Senja sudah Bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Perempuan itu sudah tidak sabar ingin menjenguk Rahmi beserta anak mereka. Senja sudah mengenakan pakaian ibu hamil pemberian mama dea. Sangat pas dan elegan di tubuhnya.
"Nona, mari saya bantu" ucap om Hen mengambil beberapa bingkisan dari tangan senja dan memasukkan nya ke dalam mobil, Jika kalian mengira om hen dan mang hen adalah orang yang sama, itu salah. Mang hen supir di mansion aksa sedangkan om hen supir di rumah Pak Cakra.
"Hati-hati ya sayang" imbuh mama dea pada senja sambil tersenyum. Senja mengangguk kemudian menyalami punggung tangan mama dea. Para orang tua itu akan berangkat ke luar kota siang ini. Tapi akan kembali sore nanti.
"Senja berangkat dulu ya mah" pamit senja yang sudah berada di dalam mobil. Om hen segera menyalakan mesinnya dan melajukan mobil itu membelah ibu kota.
∞∞
Sekitar 30 menit mobil sedan itu menepi di area parkiran rumah sakit, Om hen membukakan pintu mobil dan senja keluar dari dalam. "Saya bantu bawain bingkisan nya ya non?" tanya om hen
"Boleh om tapi habis itu om langsung pulang aja gppa" sahut senja berjalan mendahului. "Siap non" om hen membawa semua bingkisan yang dimana itu adalah titipan dari mama dea untuk Rahmi. Om hen berjalan di belakang senja menyusuri koridor yang lumayan ramai.
Senja sampai di ruang VVIP tempat Rahmi berada. Perempuan itu membuka pintunya dan tersenyum melihat Rahmi beserta teman-teman lainnya. "Eeh senja" sapa bela yang duduk di sofa bersama laskar. Perempuan itu tidak bisa berdiri lama-lama karena usia kandungan yang sudah berumur delapan bulan.
"Saya permisi ya non, den" Pamit om hen setelah meletakkan bingkisan nya di meja, semua mengangguk menanggapinya. "Lo sendirian?" Tanya morgan menatap senja. Perempuan itu mengangguk.
"Kak aksa lagi ke LA, baru semalem berangkatnya" sahut senja tersenyum kemudian mendekat dan duduk di kursi samping Brankar. Morgan diam sejenak dan saling bertukar pandang dengan megan juga andre.
"Baby nya sehat?" tanya senja melihat Rahmi yang tengah menggendong anaknya. Rahmi mengangguk disertai senyuman. "Baby nya Cewek" seru Rahmi.
"Oalah berarti doa kalian terkabul" sergah nya.
"Iyaa dong" kekeh Rahmi. Semua orang mengalihkan atensi nya ke pintu ruangan yang terbuka menampilkan Harin Ibunda Andre. Bunda andre yang sudah bisa berjalan kini mendekat ke arah Rahmi dan cucunya.
"Cucu nenek lagi tidur ya" ucap harin tersenyum hangat menatap wajah mungil cucu pertamanya. "Iyaa nek baru selesai minum susu" sahut andre.
"Eeh ada senja" Ucap harin yang menyadari keberadaan senja. Senja tersenyum dan mengangguk. "Belum lama sampe bun" Sahut senja ramah.
"Suami kamu mana? Ga ikut juga?" tanya harin, "Kak aksa lagi ke LA" harin terdiam sejenak dengan jawaban senja. Kemudian tersenyum dan mengangguk.
"Helo Cucu kakek" heboh Andika yang baru saja masuk ke ruangan. Senja berdiri dari duduknya memberi ruang untuk orang tua itu. Senja menyenggol Megan dan hampir saja terjatuh, untung Megan dengan sigap nya menahan tubuh senja dengan cara memeluk pinggang perempuan itu.
"Lo gppa?" tanya nya. Senja mengangguk kemudian berdiri seperti biasa. "Makasih kak" ucap senja, Megan hanya tersenyum tipis dan melepaskan tangannya dari pinggang perempuan itu.
"Senja, duduk sini" Titah laskar dan senja mengangguk lalu duduk bersebelahan dengan bela. "Pegel juga lama-lama" imbuh senja mengelus perutnya sambil bersandar di punggung sofa.
"Namanya juga udah hamil gede, biasa itu" sergah Harin.
"Iyaa bun"
"Astaghfirullah pesawat Lion-R 12 menuju LA terjatuh, tepat di Lautan" sungut Eryan serius yang baru saja masuk sambil menatap layar ponselnya. Seketika jantung senja beedegup kencang mendengar itu.
Perempuan itu berdiri dan Berjalan mendekat ke arah Eryan. "Om beneran?" tanya senja pada pria itu. Eryan mendongak menatap senja. "Senja? Ada apa?" sergah nya
"Kak Aksa bilang dia ke LA naik pesawat itu" cemas senja seketika menangis. Harin mendekat kepada senja untuk menenangkan perempuan itu. "Senja tenang dulu ya? Siapa tau itu bukan pesawat yang Aksa tumpangi" ucap harin
"Semoga aja gitu bun tapi kak Aksa sendiri yang bilang kalo dia naik pesawat Lion-R 12 tadi malam" sungut senja super khawatir.
"Lo tenang dulu, biar gue sama morgan yang cari tau" Timpal megan dan langsung pergi ke pusat bandara Lion-R bersama morgan. Senja mengangguk dan tiba-tiba perutnya terasa keram.
"Awss" senja meringis dengan dahi yang berkerut, "Senja duduk dulu ya" interupsi Harin mendudukkan senja ke sofa, Harin memberikan air hangat dan senja meminumnya. Ada apa lagi ini YaAllah, lindungi kak Aksa dimana pun dia berada; ucap senja membatin.
"Bagaimana jika kak Aksa beneran ada di dalam pesawat itu bunda" cemas senja. Harin memeluk perempuan itu agar tidak terus berpikiran negatif, sangat tidak baik untuk kandungannya.
∞∞
"Benar, Berdasarkan data penumpang di sini ada yang bernama Aksaza Xander Xavier yang berada di dalam pesawat" jelas seorang salah satu tim SAR yang mencari korban jatuhnya pesawat. Megan mengusap wajahnya gusar
"Baiklah, Terimakasih atas informasinya" ucap megan.
"Bagaimana ini bang?" bingung morgan menatap megan. "Mau tidak mau kita harus kasih tau senja" pasrah megan karena lebih baik senja tau lebih awal daripada tahu nanti.
"Yaudah"
∞∞
Senja menangis tersedu-sedu di dalam dekapan mama dea yang sudah tau tentang anaknya dari morgan juga megan. "Kak Aksa mah" lirih senja. Mama dea mengangguk lemas.
"Berdoa aja yang terbaik buat suami kamu, semoga Aksa ditemukan dengan selamat" ucap mama dea menenangkan. Ia sendiri pun merasa sangat terpukul dengan kabar ini tapi ia harus terlihat kuat di depan menantunya yang kini tengah hamil calon cucunya.
"Mama sama senja Tenang dulu ya, ayah Juga akan mengerahkan banyak Tim SAR untuk menyusuri laut itu sampai Aksa ketemu" titah Papa rehan. Tak disangka senja tertidur di dalam pelukan mama dea. Wanita itu menangis dalam diam. Ia tak kuat membayangkan jika Aksa benar-benar sudah menghilang. Jalan yang terbaik Adalah sabar dan ikhlas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksaza||Tulisan Senja
Подростковая литератураSeorang laki-laki tampan, cool, tajir plus leader dari sebuah geng dan juga merupakan captain basket di sekolah, yang terkenal dingin serta kejam dalam menyikapi para gadis yang menyukainya namun dijodohkan dengan seorang perempuan bisu. Senja Anas...