"SEBENARNYA KAU itu siapa?"
Selesai perlombaan renang dan sihir nyanyian pemikat terhenti, keadaan kembali seperti semula. Meski para juri dan peserta lain kelimpungan, mereka menilai bahwa Mizuo-lah pemenangnya.
Hideaki mengucapkan selamat walaupun ia juga kebingungan, lantas gilirannya bertanding di cabang renang gaya punggung 100 meter putra. Di saat itulah, Keiji membawa Mizuo keluar kolam renang dan menyeretnya ke tempat sepi.
"Aku? Bukankah kau tahu namaku adalah Katagaki Mizuo?" jawab Mizuo pura-pura takmengerti.
Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu.
Sejak awal Mizuo sudah menduga ada yang aneh dengan Keiji semenjak lelaki itu masuk kelas dan menatapnya dengan aura permusuhan.
Keiji yang tampaknya taksuka dengan jawaban Mizuo menarik pergelangan tangan lelaki yang masih mengenakan baju renang itu.
"Jangan pura-pura bodoh! Maksudku, kau itu 'apa'? Makhluk apa?!" bentak Keiji. Sorot matanya yang tajam seakan menusuk Mizuo.
"Aku-aku manusia!" Mizuo menepis genggaman Keiji, lantas menariknya dengan cepat.
"Kau bukan manusia! Tidak ada manusia yang tidak tersihir nyanyian kami-"
Pupil Mizuo membulat. "Kami?"
Tanpa sadar kakinya melangkah mendekati Keiji. "Siapa 'kami'?"
Keiji yang tersentak melangkah mundur. "Aku tidak akan memberitahukannya sebelum kau mengatakan siapa dirimu."
"Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, Aoki Keiji?" Ini kesekian kali dari sedikit momen ketika Mizuo menajamkan nada bicara. Netranya sebiru lautnya bahkan tak ayal balas menatap tajam Keiji.
"Kenapa kau bisa menyihir orang dengan nyanyianmu? Setahuku, satu-satunya yang bisa melakukan itu ...," Mizuo meneguk saliva dan menggantungkan ucapannya sejenak, "... adalah siren."
Ucapan Mizuo barusan membuat Keiji mematung. Sebenarnya, Mizuo juga terkejut dengan ucapannya sendiri. Jika tebakannya benar, Keiji adalah seorang siren. Namun, mengapa ada siren berwujud manusia?
"Dalam mitologi manusia, siren adalah makhluk laut, dengan tubuh setengah manusia dan setengah ikan. Biasanya mereka berwujud wanita yang berekor. Siren memiliki kemampuan khas, yaitu dapat menyihir dan menghipnotis manusia dengan nyanyiannya yang indah."
Sebenarnya, Mizuo mengutip keseluruhan yang diucapkannya dari sebuah buku di perpustakaan yang membahas tentang siren. Ia baru tahu dari buku itu, jika tak hanya duyung yang dipercayai penghuni Okinawa, meski siren lebih dipercayai di belahan bumi lain, yaitu benua Eropa.
Penjelasan Mizuo yang serius membuat kedua telapak tangan Keiji terkepal. "Sudah kubilang, aku tidak akan memberitahumu sebelum kau memberitahuku identitas aslimu, Katagaki Mizuo."
Keiji mengarahkan jari telunjuknya tepat di wajah Mizuo. "Dan aku tahu kau bukan manusia biasa, Katagaki. Pertama, sejak awal aku merasakan aura yang berbeda darimu. Kedua, kau bisa berenang amat cepat, di atas rata-rata kemampuan manusia pada umumnya. Dan ketiga, kau sama sekali tidak terpengaruh nyanyianku."
Kini giliran Mizuo yang bungkam. Ia memejam, mencoba menimang akan membicarakannya atau tidak.
"Hei, kau bisa menjaga rahasia atau tidak?"
Keiji bersedekap sembari mendengkus. "Tentu saja. Aku sudah belasan tahun menjaga rahasia keluargaku yang amat berharga. Kalau tidak, mungkin saja aku sudah membocorkannya pada dunia."
Dugaan Mizuo soal Keiji adalah siren makin kuat. Setelah berpikir cukup panjang, Mizuo akhirnya memilih untuk memberitahukannya, tentu setelah Keiji mengaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasyKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...