KARENA KORARU sudah menyutujui penawaran Yosuke soal perlombaan lari, ia berencana memulai latihan setelah pulang sekolah ditemani Mizuo dan Hara. Kedua orang yang entah sejak kapan menjadi partner in crime itu langsung bersorak senang ketika Koraru menyerahkan lembar pendaftaran kepada panitia. Namun, Mizuo yang justru memintanya ikut malah terlihat lemas dan lebih sering melamun daripada biasanya.
Saat ditanya, Mizuo hanya menjawab tidak apa-apa sampai Hara yang kesal menggamit kepala Mizuo dengan lengan kanannya dan menyentil dahi lelaki itu.
"A-apa yang kau lakukan, Yamasashi-san?!" pekik Mizuo kaget bercampur kesal.
Karen yang tampaknya tak terima dengan perlakuan Hara mendorong tubuh sang gadis hingga menubruk bangku Keiji. Beruntung lelaki yang bekerja sebagai model itu tengah tidak ada di tempatnya.
"Benar! Apa yang kau lakukan pada Mizuo-kun, Hara? Beraninya!" Karen merobek kertas di bukunya. Ia menggumpalkannya, kemudian melemparkannya ke wajah Hara. Akan tetapi, gadis itu malah mengambil buku tulis di meja Mizuo dan menangkis bola kertas itu layaknya pemain tenis yang sedang menangkis bola tenis. Mizuo, Karen, bahkan perhatian seisi kelas tersita akibat stance yang dilakukan Hara.
"Kemampuanmu sepertinya meningkat," komentar Koraru pada Hara.
Gadis bertubuh 156 senti dengan rambut bob itu menoleh dan memamerkan cengiran. "Aku berlatih keras, tahu."
Sementara itu, Karen yang tampaknya amat kesal hendak menghajarnya andai Mirai tidak menahan kedua lengan Karen.
Mizuo yang kagum, mengabaikan keributan yang diciptakan Karen dan bertepuk tangan.
"Yamasashi-san hebat! Lebih hebat lagi kalau pakai raket dan bukannya bukuku," kata Mizuo yang bagi Koraru terdengar memuji sekaligus menyindir.
"Ahaha, terima kasih." Hara meletakkan buku tulis Mizuo di meja lelaki itu. "Habisnya, kau ini kenapa, sih? Sedari tadi melamun terus, padahal awalnya kau antusias karena Koraru jadi ikut lomba lari—mau apa kau, Karen." Hara yang semula menatap mata Mizuo, beralih atensi pada Karen.
Mizuo dan Koraru spontan menoleh ke belakang. Namun, gadis berambut ungu terang yang merupakan andalan sekolah dalam perlombaan lari satu prefektur itu sudah duduk kembali di bangkunya. Ia pura-pura memandang ke arah lain sembari mengipasi diri dengan kertas tangan ungu bermotif bunga ume.
"Apa? Aku tidak berbuat apa-apa, lihat," kata Karen takacuh, kemudian kembali mengobrol dengan Mirai dan dua gadis lain.
Kembali ke pembicaraan, Hara melanjutkan, "Kau sedang memikirkan apa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Mizuo menggeleng. "Tidak ada."
Namun, nada bicaranya meragukan. Koraru yakin sekali Mizuo tengah berbohong. Ah, entahlah. Kenapa lelaki itu tidak pandai berbohong.Kemarin-kemarin saat ia bertanya kenapa Mizuo terus-menerus memandang dirinya, lelaki itu mengelak. Sekarang, ia kembali berbohong lagi. Jelas-jelas Mizuo tengah memikirkan sesuatu.
Koraru ingin bertanya lebih lanjut, Hara mendahuluinya."Kau tidak pandai berbohong, tahu?"
"Aku sungguh—"
Bel yang menandakan istirahat kedua berakhir berbunyi. Hara kembali ke bangkunya dengan langkah mengentak. Gadis itu menatap Mizuo tajam lewat celah di bangku Koraru karena ia membungkukkan badannya ke depan.
Koraru hanya bisa mendesah panjang melihat kelakuan kedua temannya itu.
***
Pulang sekolah, Koraru, Mizuo, dan Hara berlatih di sebuah jalanan dekat lapangan yang jarang dilalui kendaraan. Jalan ini cocok untuk berlatih lari 200 meter, menurut Hara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasyKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...