Follow akun instagramku
@faizahjahroOh iya kalian nemu cerita ini darimana?
Terus Kalian pembaca apa nih?
Pembaca baru?
Pembaca lama?
____Happy Reading___
Di suatu siang yang terik, sekolah tampak lebih sepi dari biasanya. Ayana, Nailah, Daniel, dan Rafa—empat sahabat yang kebetulan sekelas—tengah menikmati waktu luang di akhir jam sekolah. Hari itu, sekolah memberikan kebebasan untuk pulang lebih awal. Biasanya mereka baru pulang jam 15.00, namun hari ini jam dinding baru menunjukkan pukul 14.00 ketika mereka selesai membereskan tas dan bersiap bermain di lapangan.
Seperti tradisi harian mereka, sebelum pulang ke rumah, mereka selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama. Segera saja mereka bergegas menuju lapangan sekolah, membawa tas masing-masing dan meletakkannya di bawah pohon besar yang rindang. Setelah kelas olahraga tadi, Ayana dan Nailah masih bersemangat melanjutkan permainan raket. Ayana sudah berada di tengah lapangan, memegang raket dengan antusias.
"Nai, ayo main!" seru Ayana tak sabar, sementara Nailah masih berleha-leha di bawah pohon.
"Iya, bentar!" jawab Nailah santai, lalu segera mengambil raket dan menghampiri Ayana. Dalam hitungan detik, mereka mulai bermain, mengisi lapangan dengan suara kok yang beradu dengan raket.
Sementara itu, di sudut lain lapangan, Rafa dan Daniel sedang bersiap bermain basket. Sebelum permainan dimulai, mereka mengambil bola dan langsung beraksi. Namun, tak lama setelah permainan dimulai, Rafa yang melempar bola terlalu keras tak sengaja membuat bola itu terlempar jauh hingga jatuh ke lantai satu.
Rafa yang melihat Kirana berjalan di lantai satu segera memanggilnya. "Kirana! Ada bola basket nggak di situ?"
Kirana berhenti dan mendongak, mencari sumber suara. Begitu menyadari itu Rafa, ia membalas, "Bentar, gue cari dulu!"
Namun, setelah mencari-cari, Kirana tak menemukan bola itu. "Nggak ada, Raf!" teriaknya dari bawah.
Rafa mengernyit bingung. "Coba cari lagi! Tadi jelas bola jatuh ke situ!"
Kirana menghela napas. "Iya, ini gue lagi nyari!" Balasnya sambil terus mencari. Namun, setelah beberapa menit, bola basket itu masih belum ditemukan. "Sabar, gue lagi nyari nih!" teriaknya lagi dengan nada kesal.
Akhirnya, setelah beberapa menit pencarian yang melelahkan, Kirana menemukan bola tersebut. Namun, masalah lain muncul—Kirana tidak tahu bagaimana cara mengembalikannya ke Rafa dan Daniel yang berada di atas. Dengan polosnya, ia berteriak, "Ada nih, Raf! Tapi, gue bingung gimana ngasihnya!"
Mendengar itu, Nailah yang sedang bermain raket tiba-tiba berhenti dan memandang Kirana. "Bingung kenapa, Kir?" tanyanya sambil menahan tawa.
Kirana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue nggak tahu gimana cara ngasih bolanya ke kalian!"
Serempak, Nailah, Rafa, dan Daniel pun menggelengkan kepala dan mengucapkan, "Astagfirullah, Kirana!"
Kirana yang mendengar mereka langsung kesal. "Ih, kok kalian malah istigfar sih!" protesnya.
Rafa, yang tak bisa menahan tawanya, menjawab, "Gue kira lu kenapa! Ternyata cuma bingung cara ngasih bola! Yaudah, lempar aja dari atas!"
Kirana, dengan segera, melempar bola basket itu dari lantai satu, dan Rafa berhasil menangkapnya. "Thanks, Kir!" teriaknya, namun Kirana sudah berjalan pergi, merasa jengkel dengan kejadian konyol itu.
Di sisi lain lapangan, Ayana dan Nailah sedang asyik bermain raket ketika tiba-tiba kok yang mereka mainkan terbang terlalu tinggi dan tersangkut di dahan pohon besar. Mereka segera menghampiri pohon tersebut dan mendongak, melihat kok yang tersangkut.
"Tenang, gue yang ambil!" seru Ayana, yang memang terkenal jago memanjat pohon. Dengan cekatan, ia memanjat dahan demi dahan, tak memberikan kesempatan Nailah untuk membantah.
"Tapi—" Nailah ingin berkata sesuatu, namun Ayana sudah berada di atas, memotong ucapannya. "Gue dapet koknya! Gue lempar ya!" ucap Ayana sambil melempar kok itu ke Nailah, yang berhasil menangkapnya dengan mudah.
Dengan kok di tangan, Nailah tersenyum, "Nice catch, Ayana!" Ayana melompat turun dari pohon dan mereka kembali bermain, tertawa bersama di bawah matahari siang yang bersinar cerah.
Bersambungg....
Vote dan komentnya jangan ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina
Teen FictionKarina, gadis ceria dari Bekasi, mendapati hidupnya berubah drastis saat pindah ke Jakarta. Sikapnya yang dulu hangat kini menjadi dingin dan tertutup. Di sekolah baru, ia terus-menerus dijahili oleh Karel, cowok terkenal yang cuek dan sulit ditebak...