I'll make it easy

16 1 0
                                    

Mungkin semua itu terdengar egois. Untukku, untuk Jimin, Taehyung atau pun Suga, tapi aku sudah memutuskannya, dan keputusanku mutlak. Aku tidak berpikir untuk mengubah keputusanku lagi. Aku juga tidak bisa menyalahkan siapapun dengan keadaanku saat ini karena semua yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya adalah atas keinginan diriku sendiri, tanpa paksaan siapapun, aku juga melakukannya dengan sadar, aku mungkin yang tidak bisa mengendalikan diri sendiri, aku terlalu terbuai dengan kenikmatan yang di tawarkan padaku, aku tidak bisa menahan diri dari nafsu, jadi jika di tanya siapa yang patut dihukum dan disalahkan disini tentu saja jawabannya adalah diriku sendiri, aku sudah memikirkan hal itu.

Sejak aku keluar dari rumah sakit, Jimin dan Taehyung selalu ada di sampingku, mereka berdua juga tanpa henti terus mencoba meyakinkanku untuk mengubah pilihanku untuk pergi jauh, meskipun mereka tahu hal itu percuma, apapun yang terjadi aku tidak akan mengubah keputusanku.

Sementara itu untuk pekerjaanku sendiri, aku sudah bicara dengan bang pd kalau aku akan rehat sejenak. Seperti yang sudah aku katakan di awal, semua yang aku kumpulkan sejak berada di perusahaan ini, semuanya cukup untukku. Bahkan lebih dari cukup untukku hidup, dan membesarkan seorang anak, dan bang pd setuju. Sebenarnya beliau lebih memikirkan mengenai Kesehatan mentalku lebih dari apapun, apalagi dengan keadaanku yang sedang hamil, jadi, dengan tangan terbuka dia menyambut apapun keputusanku. Dia juga menawarkan aku untuk bisa Kembali kapan saja aku merasa siap.

Hari ini adalah hari terakhir, aku ke kantor untuk mengurus semua berkas dan surat-surat lain yang aku butuhkan untuk kepindahanku. Hype memang adalah perusahaan yang se bertanggung jawab itu, bahkan sampai detik terakhir aku sebagai produser di perusahaan ini pun, mereka masih membantuku dengan segala keperluanku.

Aku kesini seorang diri, tidak di antar Suga lagi, karena sejak hari itu aku dan Suga sudah jarang bertemu. Kami hanya sesekali berpapasan. Entah itu saat dia ke rumah untuk mengambil beberapa barang atupun baju, atau saat kami tidak sengaja berpapasan di kantor. Aku juga hanya sesekali saja mengirimkan chat padanya, dan di balas seperlunya oleh Suga juga.

Mengenai rumah, apartement, mobil, atau apapun itu, baik yang aku beli sendiri atau pun yang di berikan oleh Suga, aku sudah meyerahkan semuanya kepada pengacara pribadiku untuk di urus, entah itu akan dikembalikan kepada Suga atau di jual, entahlah, aku tidak begitu peduli.

Aku berjalan, hendak pulang ke rumah mengambil sisa barang yang akan aku bawa karena Sebagian besar sudah di kirim dengan cargo udara, setelah dari mengambil dokumen terakhir di bagian HRD, Ketika seseorang menabrakkan tubhnya hingga kami berdua sama-sama jatuh terduduk ke belakang.

"Kupikir aku tidak akan melihatmu seumur hidup lagi, tapi apa ini? Kau masih disini?" dia Bianca, yang berkata seperti itu.

"Kau masih disini? Kupikir kau sudah akan angkat kaki dari perusahaan ini" dan itu aku yang mengatakannya. Wajah Bianca tampak tidak senang, keningnya berkerut dan senyum palsu yang sempat dia tampilkan tadi yang jelas di tujukan padaku untuk mengejek, kini telah pudar, dia menatapku dengan penuh kebencian dan kini berjalan mendekat dengan penuh amarah ke hadapanku. Demi apapun aku tidak merasa takut sama sekali.

"Apa katamu?" itu hal yang pertama kali dia katakan Ketika dia menghampiriku. Jarak kami sudah sangat dekat sekarang.

"Anggap saja aku sedang berbaik hati jadi sampai sekarang kau masih ada disini, meskipun sebagai parasit, iya kan?" aku tidak gentar, karena pada kenyataannya sekarang Jayden dan Bianca sedang berada di ujung tombak.

"Aku tahu kau menghasut Suga oppa untuk melakukan semua itu, kan?! Dasar jalang!" teriaknya, kemudian tanpa bisa kuhentikan dia meraih rambutku, menjambaknya yang tentu saja tak akan kubiarkan begitu saja.

"Yyah sialan! Oppa?! Kau memanggil kekasihku dengan sebutan oppa?! Oppa pantatmu! Dasar brengsek!" aku balas memaki dan menjambak rambutnya, hal itu tak telak menarik perhatian orang lain yang ada di sana, tapi tak ada satu pun sepertinya yang berniat memisahkan kami, mereka hanya mengerumuni kami, ada beberapa juga yang sepertinya merekam gambar, bagus, tidak apa-apa, karena ini akan menjadi berita yang menghibur besok.

More than AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang