"KORARU, OHAYOU¹," sapa Mizuo.
Hari ini, lelaki itu sengaja datang pagi-pagi sekali agar bisa mengobrol dengan Koraru dan menceritakan soal ponsel barunya. Beruntung, kelas masih sepi. Tidak ada Karen, Hara, maupun Keiji yang akan mengganggu obrolan mereka.
Koraru yang semula menunduk dan tengah membaca buku, segera mendongak dan membalas sapaan Mizuo. "Ohayou, Mizuo-kun."
Senyum Mizuo merekah mendengar balasan Koraru. Ia duduk di bangkunya dengan badan serong kanan menghadap Koraru.
"Kau sedang belajar?" tanya Mizuo berbasa-basi sembari mendekatkan kepalanya ke meja Koraru, mencoba melihat apa yang tengah gadis itu baca.
"E-eh, iya."
Koraru tampaknya tersentak, lantas sedikit menyingkir. Mizuo menyadari hal itu, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Mizuo membaca sampul buku itu. Biologi.
"Rajinnya."
"Ah, tidak kok. Aku hanya bosan," balas Koraru diiringi tawa kecil.
Mizuo sempat terlena dengan tawa manisnya. Ia lalu menatap netra kuning kejinggaan milik Koraru yang entah kenapa selalu membuatnya masuk ke dalam pesona gadis itu sampai tak sadar memperhatikannya terlalu lama.
Tidak, tidak boleh begini! Bagaimana kalau Koraru menganggapku aneh?
Mizuo menggeleng-geleng sembari menepuk kedua pipinya agak keras. Sementara itu, gadis di sebelahnya menatap Mizuo heran.
"Hng? Kau kenapa, Mizuo-kun?"
Mizuo mengibas-ibaskan tangan di depan wajah sembari tertawa masam. "Tidak, aku tidak kenapa-kenapa."
Terjadi keheningan sejenak. Baik Mizuo maupun Koraru, keduanya diliputi suasana canggung yang tidak biasanya mereka rasakan. Kemudian, Mizuo teringat tujuan awalnya datang pagi-pagi.
"Oh, ya, Koraru. Bolehkah aku bertukar ID LINE denganmu?" tanya Mizuo hati-hati. Sejujurnya ia takut Koraru adalah orang yang menjunjung tinggi privasi. Namun, jawaban ramah dari Koraru membuat senyum Mizuo merekah.
"Tentu saja," jawabnya senang. Sesaat kemudian, ia mengerjap bingung. "Eh, tetapi bukannya dulu kau bilang kau tidak punya ponsel?"
"Oh, itu. Dulu memang tidak punya, tetapi semalam Keiko-san baru membelikanku ponsel." Mizuo merogoh sesuatu di tasnya, kemudian mengeluarkan ponselnya diam-diam.
"Woah!" seru Koraru sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Itu, kan, model terbaru. Oh, ya. Keiko-san yang kau maksud, sepupumu yang pernah kau ceritakan itu?"
Mizuo mengangguk. Ia memang bercerita pada Koraru bahwa Keiko adalah sepupunya, bukan manusia yang menjadi gurunya.
"Ah, kalau begitu, ini." Mizuo menyerahkan ponselnya pada Koraru.
Mulanya gadis itu menerimanya dengan hati-hati, lalu mengetikkan sesuatu. Tak lama kemudian Koraru mengembalikan ponselnya. Mizuo bisa melihat kontak Koraru yang sudah ada di LINE-nya, menemani kontak Keiko. Foto profil Koraru adalah langit cerah berhias gumpalan awan putih.
"Sudah kutambahkan. Terima kasih, ya!"
Sekarang, hati Mizuo benar-benar tengah berbunga-bunga. Akhirnya ia bisa berkirim pesan dan mengobrol dengan gadis yang disukainya selain di sekolah!
Koraru terkekeh. "Terima kasih kembali. Oh, ya. Kalau kau mengirimiku pesan, aku tidak bisa membalasnya sekarang. Aku hampir tidak pernah membawa ponsel ke sekolah, soalnya."
"Ah, begitu. Tidak apa-apa, yang penting aku punya kontakmu," Mizuo ikut tertawa sekilas, "tetapi, jangan bilang pada yang lain kalau aku punya ponsel, ya. Terutama Karen dan gadis-gadis lain. Kalau Hara tidak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
ФэнтезиKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...