Bab 38 : Semakin Buruk

171 13 2
                                    

Polisi menemukan ransel berwarna hitam tercampak tak jauh dari lokasi Grey ditemukan. Rosaline yang ikut melihat, untuk membantu polisi mengenali ransel,  jelas yakin ransel itu adalah ransel milik Grey, karena terdapat begitu banyak gantungan kunci yang tersemat pada ransel. Tidak hanya Rosaline, Sheila dan Tika juga mengenali ciri khas yang unik dari ransel Grey.

Isi ransel itu sudah lenyap diambil perampok tampaknya, hanya tertinggal satu - dua helai baju kaos. Rosaline tercekat, betapa Grey ternyata sudah bersiap pergi ke Jogja bersama Tristan. Rosaline teringat percakapan Grey dengan Tristan yang didengarnya saat Grey vidcall dengannya tempo hari.

Kenapa mereka tidak jadi ke Jogja? Kenapa Grey berpisah dari Tristan, dan akhirnya terkena musibah perampokan? Apakah ditengah jalan Grey bertengkar dengan Ttistan? Beribu pertanyaan muncul di benak Rosaline

Selain ransel, Polisi juga menemukan kotak cincin terlempar, tak jauh dari ransel. Cincinnya jelas sudah hilang,  tapi surat yang dilipat kecil - kecil masih utuh tersemat dalam kotak cincin. Isi surat itu  membuat air mata Rosaline menetes saat membacanya.

Untuk Rosaline, my princess

Gue gak mau lagi jadi Bestie lo,
gue mau jadi pacar lo.

'Coz I do love you, Ros,
bukan hanya sekedar sayang
Gue ingin milikin lo seutuhnya

Ros, Princess,
Gue udah lama beli cincin ini untuk lo,
so please, bersama cincin ini, I am begging, 
will you be my girl?

G.F

Rosaline mendekap mulutnya, tak kuasa menahan sesak perasaannya. Bahkan Baby Grey udah mempersiapkan diri untuk meminta gue jadi pacarnya, bukan bestie - an lagi.

Hal yang selama ini gak pernah dia ungkapin terang - terangan, selama ini dia terima - terima aja gue panggil bestie. Air mata Rosaline menetes lagi.

Melihat Rosaline menangis, Sheila yang sedari tadi mengiringi, memeluk sahabatnya, berusaha menguatkan.

"Udah, udah, plis jangan nangis. Kita semua ikut mendoakan Grey kok," kata Sheila lembut.

"Iya Ros," Tika ikut memeluk Rosaline. "Lo tau kan Grey tuh anak yang kuat, dia pasti bisa ngelewatin semuanya,"

******

Di lobi rumah sakit, Dokter Aliana menyambut Rosaline yang dari kantor polisi, langsung datang membezuk Grey, bersama Sheila dan Tika. Dokter itu merangkul bahu Rosaline, karena melihat wajah gadis itu begitu murung.

"Lihat, Nak, banyak yang mendoakan Grey dan mengharapkan kembalinya Grey ke tengah - tengah mereka," kata Dokter itu sambil menggedikkan kepala ke arah lobi Rumah Sakit yang dipenuhi anak - anak Panti Asuhan "Sayang Bunda" milik Nadia sepupunya, yang turut datang ke Rumah Sakit setelah mendengar musibah yang menimpa Grey. Bahkan Icha bersama ibunya -  ibu kantin SMA Dewantara, juga datang.  Fangirls Grey, teman sekelas  dan bu Devi wali kelas 11 IPA 1 juga ada. Semuanya. Rosaline sangat terharu melihatnya.

Saat masuk ke ruangan perawatan Grey di ICU, gadis itu duduk di sisi brankar, membelai rambut Grey perlahan.

"Lihat Baby Grey,  betapa banyaknya orang yang menyayangi lo,  mereka semua menunggu lo bangun dan kembali tersenyum ceria untuk mereka. Jadi plis cepat sembuh ya?"

Rosaline menggenggam tangan Grey.

"Gue juga nungguin lo, Baby Grey." Air mata gadis itu meleleh saat mengatakan itu. "Ka - karena  tanpa lo, gue gak kuat, Baby Grey, sungguh, gue gak kuat,"

Rosaline meraba perutnya, meneruskan kata - kata dalam hati. Kandungan gue udah berjalan 4 bulan, Baby Grey, jujur gue gak  sanggup nerima bayi ini, kalo lo gak ada...

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang