#11 (13 April 2022) : Kreativitas

3 1 0
                                    

QS. Al-Baqarah [2] : 219

...كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

...Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,
***

Bicara tentang kreativitas, aku baru kreatif kalau imajinasi jalannya lancar. Sayangnya, jarang terjadi. Aku memang maunya pikiran ku jalan terus, penuh ide dan produktif. Hanya saja... boleh nggak sih nyalahin faktor stres? Mungkin nggak perlu kali ya. Yang perlu dilakukan adalah melatih konsentrasi lagi.

Ada yang bilang kalau inspirasi itu bukan cuma datang begitu saja. Inspirasi harus diusahakan. Karena kalau mengandalkan datang dari langit, yang terjadi ya kayak aku ini. Banyak nganggur. Setuju tidak? Masalahnya, ketika aku dapat suatu ilham, yang datang secara--ting! gitu, justru rasanya apa yang ku kerjakan dari hasil inspirasi itu malah lebih hidup. Lebih terasa feel- nya. Bukan sekali dua kali, kebanyakan karya aku adalah hasil dari inspirasi yang datang tiba-tiba. Sebaliknya, ketika aku paksakan untuk berpikir mau buat apa, dan setelah aku susun kerangka pikiran tersebut, perwujudan di akhir malah lebih kaku. Apa yang salah?

Mungkin karena aku menekuni sesuatu, tidak diniatkan sebagai sekadar hobi.

Kalau ku perhatikan para profesional itu, pernyataan aku tadi bisa jadi ada benarnya. Seorang profesional menjadi apa mereka sekarang adalah berawal dari hobi, minat, kegemaran, ketertarikan, apa pun deh. Sekian lama mereka 'mengencani' passion itu, mendapatkan satu-satu keberhasilan, dan mereka jadi hebat karena hobi itu sudah berubah jadi kecintaan. Kecintaan pada hobi yang membuat mereka terus berpikir agar hobi itu tetap hidup. Hobi yang hidup itulah yang membuat mereka lahir menjadi expert.

Berpikir itu bukan semata-mata karena tekanan stimulus. Orang akan berpikir jika mereka mau berpikir. Itulah mengapa berpikir adalah kata kerja yang tidak semua orang yang melakukan proses berpikir bisa langsung dapat jawaban. Iya juga sih, aku juga tipe orang yang suka berpikir dalam arti mengkhayal , menggambarkan sesuatu hal dan mengubahnya menjadi premis yang baru. Namanya berkhayal, aku sendiri bahkan tidak selalu membuatnya berarti. Ini salahku. Buah pikiran yang muncul, baiknya ditindaklanjuti dong. Analisis kek, cari literatur. Sesepele apa pun. Kalau cuma di-awang-awang saja pasti akan sia-sia. Buah pikiran tanpa ditangkap akan cepat hilang dalam hitungan waktu. Itu yang sering terjadi sama aku.

Mungkin suatu karya yang aku klaim sebagai hasil inspirasi tiba-tiba lebih terasa hidup, tidak sepenuhnya benar. Inspirasinya memang datang tak terduga. Tetapi karena sepanjang waktu, aku mau-maunya memikirkan satu topik 'unik' itu, jadilah sebuah karya utuh. Itu artinya aku memberdayakan satu buah pikiran, satu ide, dipikirkan terus, digarap serius. Usaha untuk menjaga kelangsungan hidup hobi ku.

Di dunia ini Allah ciptakan banyak momen. Mengapa sampai tidak disadari manusia--including me-- karena hanya dipandang sepintas lalu setelah itu lewat. 71 ayat Al-Qur'an berisikan tentang perintah untuk berpikir, merenung, memahami apa saja yang ada di dunia ini. Manusia tidak akan pernah tahu hasil ide yang mana yang akan membawa pada kebaikan untuk semesta. Dan buah pikiran yang mana yang siapa tahu jadi pemecahan atas suatu masalah. Jika terlalu mumet untuk satu kepala, bisa minta bantuan dari kepala yang lain.

Otak kalau nggak sering diberdayakan, nantinya kayak aku ini. Sepanjang hari dilanda kantuk terus. Jika sekian lama kerja otak tidak lagi produktif, di satu titik aku pernah mengalami semacam disorientasi. Entah gimana ketika orang lain membicarakan sesuatu, akunya malah bingung sendiri.

🕌

Catatan Ramadhan 1443 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang