"KO-RA-RU!"
Koraru tersentak tatkala ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang. Dengan wajah tidak berdosa, Hara muncul setelah membuatnya kaget saat mereka tengah berjalan kaki menuju sekolah.
"Kau mengangetkanku!" gerutu Koraru sembari merapikan gelungan rambutnya yang kendor akibat tepukan dari Hara.
"Hehe, gomenne." Hara memamerkan cengiran lebar. Gadis berambut merah kecokelatan dengan potongan bob itu menyamai langkahnya dengan Koraru.
Hara menyentuh-nyentuh bahu Koraru dengan jari telunjuknya disertai senyum menggoda. "Oh, ya, dua hari lalu kau pulang bersama Katagaki-kun, ya?"
Koraru menoleh pada teman sejawatnya itu. "Dari mana kau tahu?"
"Uenoyama Karen. Gadis merepotkan itu katanya melihatmu dan Katagaki-kun pulang bersama saat di persimpangan rumah Kochou-sensei."
"Kenapa orang itu memberi tahumu?"
"Entahlah, aku tidak sengaja mencuri dengar gerutuannya saat dia curhat bersama Mirai tadi," ujar Hara sembari mengangkat bahu takacuh.
Koraru tetap memandang lurus ke depan dan menjawab tanpa mengangguk, "Iya, benar. Dia mengajakku pulang bersama."
"Jadi, kalian sudah selangkah lebih dekat, nih?"
Alis Koraru bertaut kesal. "Hah? Maksudmu apa?" tanyanya takmengerti.
Hara mencebikkan bibir dan bersedekap. "Ah, tidak asyik. Kau lebih peka sedikit, dong. Aku jadi kasihan dengan Katagaki-kun, kan."
"Buat apa kau kasihan padanya?"
Tanpa sadar Koraru mengucapkan kata-kata tak berperasaan itu. Setelah menyadarinya, ia terdiam cukup lama hingga sampai harus disadarkan oleh Hara yang melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Koraru.
"Hoi! Ko-ra-ru! Sadar, hei!" seru Hara. "Lagi melamunkan apa, sih? Katagaki-kun, ya?"
Perempatan siku-siku seakan muncul di kepala Koraru. "Yang ada di pikiranmu hanya Katagaki-kun terus! Jangan-jangan justru kau yang menyukainya?!"
Lantas Koraru mendorong bahu Hara pelan dan berjalan mendahuluinya dengan langkah mengentak, sedangkan gadis bertumbuh tinggi dan agak berisi itu terkekeh sebelum berlari menyusul Koraru.
***
Entah perasaan Koraru saja atau Uenoyama Karen yang duduk di barat daya menatapnya sinis? Gadis berambut ungu terang dikucir twintail itu seperti membicarakannya dari belakang. Karena merasa tak enak, akhirnya Koraru memutuskan berbalik dan balas menatap Karen.
"Ada yang salah denganku?" tanya Koraru seraya menaikkan sebelah alisnya.
Karen dengan raut taksuka menggeleng dan mengangkat bahu takacuh. Respons Karen tersebut cukup membuat Koraru sedikit emosi. Koraru tahu gadis itu hanya berani membicarakannya di belakang saja.
"Aku tahu kau dari tadi terus menatap dan membicarakanku, Karen."
Mulanya Karen tak menggubris, tetapi gadis yang menggantungkan ponsel pintarnya di rok itu tiba-tiba bangkit berdiri dan menepuk meja dengan keras hingga seisi kelas tersentak.
"Iya! Aku membicarakanmu! Aku iri denganmu, Koraru! Kau selalu mendapatkan perhatian Mizuo-kun! Dia terus-menerus menatapmu, menolongmu saat tenggelam, belajar bersama, dan pulang bersama! Kenapa dia hanya menotis dirimu, sedangkan dia seperti bersikap dingin padaku?!" Tanpa malu dan dengan nada tinggi, sorot mata Karen terarah tajam pada Koraru. Di dalam tatapannya itu, tersirat kesedihan dan rasa sakit yang bisa Koraru rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasyKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...