Something 'bout you

15 2 0
                                    

Setelah kejadian hari itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Suga. Dia tidak pernah datang lagi ke rumah ini, yang datang hanya Taehyung, dan setiap kali aku menanyakan pada Taehyung kemana Suga? Taehyung hanya mengatakan Suga sedang sibuk, tapi dia enggan mengatakan padaku Suga sedang sibuk apa, karena dari pantauanku, tidak ada aktivitas bts yang berarti, peluncuran album comeback di tunda karena alasan Kesehatan Jimin, tidak ada promosi lagu baru yang di produseri Suga, collab dengan artis lain juga tidak ada, apalagi soal mixtape ketiganya, sama sekali tak terdengar.

Jika orang-orang bertanya mengapa aku tak menemuinya saja di studionya itu karena aku sedang cuti. Jujur saja, kejadian ini lumayan membuatku trauma, dan takut menghadapi dunia luar, meskipun mungkin tidak akan ada hujatan yang aku terima karena yang mengetahui masalah ini Cuma aku, member bts, dan pd nim, aku tetap saja takut, menyadari jika sewaktu-waktu aku bisa bertemu Jimin di sana membuatku ketakutan, akhirnya aku menyadari mengapa penyerang dan korban tidak bisa di tempatkan dalam satu tempat yang sama, untuk melindungi Kesehatan mental di korban.

Tapi tanpa kehadiran Suga seperti ini? Sekali lagi aku menyadari betapa akhirnya aku sangat bergantung pada Suga, ternyata pengaruhnya di hiupku se besar ini. Bahkan pada hal yang paling mendasar sekalipun, tanpa kehadirannya akhir-akhir ini di sekitarku.

Aku menatap jendela apartemenku seperti biasa, dan menjumpai pemandangan yang biasa kutemukan disana. Mobil-mobil yang berlalu Lalang, dan cahaya dari lampu Gedung-gedung pencakar langit, juga pemandangan sungai han dengan ombak yang tenang. Ya, benar, aku pulang ke apartemenku sendiri, menjalani hari-hari tanpa kehadiran Suga di tempat dimana seharusnya dia selalu ada terasa lebih menyakitkan. Jadi, aku memutuskan untuk pulang ke tempat seharusnya aku berada, apartemenku sendiri.

Aku masih disini, berdiri dan merindukan Suga, Ketika pesan dari Taehyung masuk.

"Apa kau belum pulang?"

"Aku tidak pernah kemanapun hari ini Tae"

Yah, benar, soal aku pergi meninggalkan rumah Suga, sebenarnya semua orang sudah tahu, tapi aku tidak tahu apa Suga sendiri mendengarnya atau tidak yang jelas sampai detik ini pun dia belum pernah menghubungiku sama sekali.

"Aneh rasanya mengunjungimu di apartemenmu sendiri" itu balasan Taehyung lagi, aku menghembuskan nafas, bukan hanya kau yang merasa aneh, tapi aku juga, tapi mau bagaimana lagi? Aku merasa tidak nyaman disana, disana mengingatkanku akan kejadian yang terjadi hari itu, terlebih lagi tidak ada Suga di sisiku.

"Aku juga sama, hanya saja kau tahu, rasanya tidak nyaman berada di sana?"

Itu adalah jawabanku kepada Taehyung, yang sepertinya tidak ia balas lagi, jadi aku Kembali meletakkan ponsel di atas meja, dan Kembali memandang jendela, aku tak memikirkan apapun, hanya memandang Ketika aku mendengar suara bel berbunyi. Kurasa itu Taehyung, karena selama Suga tak ada disini, Taehyung menjadi teman yang baik, meski dia tetap tidak bisa menggantikan posisi Suga, tapi aku lumayan merasa tenang setiap kali dia datang hanya untuk sekedar mengobrol denganku atau hanya sekedar memberikan kecupan selamat malam yang sebenarnya sangat aku rindukan dari Suga.

Aku berjalan menuju pintu dan membukanya bahkan tanpa mengecek intercom, dan betapa terkejutnya aku mendapati se sosok pria dengan kulitnya yang berwarna putih pucat sedang nyengir di hadapanku menunjukkan gummy smilenya, aku tidak perlu menunggu lama untuk bisa mendaratkan pelukanku padanya setelah aku membuka pintu, aku sangat merindukannya sampai aku tidak bisa menahan tangisku begitu berada dalam pelukannya.

"Ku-kupikir kau meninggalkanku" isakku di pelukan Suga, dia mempererat pelukannya, "maaf karena terlalu lama membuatmu menunggu" Suga balas memelukku dengan erat, aku bisa merasakan sentuhan bibirnya dan deru nafasnya dileherku. Tangisku makin pecah mendengar jawaban Suga, membuatnya harus menggendongku masuk kedalam apartemen agar tidak membuat orang lain terganggu dengan suara tangisan kami.

More than AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang