Part 15

61 3 0
                                    

"Cih, yaudah mana uangnya?!" tanya Afria kesal kepada Karel.  Lalu Karel mengasih uangnya ke Afria.

"Nih! Catet nama gue!
Nanti gini-gini gak dicatet lagi!"

"Iya ini gue mau catet!" balas Afria yang mencatat nama Karel. Lalu Karel menoleh ke arah Karina. Yang tepatnya di samping Afria.

Karel melihat Karina sedang membaca buku. Dan ia mendapatkan ide untuk menjahili Karina.

Karel memegang botol Karina yang tepat di atas meja Karina. Karina kaget dengan kedatengan Karel. Dan dia melihat Karel
memegang botolnya.

"Adrian! Sini balikin botol gue!"

"Hah! Tadi lu manggil gue apa?" tanya Karel. Dia pikir, dia salah
denger.

"Adrian?" ucap Karina kebingungan sambil melihat Karel dengan wajah polos.

"Tau dari mana lu? Nama gue Adrian?" tanya Adrian yang syok mendengar ucapan Karina. Padahal, Karel belum kenalan dengan Karina. Tapi, Karina sudah mengetahui namanya, Bahkan Karina tahu nama panggilannya.

Karina yang melihat Karel kebingungan langsung menunjukkan name tag Karel, dan name tag itu tepatnya  berada di dada. "Dari situ!"

Karel dengan syok banget, melihat Karina menunjukkan name tag dia didadanya, kenapa dia bisa bodoh. Baru kali ini Karel bodoh Apa lagi ini sama cewek.

"Aish malu banget gue," batin Karel yang menyembunyikan muka malu dengan muka datar.

"Nama gue Karel ya! Bukan Adrian!"

"Gue maunya Adrian!" balas Karina dingin.

"Cih, yaudah terserah lo aja, biar lo seneng!" balas Karel. Dia sangat malas berdebat, apalagi berdebatnya sama cewek.

"Bodoh, Karel bodoh, kenapa lu gak marah sih! Kan yang boleh manggil nama itu cuman orang yang gue sayang! Tapi dengan  seenaknya ... Gue izinin Karina manggil nama itu!" umpat Karel di
dalam hati.

"Yaudah sini balikin botol gue!" minta Karina.

"Gak! Gue gak mau!" jawab Karel. Lalu Karel berjalan ke tempat
duduknya.

Karina ingin sekali mengambil botol minumnya dan menghampiri Karel. Namun, dia tidak berani ke tempat Karel,
karena di tempat Karel banyak sekali cowo-cowo yang duduk di barisan Karel.

"Aish, tempat Adrian kok banyak banget cowonya? Gue kan jadi gak berani ke tempatnya dia," batin Karina.

"Yaudahlah nanti aja gue ambilnya."

Karel yang melihat Karina tidak menghampiri dirinya, merasa kesal! Karena biasanya kan cewe kalau barangnya habis diambil sama orang, langsung buru-buru diambil, sementara dia? Dibiarin?!

"Bener-bener berbeda sekali dengan cewe lain!" gumam Karel. Tanpa sengaja, Alex mendengar ucapan Karel.

"Hah! Sapa yang beda dari cewe laen?" tanya Alex. Lalu Alex melihat botol minum Karina.

"Dan ini ... Ini kan punya Karina!"
Sambil megang botol Karina.

"Emang!"

"Kenapa lu ambil?!"

"Mau ngerjain tapi gak berhasil!"

"Gak berhasil gimana?" tanya Alex terkekeh. Dia sempat bingung sama ucapan Karel.

"Tuh lihat, dia gak ngambil kan? Dia malah lanjut baca! Bukannya kalau cewe lain itu langsung diambil ya? Tapi kok dia
engga?!" tanya Karel. Dia sungguh kebingungan dengan Karina.

"Wahh keren!" ucap Alex kagum dengan Karel. Karena, gak biasanya Karel mengerjai seorang cewek.

"Baru kali ini seorang Karel ngomong panjang kali lebar tentang cewe!"

"Cih, gak guna gue ngomong tadi ke elu, kalau jawaban lu kek gitu!" balas Karel. Dia sangat malas dengan Alex.

"Etss, Raja dingin sedang ngambek guys," ledek Alex dengan memancing Karel supaya emosi.

"Au ah," ucap Karel. Lalu dia mengambil buku yang sudah ada di atas mejanya.

"Ya maaf," ucap Alex.

"Hmm," balas Karel sambil membaca buku itu. Beberapa menit kemudian, Pak Andre. Guru bahasa Indonesia dateng ke kelas Karel dan pelajaran pun dimulai.

Bersambungggg.....

KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang