41. Hari pertama

273 20 3
                                    

"Kak" Panggil Senja Pada Aksa Yang Tengah Duduk Di Teras Kamar. Laki-laki Itu Menoleh lalu memegang kedua tangan senja dan mendudukkan perempuan itu di Atas pangkuannya.

"Kenapa hm?" Tanyanya Sambil Mengelus Perut sang istri.

"Ga Nyangka ya kalo kita Udah nikah, terus sekarang mau punya baby" ucap Senja tersenyum menatap Aksa.

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini" Sergah Aksa pelan

"Aku kira hubungan kita bakal--

"shttt, Kejadian di masa lalu tidak pantas kita bahas, yang Terpenting sekarang adalah keharmonisan keluarga kecil kita" Imbuh Aksa Memotong Ucapan Senja Disertai Senyuman Hangat.

"Iyaaa, Tapi Maaf Belum ada cinta untukmu"

"Mendapatkan hatimu seperti filosofi dari kata 'Hayyal'alal fallah' bahwa jarak kemenangan itu berkisar antara kening dan Sajadah" Ucapan Aksa berhasil menghangatkan hati senja. Perempuan itu pasti akan membalas cinta Aksa suatu saat nanti.

"Yaudah Kita Masuk ya, Udara malam Ga Bagus Buat Kamu" ajak Aksa menggendong istrinya lalu masuk ke Dalam.

∞∞

Pagi ini Aksa Sudah Siap untuk Berangkat ke Kantor, Ia sudah memakai Jas super lengkap membuat Dirinya Terlihat sangat mempesona. Senja memakaikan Dasi warna senada dengan jas yang Aksa pakai.

"Udah siap, Ganteng" Puji Senja Menyunggingkan Senyuman manisnya menatap Aksa.

"Makasih sayang" Sahut Aksa lalu merapikan kembali pakaiannya.

"Nanti Aku Masakin Makan siang ya?" Tawar senja Mengangkat kedua Alisnya.

"Boleh"

"Aku anterin ke Kantor"

"Yaudah Tapi Pakek Supir, Jangan Sendirian" Peringat Aksa lalu menatap senja sepenuhnya.

"Iyaa Kak"

"Yaudah Aku Pergi dulu ya" Pamit Aksa mencium dahi senja cukup lama sebelum ia Berjalan Keluar dan masuk ke dalam mobilnya.

"Dadah Kak" Ucap senja Berdiri Di Teras Melihat Aksa Yang Sudah Masuk Ke Dalam Mobil. Aksa hanya tersenyum dibalik kaca mobilnya. Mobil Hitam itu mulai menjauh dari pekarangan Mansion.

Tiba-tiba Langit Menggelap Dan Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Senja ingin segera masuk tapi Sebuah Motor berhenti di depan mansion membuatnya berhenti Melangkah. Sepertinya Laki-laki yang mengendarai Motor itu Kehujanan Dan Mencari Tempat berteduh.

Senja Memanggil Pak Hen Untuk Membukakan Pagar dan mempersilahkan Laki-laki itu Masuk. Laki-laki itu berlari kecil Saat pak Hen sudah menyampaikan Kepadanya bahwa senja mengizinkannya berteduh di Dalam.

"Aiden?" Kata Senja Mengenali Laki-laki itu Saat ia Membuka Helm full face Miliknya.

"Senja? Kok lo Ada Di sini? Setau gue ini mansion nya Kak Aksa" tanya Aiden yaitu teman sebangku Senja sekaligus Ketua kelas.

"E'em Masuk Ke Dalam Dulu Kita Bicara Di Dalem" Aiden Mengangguk dan Kemudian Mereka Masuk ke dalam.

"Mau Minum apa?" Tanya Senja Saat Mereka Telah duduk di sofa ruang tamu.

"Gausah Repot-repot Gue Cuma Mau Berteduh Aja Kok" Jawabnya Sopan.

"Oh iya Kenapa Lo Ada Disini?" ucap Aiden mengulang pertanyaannya tadi.

"Kamu belum tau? Aku udah lama nikah sama kak Aksa" Aiden termenung Hingga Detik Berikutnya ia Tersenyum Tipis.

"Begitu ya" Jawabnya.

"Iyaaa Kamu Mau Ke sekolah?" Tanya senja Melihat Seragam Aiden yang Lembab Akibat Terkena rintik hujan. Aiden mengangguk menatap senja. Untung saja senja Selalu Memakai Pakaian Sopan dan Berhijab Di rumah. Outfit yang ia Kenakan Sangat Enak Dilihat Dan Keren.

