40. Peresmian

304 23 4
                                    

Boleh Minta Vote Nya?

Hanya Penulis biasa yang mengharap votmen dari kalian.

∞∞

Waktu Terus Berjalan, Hari Digantikan Minggu Dan Kini Beberapa Bulan Telah Berlalu, Kini Senja, Rahmi Dan Bela Sudah Sampai Di Perusahaan Keluarga Xavier, Hari ini adalah peresmian Aksa sebagai CEO dari Perusahaan Keluarga Xavier. Jadinya Para Anggota inti datang kesana untuk menyaksikan peresmian tersebut Sambil Mengajak Istri Mereka, Terkecuali Morgan Dan Megan. Si Jomblo Karatan.

Andre Yang Menjabat Sebagai Seorang CEO Tunggal, Laskar Sebagai Seorang Jaksa Hukum Serta CEO dari Perusahaan, Warisan Dari Keluarganya, Morgan Dan Megan Juga Di jabat Sebagai CEO Perusahaan Menggantikan Ayah Mereka. Si Twins Meresmikan Jabatannya Tadi Pagi Dan Sore Ini Giliran Aksa.

Awalnya Mereka Ingin Berkuliah Tapi Karena Diantara Mereka Sudah Beristri Dan Sebentar Lagi Akan Mempunyai Seorang Anak, Mereka Mengurungkan Niatnya.Alhasil mereka Sama-sama menjabat Sebagai CEO.

Andre Membantu Istrinya Yang Membawa Perut Buncit nya Turun Dari Mobil, Usia Kandungan Rahmi Yang menginjak sembilan bulan, Kandungan Bela delapan Bulan Dan Juga Senja Yang Kini Tengah Mengandung tujuh Bulan. Lucu Sekali Mereka akan Menjadi Orang tua Bersamaan.

"Ucul nya Ayah Lagi Ngapain?" Ucap Andre berbicara di depan perut buncit Rahmi.

"Main Bola, Terus Ga Sengaja Ketendang peyut bunda" Sahut Rahmi menirukan Suara Anak kecil. Andre terkekeh mendengarnya.

"Jagoan Ayah Lagi apa?" Tanya Aksa Semangat, Laki-laki itu mengelus Perut Senja Yang Bulat.

"Engga Lagi Ngapa-ngapain, Nyantai Aja yah" Sahut Senja

"Ayah Lagi Di Kantor Nih, Bentar Lagi Ayah Kerja Buat Kamu Sama bunda" Sergah Aksa Tersenyum Sumringah.

"Bagus Dong yah, Semangat ya"

"Siap Baby Boy" Kebahagiaan Aksa Meningkat Karena Hasil USG Menunjukan Bahwa Anak Mereka Laki-laki.

∞∞

Semua Orang Bertepuk Tangan Setelah Aksa Memotong Pita Peresmian, Laki-laki Itu Sekarang Sudah Resmi Menjadi Direktur Dari Perusahaan X'X.

"Terimakasih Semuanya Sudah Datang Kesini, Saya Ucapkan Terimakasih Buat Kalian Yang Sudah Mendukung Saya Terutama Teman-teman Dan Istri Saya Tercinta" Ucap Aksa Tersenyum Dari Teras Depan Perusahaan.

"Wihh Selamat Bos" Sungut Andre Ketika Aksa Dan Senja Turun Dari Atas Tangga.

"Thanks"

∞∞

"Selamat Buat Anak Bunda" Puji Merly Bunda nya Si Twins Pada Morgan Yang Tengah Asik Memakan Masakan Sang Bunda.

"Iyaaa Bun" jawabnya Singkat.

"Mulai Besok Kalian Udah Bisa Kerja Di Saham Masing-masing" Ucap Artan Ayahnya Twins Sambil Tersenyum. Artan Beranjak Dari Duduknya Lalu Berjalan Masuk Ke Dalam Ruang Kerjanya.

"Iyaa Yah" Jawab Megan Memainkan Sendok Dengan Tatapan Yang Terus Memerhatikan Kebersamaan Merly Dan Morgan.

"Gan, Ini Minumnya Sayang" Reflek Si Twins Memegang Gelas Yang Sama Tapi Merly Memberikannya Pada Morgan. Megan Hanya Tersenyum Tipis Lalu Mengambil Minumnya Sendiri.

"Ga pernah Ada Jawaban Kenapa Bunda Bersikap Seperti Ini Sama Gue" Batin Megan terisak.

"Mau Nambah?" Tawar Merly Pada Morgan Disertai Senyuman Hangat.

"Boleh Bun"

"Megan, Ambilkan Udang Itu Buat Adik Kamu" Perintah Merly Dan Megan Langsung Menurutinya.

"Kamu Juga Makan Udangnya, Bagus Buat Kesehatan" Megan Terdiam Sejenak Mendengarnya, Apa Merly Tak Pernah Tau Jika Megan Alergi Udang.

"Kok Diem? Gasuka Kamu Sama Masakan Bunda?" Tanya Merly Dengan Tatapan Mengintimidasi.

"S-suka Kok Bun" Jawab Megan Pelan, Rasanya Ada Belati Tajam Yang Menusuk Hatinya, ia Mengambil Beberapa Udang Dan Memakannya. Tidak peduli akan konsekuensinya. Morgan Yang Tengah Asik Makan Disertai Earphone Di Telinganya Tidak Mendengar Pembicaraan Merly Dan Megan.

"Besok Pagi Jangan Telat Di Hari Pertama Kerja Kamu" Peringat Merly Saat Morgan melepaskan earphone Nya. Morgan Mengangguk. Matanya Melihat Megan Yang Memakan Banyak sekali udang.

"Kok lo banyak banget makan itu" Heran Morgan yang tau jika saudara kembarnya itu sangat alergi terhadap udang.

"Gue Suka" jawab Megan singkat masih asik memakan udang Goreng.

"Tapi kan--

"Gue Bilang Gue Suka!" sengit Megan melirik Morgan dengan tatapan elangnya.

"Megan! Gausah Bentak Adik kamu" marah Merly yang selalu saja memanjakan Morgan seperti anak kecil.

"Udah Bun, abang engga bentak Aku kok" Bela Morgan menghela nafasnya perlahan.

"Jelas-jelas dia Bentak kamu tadi!" Timpal Merly menoyor kepala megan.

"Merly! Apa-apaan Kamu" Ucap artan marah yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Udah yah gppa, lagian kita tau kan keadaan Bunda sekarang" Kata megan membela sang Bunda.

"Bunda kamu udah lama sembuh!"

Deg

Megan Membatu Mendengarnya. Jadi selama ini perlakuan buruk Merly padanya itu Dilakukan dengan sengaja?. Megan menatap Merly dengan tatapan kecewa.

"Kenapa bunda bersikap kayak gitu ke aku?" tanya Megan Menatap Merly marah. Sangat jelas sekali pada matanya.

"Kenapa Bunda!!?? Aku Salah Apa!?" Sambung Megan Meninggikan Suaranya.

"Engga Megan Ini Bukan Salah Kamu, Ini Salah Ayah" Sesal artan. Merly mendelik menghindari tatapan tajam Megan.

"Arghh!!!!" Frustasi Megan Mengacak rambutnya lalu Pergi darisana.

"Ini semua Gara-gara kamu!" Bentak artan pada Morgan.

"Gausah Bentak Anak Saya!" Timpal Merly Tak Terima.

"Sudah baik saya Ajak kamu juga kesini" Sergah artan menatap tajam Merly.

"Andai saya hanya membawa Morgan kesini dan Tidak mengajakmu pasti keadaannya baik-baik saja Sekarang!" Sambung artan penuh penekanan.

"Ayah udah, Ayah tenang dulu" bujuk Morgan pada artan. Artan mengontrol emosi nya dengan menarik nafasnya lalu ia hembuskan.

"Kamu Gausah Deketin wanita itu lagi, Dia bukan ibu kamu" Sarkas Artan pada Morgan Lalu Pergi Darisana. Morgan mengusap wajahnya gusar Dan memilih pergi dari ruang makan. Merly Mendecak kesal karena Morgan sekarang jadi menjauhinya. Wanita itu Akhirnya mendorong kursi roda nya dan masuk ke dalam kamar.

∞∞

"Bang"

"Ngapain lo Kesini"

"Gausah ladenin Bunda, Kan lo tau kalo dia itu bukan Ibu Kandung kita" Jelas Morgan Lalu duduk di kursi kosong Samping Megan. Mereka Tengah duduk di Rooftop Rumahnya Sambil menikmati keindahan malam. Semilir angin menyapu lembut kulit wajah dan tangan keduanya.

"Gue tau, tapi apa dia bisa perlakukan kita dengan adil?" imbuh Megan

"Engga!" sambungnya

"Setidaknya Kita Masih Punya Ayah yang adil sama kita" sungut Morgan menatap megan serius.

"Hm"

Aksaza||Tulisan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang