#24 (26 April 2022) : Reuni

3 1 0
                                    

QS. Thaha [20] : 99

كَذَٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ ۚ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا

Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran).

****

Reuni. Apa sih yang nggak menyenangkan dan mengharukan dari sebuah reuni? Kalau dari sisi aku, lima tahun nggak ketemu, dan akhirnya dipertemukan kembali dengan wajah yang hampir berubah, beda nasib, beda pembawaan biasanya. Apalagi karena aku lebih mirip pendatang baru atau malah the outsider, berasa kayak anak baru gitu. Banyak diam memperhatikan. Setidaknya, yang banyak kurasakan adalah senang.

Aku jadi kepikiran : seperti apakah aku dulu? Bukannya lupa atau gimana, sebagai perenungan kembali, aku mau nggak mau berpikir seberapa berubahnya diriku karena semua yang ku lalui lima tahun ini. Lalu aku sedikit mengerti, selama lima tahun aku terpisah dari kawan-kawan, aku memiliki jalan berbeda dari yang ku tempuh dari yang lain. Medan yang sama sekali diduga pun tidak. Di saat teman-teman ku merintis karir, melanjutkan pendidikan, membangun reputasi diri, aku di sini berkutat sama banyak kejadian emosional yang menguji iman. Jangan ditanya apakah aku lulus atau tidak, karena aku masih belum tahu. Bisa jadi aku gagal, karena apa yang ada dalam diriku sekarang bersemayam berbagai cabang dari karakter cuek. Bisa jadi pula perjalanan ku belum selesai--atau aku menganggapnya belum selesai-- karena aku pikir aku belum mencapai cita-cita aku : mandiri.

Bohong jika aku tidak menginginkan hal yang sama seperti teman lain. Karena aku ingat sekali, dahulu aku seperti mereka dan seperti roda berputar, aku lagi di posisi bawah. Untung ada satu teman yang mengerti dan dia bilang aku perlu bersabar paling tidak sekali lagi, jalani lagi, dan mudah-mudahan tempat tujuan itu akan tercapai.

Kalau menuruti perasaan getir, entah akan seperti apa aku menjalani satu hari saja. Mungkin tabiat buruk yang pernah keluar beberapa tahun lalu akan terbangun dari tidurnya. Tabiat frustasi, keputusasaan, dll.

Aku perlu menyadari kalau aku pernah melewati rintangan ini sekali. Dan siapa tahu untuk kali ini akan ada lompatan jauh yang akan membawa aku ke titik harapan. Entahlah apa keinginan itu merupakan keegoisan, namun aku berpikir aku tidak ingin membiarkan lebih banyak luka yang menggores bagian mana lagi dalam diri aku.

Reuni. Selain sebagai tempat kumpul temu kangen, bagi aku jadi sebuah napak tilas kembali pada zaman dulu. Ku pikirkan lagi, apa yang dulu bikin aku ceria. Apa yang bikin aku semangat lewatin hari demi hari di masa sekolah itu. Apa yang tidak bisa ku lakukan dari masa sekolah dulu untuk hidupku sekarang? Merunut karakter aku yang dulu, yang kutemukan cuma satu jawaban : perlu punya semangat dan keyakinan kayak dulu lagi.

🕌

Catatan Ramadhan 1443 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang