#22 (24 April 2022) : Kans Pertobatan

2 1 0
                                    

QS. Az-Zumar [39] : 53

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

QS. Yusuf [12] : 87

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

87. Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.

****

Apa yang membuat orang tidak peduli dalam melakukan hal yang salah dan dosa? Kalau aku pribadi, itu karena aku sudah patah semangat duluan mengingat ganjaran apa yang akan didapat. Sebesar apa kesalahan yang dilakukan, besar pula kemungkinan tidak akan diampuni. Sudah terlanjur di-cap cacat, hina, kotor. Terlanjur basah, ya sudah basah sekali.

Dalam putaran kehidupan, setiap hal pasti terdapat titik jenuh termasuk melakukan salah. Bukan berarti pertaubatan itu  dilakukan karena sudah capek doang, tapi ada satu perasaan sesal yang menyesakkan; keinginan untuk benar-benar dapat ketenangan hati. Berkubang dalam dosa sejatinya bukan satu hal yang memang disengaja. Sekalipun dilakukan dengan kesadaran, penyebab itu bisa jadi sebuah keterpaksaan. Isyarat minta tolong, mungkin. Atau meminta perhatian agar dimengerti.

Orang-orang yang hidup dengan banyak dosa yang dilakukan, karena belum menyakini apakah pantas diri ini mendapat pengampunan. Banyak yang sudah mengatakan tentang betapa luas kasih sayang Allah SWT. dan siapa pun yang ingin kembali tentu akan diterima. Satu syarat: ada niat yang sungguh-sungguh.

Teringat kisah tentang seorang pembunuh 99 jiwa manusia yang sedang berjalan mencari pengampunan Tuhan dan meninggal di tengah perjalanan. Secara kontekstual, orang ini tentu tidak akan diampuni serta lebih dari pantas untuk dijebloskan ke dalam neraka. Berapa banyak jiwa tak berharga yang dia ambil, tampak sepadankah jika diberi kata maaf. Tetapi karena niat kuatnya untuk bertaubat dan kasih sayang Allah SWT., Dia menerima taubat orang ini sekalipun dia belum sampai ke tempat di mana seharusnya dia mulai menebus dan memperbaiki masa kelamnya.

Yang parah, kenapa banyak manusia yang berlaku lebih sombong dari pada Tuhan? Manusia yang menempelkan atribut kesucian dan dengan dingin mencap orang-orang yang khilaf seolah mereka adalah makhluk rendah. Manusia seperti ini yang membuat rintangan untuk pengharapan ampunan terasa se-mustahil mencari kangkung di tengah gurun.

Jika kebanyakan orang bertipe menghakimi seperti ini, jangan heran bila kemaksiatan tetap berjalan segencar apapun dilawan. Karena ego yang lebih diturutkan malah menciptakan pertarungan antara keangkuhan dan kekerasan. Tidak ada kebenaran dalam sebuah kesombongan. Jika ada pun, sudah dianggap sebagai sebuah omong kosong.

Jangan sampai.

🕌

Catatan Ramadhan 1443 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang