Juli 2020
Berulang kali Rosaline menghapus air matanya, setiap kali dia melihat foto Grey, foto masa kecil mereka, air matanya memang selalu meleleh, tanpa bisa dia tahan.
Tak terasa, sudah 3 tahun lamanya dia menunggu kepulangan Grey sahabatnya, tapi jangankan pulang, memberi kabarpun tidak. Baby Grey - nya, seolah menghilang begitu saja, bagai ditelan bumi.
Apa yang terjadi dengan lo, Baby Grey? Gak kangen lo dengan bestie lo ini? Gak ingat lo dengan janji kita, Rosaline - Grey akan selalu bersama selamanya? Rosaline tersedu, membelai foto Grey perlahan. Entah gimana rupa lo sekarang? . A - apakah lo masih gendut? Apakah pipi lo masih chubby? Ah Bulan Mei kemaren lo ultah yang ke 15 kan? Biasanya kita rayain berdua kan? Biasanya kita....
Tet! Tet! Tet!
Suara klakson motor dari depan rumah, membuat Rosaline terjengah. Disusul suara teriakan Reyna memanggilnya, dari depan rumah, kakaknya itu tampak sudah bersiap - siap di atas motor matic - nya. Setiap pagi Reyna memang selalu mengantar Rosaline terlebih dahulu ke sekolah, sebelum akhirnya pergi ke kampus.
"Ros, lo ke sekolah gak sih? Lama amat dandannya?! Gue ada test hari ini di Kampus, tauk! Ntar telat!" Teriak sang Kakak.
"Eh iya kak, iya," Rosaline buru - buru mengambil tas sekolahnya dan tergopoh - gopoh keluar dari kamar, mencium punggung tangan Ayah dan Ibu untuk pamitan.
"Rosaline? Kamu kenapa, Nak?" Tanya ibunya melihat mata Rosaline sembab, karena habis menangis. "Mikirin si Grey sahabatmu lagi?"
Rosaline hanya menunduk malu.
"Jangan sedih terus dong," ibu berujar. "Ya Ibu tau kamu dulu sangat dekat dengan Grey. Ibu juga sangat menyayangkan kepergian sahabatmu yang mendadak itu, padahal Ibu sudah menganggapnya sebagai anggota keluarga karena dulu dia sangat sering bermain ke rumah kita. Tapi yah mau bagaimana? Sekarang kita tidak tau lagi kabar Grey, sejak dia pindah ke Amerika. Kita tidak tau apakah dia akan kembali lagi ke Indonesia atau tidak, sudah 3 tahun, Ros, jangan - jangan sahabatmu itu sudah menetap di sana,"
"Iya Bu," Rosaline menjawab lesu. Ibu menghela nafas, dibelainya rambut Rosaline.
"Tapi sekarang, kamunya tidak boleh terus - terusan sedih dong, angkat wajahmu, belajar terima kenyataaan dan tersenyum, hidupmu harus terus berlanjut walau gak ada Grey kan?" ibu berusaha menghibur. "Lagipula Minggu depan keluarga Argantara sahabat Ayah mau datang kan? Kamu masih ingat kan percakapan dengan Ayah tempo hari? Tentang perjodohan kamu dengan anak Om Argantara?"
"Ah Ibu, Ros kan udah bilang gak mau. Ros sukanya cuma dengan Baby Grey," Rosaline mengangkat wajahnya, sudut bibirnya langsung tertarik ke bawah. "Lagipula Ros gak kenal dengan anaknya Om Argantara,"
"Eh dicoba dulu kenalan. Siapa tau bisa jadi pengganti si Grey," kata Ibu setengah berseloroh.
"Gak mungkin Bu. Baby Grey gak mungkin tergantikan, dia sahabat terbaik Ros!" Protes Rosaline langsung. Ibu tertawa melihat Rosaline menatapnya sambil merengut.
Tet tet tet..
Di luar, terdengar lagi klakson motor Reyna. Ibu mendorong Rosaline.
"Iya, baiklah - baiklah, tidak tergantikan deh Baby Grey - mu, ayo sudah, nanti kita bicara lagi. Sekarang kamu berangkat sekolah dulu. Ini hari pertamamu masuk SMA kan? Itu Kakakmu sudah tidak sabar menunggumu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Grey ( Tamat )
Teen FictionBagi Rosaline, Grey Fernanda Adinegoro sahabat karibnya sejak kecil, adalah cinta pertamanya, cowok yang bertingkah kekanakan dan memiliki type wajah begitu cute dan manis, dengan sepasang mata hazelnya yang indah, dan senyum gigi kelincinya yang R...