QS. Al-'Ashr [103] : 1-2
وَالْعَصْرِۙ . اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
1. Demi masa,
2. sungguh, manusia berada dalam kerugianQS. Al- Fajr [89] : 24
يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ
24. Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.”
****
Ramadhan hari ke-25. Paling tidak sudah sisa 5 atau 4 hari lagi bulan suci akan pamitan. Apa yang akan dirasakan jika Ramadhan berlalu? Sedih? Senang? Habib Husein Ja'far bilang orang akan sedih berpisah sama Ramadhan karena amal selama bulan itu dirasa kurang, entah beliau lagi bercanda atau tidak, ambil saja hikmahnya. Menurutku pribadi, senang atau sedih yang dirasakan karena bulan suci Ramadhan yang tinggal sebentar lagi akan usai, paling tidak mereka punya perasaan dan kecintaan tersendiri untuk Ramadhan, apa pun itu sehingga ada satu penggalan yang akan selalu dikenang apakah itu kenikmatan ibadah maupun rahmat yang didapat ketika Ramadhan bertandang. Senang atau sedih, bukan satu emosi yang baku sebagai tanda pamitan sama Ramadhan. Bersyukurlah jika di bulan itu dapat beribadah dengan leluasa dan hati yang ikhlas.
Kasihan kalau bagi orang-orang yang merasa Ramadhan itu tidak lebih dari bulan-bulan yang lain. Atau yang ibadahnya tidak signifikan seperti aku. Di sini aku mengakui kalau aku nggak cukup menambah amal dan itu bukan suatu kebanggaan. Jika itu bagian dari hal yang sia-sia maka aku termasuk di dalamnya dan aku tidak bangga karenanya. Ramadhan ini aku memang kurang nge-gas mengaji. Aku menggarap catatan ini dengan maksud sebagai recording self, knowing myself better.
Yang bisa ku lakukan di sisa hari-hari terakhir Ramadhan ini adalah seperti aku berpikir bahwa ini mungkin hari-hari terakhir kehidupan : aku lebih banyak berdoa. Berterimakasih atas rezeki yang sudah diberi, memohon ampunan untuk semua kesalahan, meminta kesempatan seandainya aku masih diberi umur. Aku juga melatih kesabaran, introspeksi emosi-emosi yang bisa aja melukai aku lagi. Dan lagi-lagi diselingi doa.
Aku berusaha menjalankan tarawih dengan kekhusyukan yang ku bisa. Karena saat-saat aku dapat serius merenungkan diriku adalah di saat tarawih. Terus aku mencoba menjernihkan pikiran dari hal-hal vang tak berguna dan berpotensi dosa. Menyelesaikan catatan ini agar di akhir Ramadhan nanti, aku bisa lihat, apa yang sudah aku akui pada diri sendiri, apa persoalan yang sudah aku runutkan dan aku sampaikan sendiri kerangka jawaban itu, dan apa yang Ramadhan beri sebagai hikmah yang aku rasakan sebulan ini. Seperti resolusi, setiap bulan adalah waktu evaluasi apa yang sudah dan belum dilakukan, dan merencanakan jalan selanjutnya.
Ramadhan yang kurang diisi oleh hal-hal berarti tentu meninggalkan penyesalan di hati setiap orang-orang yang sadar bahwa mereka memang kurang berinteraksi dengan bulan suci. Penyesalan yang diakui blak-blakan sejatinya bukan merupakan kesombongan untuk menantang opini. Penyesalan juga seperti "senang" dan "sedih". Emosi yang ada karena diri memiliki rasa tersendiri pada sesuatu khususnya ini, Ramadhan.
Mumpung belum usai, aku masih dapat berdoa dengan lebih sungguh-sungguh. Aku tidak akan menyerahkan penyesalan begitu saja menempati satu area dalam emosi dalam diriku.
🕌
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Ramadhan 1443 H
No FicciónRamadhan, bulan suci yang selalu dinanti. Udah mau nyiapin apa nih buat ngisi bulan penuh keberkahan? Ramadhan jadi media untuk pelatihan keimanan, penambah kuantitas dan kualitas ibadah, serta media introspeksi diri. Ramadhan adalah waktu saat seti...