"SUNGGUH TAK apa bila aku tidak melihat pertandinganmu?" tanya Koraru sambil berjalan beriringan dengan Mizuo yang baru selesai berganti baju menuju kolam renang indoor.
"Tidak apa-apa. Pertandingannya tertutup karena tidak ada tribune serta ruangan kolam renang indoor tidak cukup untuk menampung penonton. Lagi pula, kau pasti juga ingin menonton pertandingan Hara, kan?"
Bohong. Sebenarnya 'tidak' tidak apa-apa. Mizuo ingin sekali pertandingannya ditonton oleh Koraru. Ia ingin menunjukkan kehebatan dirinya dalam berenang dan meraih juara. Namun, Mizuo juga tahu, jadwal pertandingan cabang olahraga renang berbarengan dengan cabang olahraga tenis. Sementara itu, cabang olahraga lari akan diperlombakan kebesokannya.
"Benar, sih. Aduh, aku bingung sekali!" Koraru mengacak-acak rambut frustrasi.
"Tidak usah bingung." Mizuo terbahak. "Nanti aku akan kabari berita kemenanganku dan kau juga harus mengabari berita kemenangan Hara, bagaimana?"
Koraru menoleh pada Mizuo dengan senyum lebar. "Baiklah!"
Mizuo spontan menghentikan langkah tatkala melewati koridor yang berhadapan dengan lapangan tenis di bawahnya. Ia bisa melihat, di tepi lapangan tenis yang cukup ramai itu, ada dua insan yang sepertinya tengah mengobrol serius—Yamasashi Hara dan Tanaka Arata.
"Mereka berdua sepertinya terlihat dekat, ya. Saat di matsuri juga," komentar Mizuo tanpa sadar. Ah, mulutnya bergumam sendiri sampai Koraru bisa mendengarnya.
"Hara dan Arata-kun adalah teman masa kecil. Hara menyukai Arata, tetapi lelaki itu tampaknya tidak peka. Sepertinya saat ini Arata sedang menyemangati Hara—sambil mengejeknya, tentu," jelas Koraru sambil menatap ke bawah.
Kalau itu sih, Mizuo sudah tahu dari gelagat Hara saat di matsuri.
"Maksudku, bukankah sepertinya mereka terlihat tambah dekat?"
"Ini baru tebakanku saja, tetapi ... sepertinya mereka baru saja berpacaran," ujar Koraru dengan nada ragu. "Kalau itu benar, aku akan memarahinya! Enak saja dia tidak bilang-bilang padaku, padahal aku yang selalu mendukungnya mendekati Arata-kun."
Mizuo kembali melanjutkan langkah. Ia tahu. Meski Koraru terlihat marah, sebenarnya gadis itu hanya berkelakar. Mizuo juga tahu, Koraru sebenarnya tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu. Ah, itu cukup menyakiti hatinya. Ia berencana menembak Koraru setelah kompetisi olahraga selesai di hari kedua, tetapi ketakutan akan penolakan menyelimuti hatinya. Bagaimana jika Koraru benar-benar menganggapnya hanya teman?
"Mizuo-kun, lagi-lagi kau melamun. Memikirkan apa, sih? Pertandinganmu? Tenang saja, aku yakin kau pasti akan menang."
Mizuo tersentak dan menoleh. Kedua tangannya melambai-lambai dengan gestur seakan mengatakan 'tidak'.
"Aku hanya kepikiran hal lain kok, haha." Mizuo tertawa canggung, lalu terdiam sampai ia melihat Amane dan Keiko di depan pintu masuk kolam renang indoor. Mereka seperti tengah menunggunya.
"Eh, Obaa-san? Keiko-san?" Mizuo menghentikan langkah dan tertegun. "Kalian sudah datang?"
Amane dan Keiko berbalik. Amane lantas mendekap tubuh Mizuo dan mengusap-usap punggungnya.
"Kami memang tidak bisa menontonmu, tetapi kami yakin kau pasti bisa, Mizuo-kun," ujar Amane dengan nada menenangkan.
"Benar! Kau, kan, du—eh, maaf."
Delikan mata Mizuo membuat Keiko terkikik karena hampir keceplosan mengatakan duyung di depan Koraru.
Amane melepas dekapannya, lantas menoleh ke Koraru. "Mizuk-kun, apa gadis ini adalah Sachihara Karoru?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasyKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...