QS. Luqman [31] : 14
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
****
Beberapa nama tidak aku ungkapkan demi kenyamanan dan kerahasiaan
Bu, maafkan aku. Harus ku akui bahwa aku merasa ada yang berbeda dengan diriku terhadapmu. Aku tidak tahu mengapa. Mungkin karena semua sandungan yang menghampar di setiap jalan yang kita lalui. Ini hal yang tidak pantas, Bu. Untuk terjadi padamu sekalipun. Hanya saja aku adalah seorang anak yang tak tahu berterima kasih. Seorang anak dengan kasih sayang yang tak lagi utuh untukmu. Perasaan ini terkikis, Bu. Maafkan aku. Empati ku mulai meluruh, Bu. Ada apa denganku? Apa karena duri-duri yang menghampar di jalan yang kita lalui? Padahal kita sama-sama terluka kan, Bu? Di antara kita, akulah yang mulai resah.
Ada hal-hal yang ingin ku utarakan, sayangnya tak berani ku katakan langsung padamu. Alih-alih, aku ceritakan pada temanku ini. Apakah ini pengkhianatan, Bu? Oh! Betapa durhakanya aku!
Aku tidak tahu kita sedang berada di titik mana. Yang ku tahu bahwa pandanganku masih sama seperti yang lalu-lalu. Pendapatku tentang sosok yang jadi pendampingmu dan yang jadi bapakku. Pandangan itu belum berubah, Bu, meski Ibu punya sejuta toleransi dan kompromi untuknya. Ibu bilang, itu bukan cinta lagi, tetapi kewajiban. Aku mengerti bahwa Ibu hanya memiliki dia. Aku mengerti bahwa tidak setiap hal dapat dibagi pada anak. Jika bisa, Bu, kurangilah Ibu sampaikan unek-unek padanya. Jangan Ibu terlalu meletakkan curahan hati Ibu padanya. Kita kan tahu, seperti apa responnya. Terkadang Ibu terluka, di-diskredit olehnya.
Itulah mengapa aku tidak selalu bercerita tentang diriku padamu. Aku dan dia memiliki pandangan yang jauh berbeda dan pada akhirnya aku dipaksa kalah olehnya. Maka aku takut, karena perasaan kesepian, Ibu akan bercerita padanya. Layaknya sepasang kekasih yang saling bercerita, mengeluarkan isi hati. Namun yang ini justru berakhir penghinaan lain untukku, Bu. Dia tidak akan mengerti. Dia tidak akan mau mengerti diri ku.
Perbedaan pendapat kita tentang dia ini lah yang kadang membuat kita bertikai. Maafkan aku, Ibu. Jauh di dalam hati, aku telah berpikir Ibu lebih baik kehilangan aku daripada dia. Kemungkinan ini pun melukaimu. Harus Ibu tahu, apa pun yang terjadi, aku menyayangimu. Aku menyayangimu sebisa seorang dengan hati yang cacat penuh prasangka. Aku menyayangimu, dengan kadar yang jauh lebih kecil dari yang selama ini Ibu berikan. Aku menyayangimu, tidak pernah aku berniat melukai dan mengkhianati. Tidak akan pernah, Bu.
Ibu adalah inti kehidupan. Sekalipun aku tidak selalu baik padamu, aku tidak akan pernah menukarmu dengan tipuan kejahatan. Aku mungkin bebas, dengan kehidupan yang tidak selalu terpuji. Namun selamanya nama baikmu aku jaga. Aku ternoda, maka aku tidak akan membawamu nista bersamaku. Jika itu harus jauh darimu, Bu, aku lakukan.
Ibu terlalu berharga untuk di-diskreditkan oleh siapapun.
🕌
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Ramadhan 1443 H
Non-FictionRamadhan, bulan suci yang selalu dinanti. Udah mau nyiapin apa nih buat ngisi bulan penuh keberkahan? Ramadhan jadi media untuk pelatihan keimanan, penambah kuantitas dan kualitas ibadah, serta media introspeksi diri. Ramadhan adalah waktu saat seti...