"AOKI KEIJI ... apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Hideaki spontan bangkit berdiri dan menatap Keiji tercengang. Pasalnya, Keiji sudah tak punya urusan di klub renang.
"Hanya melihat-lihat saja. Apa tidak boleh?" Keiji memasukkan kedua tangan di saku celana. Matanya menyusuri setiap sudut kolam ronang.
Hideaki tertegun. "Bukan begitu, tetapi yah ...," balasnya ragu.
"Oh, ada Hanase-senpai. Hai, Senpai!" sapa Keiji sembari melambaikan tangan pada gadis dengan swim cap.
Hanase-senpai membalas lambaian Keiji dengan antusias. "Hai, Keiji-kun! Sudah kembali?"
Keiji mengangguk singkat. "Ya, sudah. Aku diberi cuti sebulan. Kebetulan aku ingin kembali ke sini sambil sekolah untuk mengisi kebosananku."
Keiji berjalan menuju Sakamaki-sensei dan menyapanya, "Apa kabar, Sensei?"
"Baik. Kapan kau kembali?" tanya Sakamaki-sensei singkat dengan nada tak suka.
"Dua hari lalu," jawab Keiji, lalu menoleh pada Mizuo dan Hideaki. "Kalian sedang latihan untuk kompetisi, ya? Sepertinya aku mengganggu?"
Hideaki kelihatannya kesal. "Kalau sudah tahu kenapa bertanya?"
Keiji mengangkat kedua tangan dengan tatapan tanpa dosa. "Oh, maaf kalau begitu. Aku akan kembali. Kalian ini sensitif sekali, ya," katanya, kemudian berjalan santai keluar dari kolam renang. Sebelum ia menyentuh pintu, lelaki itu menoleh ke belakang.
"Oh, ya, asal kalian tahu saja, aku tidak akan membiarkan satu pun dari kalian—anggota klub renang—menang, terutama kau, Katagaki Mizuo."
Setelah berkata demikian, Keiji benar-benar keluar dari kolam renang, menyisakan keheningan di kolam renang indoor itu. Lalu, suasana pun ramai seketika. Mereka membicarakan Keiji.
"Benar, kan, Keiji taksuka padaku," ujar Mizuo berbisik pada Hideaki.
"Yah, sebenarnya dia juga taksuka pada klub renang dan sebaliknya."
Mizuo tertegun. "Eh? Kenapa begitu? Apa yang terjadi?"
"Ah, kau tidak tahu, ya. Keiji kerap membuat masalah di klub renang. Dia juga ehm, sedikit angkuh. Apalagi dia keluar dengan tidak baik-baik. Jadi banyak anggota klub renang yang tak menyukainya."
"Termasuk kau?"
"Ya, termasuk aku."
"Saat menceritakannya, kupikir kau biasa saja dengan Aoki."
Hideaki malah terbahak. "Aku hanya mencoba bersikap profesional."
***
"Keiko-san, model itu apa?" tanya Mizuo begitu sampai di rumah. Ia melempar tas ke sofa, lantas mengempaskan diri untuk duduk di sebelah Keiko.
Akhir-akhir ini gadis kuliahan dengan kulit cokelat terang eksotis itu makin sering pergi ke rumah Amane untuk sekadar membantunya memancing atau memasak saat Mizuo sekolah. Katanya kebetulan Keiko juga tengah libur semester.
"Model, ya ...," Keiko bergumam, "model itu orang yang memperagakan sesuatu untuk dijadikan contoh atau promosi, seperti model fashion dan model majalah."
Mizuo mengangguk-angguk paham. "Ah, begitu, ya. Terima kasih, Keiko-san."
"Ya, sama-sama, tetapi," Keiko yang semula sibuk membaca buku, melirik Mizuo, "kenapa kau tiba-tiba bertanya begitu?"
"Sebenarnya, dua hari lalu, ada siswa yang sudah lama tidak masuk di kelasku dan siswa itu ternyata seorang model."
"Biar kutebak, orang itu pasti Aoki Keiji, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasíaKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...