"Pakaian Kamu Basah"

"Gppa, Gue Gapunya Pakaian Ganti"

"Baju Kak Aksa Ada Kalo Mau" Tawar Senja.

"Aah Gausah" Tolak Aiden tak enak jika harus meminjam seragam Aksa.

"Gppa Kok, Lagian Kak Aksa Udah Lulus Buat Apa Lagi?" Tawar senja sekali lagi.

"Yaudah deh" Pasrah Aiden menyetujui. Senja Tersenyum Lalu Mengambil Seragam Sekolah Aksa Dulu Dan Memberikannya Kepada Aiden. Aiden Kembali Ke Depan Saat Sudah Selesai Mengganti Pakaiannya.

Aiden Tak Sengaja Melihat Perut Senja Yang Sudah Membuncit Di Balik Bajunya, Aiden Paham Dengan Itu. Ia Hanya Tersenyum Tipis.

"Gue Permisi ya, Makasih Seragamnya Sama Udah Izinin Gue Berteduh" Pamit Aiden Karena Hujan Mulai Reda. Senja Mengangguk Kemudian Aiden Berlalu Untuk Pergi Ke Sekolah, Senja Sudah Belajar Online Sejak Satu Bulan Yang Lalu Karena Aksa Tak Mengizinkan Dengan Alasan 'Baby nya Udah Gede Nanti Kepencet Sama Seragam' Terpaksa Senja Menurutinya.

Senja Melirik Jam Yang Masih Menunjukkan Pukul 7 Pagi. Ia sangat Bosan Sekarang, mau Bertemu Rahmi Dan Bela Tapi Kedua Perempuan Itu Tengah Berada Di Rumah Mertuanya.

∞∞

"Permisi Tuan Muda" Ucap Karina Sopan. Sekretaris Aksa.

"Hm"

Karina Meletakkan Beberapa Map Berisikan Berkas Penting Di Meja Aksa, Perempuan itu Mencuri pandang kepada Aksa yang Tengah berkutat pada sebuah map besar. jemari Panjang Aksa Menggerakkan Bolpoin itu Membentuk Huruf Menjadi Sebuah kalimat.

"Kenapa Masih Disini?" Tegur Aksa Yang Merasa Risih karena karin terus menatapnya. Seketika Karina Sadar Dan Merubah Ekspresi Nya Seperti Semula.

"Iyaa Tuan Saya Keluar" Pamit Karina Lalu Berjalan Keluar Dengan Pinggul Yang Menari Kesana kemari. ditambah Pakaian Ketat yang ia Kenakan Serta Highils. Polesan Make up yang Cukup Tebal Dan Juga Lekuk Tubuh Seperti Gitar Spanyol. Tapi Aaron Salah Satu Pegawai Aksa Sangat Mengagumi Karina. Definisi Cantik Di Mata Orang Yang Tepat.

Aksa Menggelengkan Kepalanya Dan Lanjut Pada Aktivitas Nya. Pukul 11 Siang. Sebentar Lagi Jam Istirahat Kantor, Aksa Harus Cepat Menyelesaikan Pekerjaannya Sebelum Senja Datang. Ia Ingin Makan Bersama Istrinya.

∞∞

Senja Baru Saja Selesai Memasak. Ia Memasukan Makanan Yang Telah ia Buat Ke Dalam Wadah Bekal Makanan Yang Ukuran nya Cukup Untuk Dua Orang. Perempuan Itu Melepaskan Celemek Hitam Yang Terikat Di Pinggang Nya.

Perempuan Itu Segera Membereskan Beberapa Sampah Kecil Sisa Ia Memasak. Dan Merapikan Penampilannya.

"Yeyy Udah Jadi Nasi Goreng Spesial Nya" Ucap Senja Girang

"Bentar lagi Kita Ke Kantor Ayah" Sergah Senja Tersenyum Sambil Mengelus-elus Perut Buncit nya.

"Jam berapa mau ke kantornya tuan muda, Non?" Tanya Mang Hen.

"Sebentar lagi Mang"

"Yaudah mamang mau urusin ayam mamang dulu ga Non" pamit Mang Hen

"Iyaa Mang"

Itulah sebabnya semua orang memanggilnya Mang Hen karena yang ia urus hanyalah ayam jantan, Kesayangannya.

Aksaza||Tulisan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang