburkan diri mungkin? Entahlah, aku hanya mencoba memberikan sedikit waktu untuk diriku sendiri agar bisa sedikit bersantai, itulah sebabnya mengapa kini aku berada di halaman depan rumah dengan selang yang berada di genggaman tanganku, dan diriku yang sedang bersenandung ringan sambal menyiram tanaman. Aku ingat betul, impianku sejak dulu ialah mempunyai sebuah rumah sederhana yang di kelilingi dengan halaman yang indah di sisi depan dan belakangnya, dan itulah sebabnya Suga memberikanku rumah ini, untuk merealisasikan impian kecilku itu.
Sebenarnya ada tukang kebun yang setiap beberapa hari datang untuk merawat halaman rumah, hanya saja untuk hari ini bukan waktunya dia datang, maka dari itu, aku yang berinisiatif sendiri untuk menyiram tanaman-tanaman ini meskipun sebenarnya jika tidak aku siram tidak apa-apa juga, tapi terserah aku saja, toh ini rumahku. Aku masih bersenandung Ketika aku mendengar suara mobil memasuki halaman, secara otomatis aku menghentikan kegiatanku, dan berlari kecil menuju parkiran yang memang tidak jauh dari tempatku berdiri sekarang, aku akan menghambur kepelukan seseorang yang baru saja turun dari mobil itu Ketika kesadaranku berhasil menghentikan kakiku untuk melangkah mendekat, karena ternyata yang datang itu bukan Suga.
"Taehyung?" aku menatap pria itu yang kini melambai dan tersenyum lebar ke arahku. Aku balas melambai padanya, berjalan menghampirinya, Taehyung memang akhir-akhir ini lebih sering datang mengunjungiku disini, karena aku pun akhir-akhir ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Aku berjalan menghampirinya, sedikit lagi sampai di hadapan Taehyung Ketika kulihat satu sosok lagi turun dari atas mobil, membuatku membatu, langkahku terhenti. Ia disana. Dia datang lagi padaku, secepat kilat aku berlari, Kembali ke halaman, melihat sekitar, mencari apa saja yang bisa aku jadikan senjata, hanya saja aku tak menemukan apapun hingga yang bisa kuraih hanya selang dengan air yang mengalir kencang, aku menondongkan selang itu ke arah mereka.
"Tenang Anna, dia kesini bukan untuk menyakitimu" Taehyung mengangkat tangannya ke depan dan mencoba menenangkan aku.
"Taehyung benar, aku hanya ingin meluruskan semuanya" Jimin berucap sambal mendekat.
"Tapi aku tidak ingin mendengar apapun! Pergi kau dari sini, pergi dari rumahku!" aku histeris dan mulai menyemprot mereka berdua membabi buta dengan air dari selang yang kupegang, cukup lama kami berperang, hingga akhirnya tepar, tertidur terlentang di halaman dengan pakaian yang acak-acakan, juga basah.
"Kenapa kita malah jadi perang air?" Taehyung tertawa, aku juga tapi langsung menghentikan tawaku begitu menyadari masih ada Jimin disana.
"Sudahlah, kalian pulang saja, aku ingin beristirahat" dan aku meninggalkan mereka berdua untuk masuk ke dalam rumah.
*
Dengan rambut yang masih setengah basah, aku kembali melangkah keluar kamar dan nyaris berlari Ketika Kembali mendapati Jimin disana.
"Kenapa kau tidak pergi juga?!" ketusku, tanpa menatapnya. Jimin terdiam, ia hanya memandangi aku yang berjalan menuju pantry.
"Mana Taehyung?" anehnya tak ada satu pun dari pertanyaanku yang di jawab oleh pria itu.
"Anna, aku benar-benar minta maaf" aku mendengar suara Jimin mendekat, sebenarnya aku deg-degan, apalagi di ruangan tengah ini kami hanya berdua, Taehyung kemana?
"Maaf jika aku menyakitimu" Jimin lagi, tapi aku masih berusaha tak menghiraukannya.
"Kau tahu, aku menyukaimu, tidak, aku mencintaimu" aku Kembali meneguk air dari gelas yang aku genggam, berpura tak menggubris pria itu, tapi percuma, fokus pendengaranku tetap padanya.
"Kau berbohong!" akhirnya aku bersuara, membalik tubuhku dan memperlihatkan pada Jimin bahwa aku tidak suka caranya menyukaiku.
"Jika kau mencintai aku, kau tidak akan melakukan semua itu" kataku masih tak mengubah tatapan mata tajamku.
"Aku hanya tidak terima kau Bersama Taehyung dan Suga hyung, sementara kau tak menerima kehadiranku di sekitarmu" aku bisa merasakan Jimin berusaha dengan sangat keras menahan emosinya.
"Aku juga ingin dekat denganmu" lirihnya lemah. Kupikir kali ini Jimin sudah menyerah. Benar-benar menyerah akan aku.
"Kita bisa berteman" kataku, memandang Jimin nanar.
"Lagipula wanita bukan Cuma diriku saja Park Jimin! Diluar sana banyak yang lebih cantik dariku, lebih pintar, lebih kaya, lebih segala-galanya, kenapa harus aku?" suaraku melemah, karena aku memang sudah se-lelah itu menghadapi semua ini.
"Tapi bagaimana jika aku hanya mencintaimu? Bagaimana jika aku hanya ingin kau?!" Jimin mulai meninggikan suaranya, agaknya emosinya mulai terpancing, dan aku mulai meningkatkan kewaspadaanku.
"Kau hanya penasaran padaku, kau hanya terobsesi" aku mencoba meyakinkannya, tapi Jimin makin terlihat frustasi, dengan cepat dia mendekat ke arahku, memegang kedua pipiku dengan kedua telapak tangannya, dan tanpa aba-aba menciumku, di bibir. Tentu saja aku melawan, sekuat tenaga aku melepaskan diri darinya, dan menamparnya dengan cukup kerasa begitu tautan kami terlepas, sesaat, ya, hanya sesaat aku bisa melihat penyesalan dari mata Jimin, tapi aku tidak mau terlalu lama larut dalam tatap matanya maka dari itu aku segera berlari menuju kamarku, dan mengunci pintunya.
"Suga kau dimana? Aku takut..." lirihku berderai air mata.
*
Kalau orang lain akan berpikir akan baik-baik saja setelah apa yang dia lakukan, setelah keputusannya mengirim Jimin untuk Bersama kekasihnya Anna, Suga akan baik-baik saja, maka, sesungguhnya orang itu benar-benar tidak mengenal Suga karena sekarang ini, Suga merasa sangat tidak tenang, sejujurnya dia menyesali keputusannya untuk membuat Anna Bersama Jimin, dan mulai bertanya-tanya kenapa dia harus melakukan hal itu, yang tentu saja akan sangat berbahaya bagi Anna, bagaimana kalau Jimin melakukan hal-hal aneh lagi pada Anna, meskipun Taehyung juga ada disana, karena diam-diam juga Suga mengutus Taehyung tapi hanya untuk mengawasi. Bagaimana jika Taehyung juga lengah? Atau bagaimana jika taehyung dan jimin bekerja sama untuk melakukan hal yang tidak-tidak pada Anna? Seharusnya suga tahu apa yang dia lakukan aalah hal bodoh. Dia seperti menjerumuskan kekasihnya seniri ke sarang buaya, seharusnya hal yang dilakukan suga sekarang adalah melindungi anna dari orang-orang yang ingin merusak hubungan mereka. Apa setelah mengetahui apa yang suga lakukan anna akan kecewa padanya? Memikirkan betapa kecewanya anna, bahkan ekspresi kecewa anna dengan wajah sendunya terbayang di pelupuk mata suga membuat pria itu eranjak dari kursinya, hendak pulang ke rumah mereka, Ketika sebuah pesan masuk di ponselnya, dari anna.
"jangan khawatir, keputusanmu sudah tepat, bagaimanapun, kita harus menyelesaikan masalah ini agar semuanya tidak menjadi canggung sama sekali diantara kita nantinya, kali ini akan baik-baik saja, percayalah padaku, aku hanya akan mencintaimu" begitu isi pesan yang dikirim anna, membuat suga sedikit merasa agak tenang meskipun masih khawatir.
"I'll be yours forever till forever falls apart" hanya itu yang bisa dilakukannya sekarang, ya, meyakinkan, dia dan anna sama-sama sedang meyakinkan diri sendiri, bahwa rasa mereka tak akan goyah oleh apapun.
To be continue_
KAMU SEDANG MEMBACA
More than Anything
FanficWARNING 21+!!! BACAAN DEWASA! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI USIA KALIAN!! Apa kalian pernah bercinta? Apa kalian tahu rasanya? Anna memulai kehidupan barunya dengan menjalani kontrak kerja dengan Suga, meskipun isi kontrak itu juga menyatakan...