31. Lost

2.8K 352 121
                                        

Annyeong yeorobun....
Gimana kabar kalian?
Moga semua baik yaa...

Sebelum baca jangan lupa vote 💜
.

.

.

Kamar yang di penuhi peralatan medis di tempati Sunhee. Para dokter baru saja menyuntikkan obat melalui selang infus yang menjuntai panjang melekat di telapak tangan kanan Sunhee.

Luka-luka pada tubuh Sunhee sudah di bersihkan dan di obati. Namun ada satu hal yang menarik di dalam ruangan itu. Bukan perban yang melilit luka Sunhee atau alat-alat medis.

Melainkan keberadaan In Jae yang mengenggam erat telapak tangan putri kandungnya.

Jika In Jae bisa sampai di Spanyol maka Haecul juga berada di sini. Dan orang yang menyelamatkan Sunhee tidak lain adalah Haecul.

Ingat. Haecul dan Gernan bekerja sama. Tidak heran jika sekarang Sunhee berada di tangan Haecul. Untuk Sunhee ini bukanlah keberuntungan karena selamat dari maut. Tapi ini hukuman karena kembali masuk ke lubang neraka.

Kelopak mata yang sejak kemarin tertutup kini perlahan bergerak dan mulai terbuka. Pandangan Sunhee masih buram dan sulit untuk mengenali lokasi nya saat ini.

"Jimin....... Appa...." Lirih Sunhee memanggil dua nama yang sangat ia butuhkan kehadirannya.

"Jimin....." Panggil Sunhee lagi. Ia menganggap In Jae yang menggenggam tangannya adalah Jimin.

"Nak." In Jae menyentuh pucuk kepala Sunhee dan mengusapnya lembut.

Sunhee kembali memejam saat merasakan nyeri di bagian perutnya. Tangannya terulur untuk mengusap perut yang kini sudah kosong tersebut.

"Jimin...." Kembali Sunhee memanggil Jimin. Sungguh, Sunhee sangat membutuhkan Jimin saat ini.

In Jae tidak tega melihat kondisi putrinya seperti ini. Jujur, ia sangat marah saat mengetahui Haecul menculik Sunhee dan membawanya ke Spanyol. Apa lagi ketika mengetahui perbuatan putri Gernan. In Jae ingin murka.

"Eomma?"

In Jae tersenyum tipis ketika kesadaran Sunhee sudah terkumpul dan sudah bisa mengenalinya. Tapi raut wajah Sunhee nampak tidak senang bertemu dengannya.

"Aku dimana?" Sunhee mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Lalu menatap perutnya was-was.

Cepat atau lambat Sunhee pasti akan tahu kalau dirinya keguguran. In Jae tidak bisa memberitahunya sekarang itu mungkin bisa memperburuk kondisi Sunhee nantinya.

"Kau di tempat yang aman nak. Eomma di sini menjaga mu." Balas In Jae lembut dan mencoba kembali mengelus kepala Sunhee.

Segera Sunhee menepisnya. "Bawa aku bertemu Jaehun!" Titah Sunhee menatap In Jae penuh amarah.

"Kau istirahat dulu. Nanti eomma akan mengantar mu bertemu Jimin setelah kondisi mu membaik." Tenang In Jae.

Ada yang aneh. Seingatnya Sunhee tidak pernah mengatakan kalau Jaehun adalah Jimin. Kenapa In Jae bisa tahu?

Melihat eskpresi bingung Sunhee, In Jae lantas menyunggingkan senyum tipis tak kentara. "Jangan bingung. Eomma sudah tahu kalau Jaehun adalah Jimin. Eomma ikut bahagia karena kau bisa kembali bersamanya."

"Kau pasti bekerja sama dengan Haecul untuk membunuh kami." Ucap Sunhee menatap In Jae tajam. Tangannya terkepal kuat hingga urat-urat tangannya terlihat.

Happiness[M] || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang